Mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam organisasi Desain Siste m Pe ngukuran Sumbe r Daya Manusia se bagai

a. Manusia adalah aset yang memiliki nilai yang dapat ditingkatkan melalui investasi. Dalam human capital, hal ini bertujuan untuk memaksimumkan nilai organisasi dengan mengatur resiko. Jika nilai manusia meningkat, maka kinerja orang menigkat, kapasitas meningkat, dan nilai untuk pelanggan dan stakeholder lain meningkat. b. Kebijakan human capital harus sesuai dengan dukungan visi dan misi organisasi, core value dan tujuan organisasi. Pengembangan human capital disebut dengan the strategic value model yang diawali dengan premis bahwa strategi merupakan pekerjaan setiap orang meliputi susunan nilai dan prioritas yang sesuai dengan tujuan dan tindakan setiap orang. 3. Pengukuran human capital. Pengukuran human capital bukan dimaksudkan untuk menentukan nilai instrisik SDM, melainkan dampak perilaku SDM atas proses-proses organisasional. Pengukuran ini penting dilakukan untuk mengetahui efektivitas strategi yang dijalankan perusahaan terhadap seberapa besar kontribusi karyawan terhadap peningkatan kinerja Endri, 2010. Disamping itu, pengukuran SDM merupakan suatu manajemen kinerja yang sangat penting dan sebagai alat untuk melakukan perbaikan. Menurut Fitz-Enz ROI of Human Capital, 1999, perusahaan yang tidak melakukan pengukuran SDM, maka perusahaan tersebut tidak akan dapat: a. Mengkomunikasikan harapan kinerja yang spesifik

b. Mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam organisasi

c. Mengidentifikasi gap kinerja yang harus dianalisis dan dieliminasi d. Memberikan umpan balik dengan membandingkan kinerja terhadap standar Universitas Sumatera Utara e. Mengetahui kinerja yang harus diberi reward f. Mendukung keputusan berkaitan dengan alokasi sumber daya, proyeksi, dan jadwal. Rancangan ukuran human capital diharapkan dapat memberikan data-data baru dan mampu menunjukkan hasil dengan akurat. Analisis data human capital masuk kedalam manajemen pendidikan dan sistem pelatihan. Organisasi bisnis dapat menilai human capital dari aspek satuan standar akuntansi dalam income statement dan balance sheet. Organisasi pendidikan dapat pula menggunakan analisis ROI untuk mengukur human capital dengan prinsip yang sama. Dalam hal ini pengukuran ROI ditujukan untuk mengukur kinerja personil, sistem data dan informasi yang saling mendukung untuk menghasilkan profitabilitas. Pengukuran human capital lebih menyeluruh dibandingkan pengukuran manajerial dengan pengukuran finansial tradisional, hal ini disebabkan: a. Tanggung jawab manajemen pada saat sekarang adalah informasi yang berdasarkan aktivitas pekerjaan-pekerjaan yang merupakan hal yang perlu disertakan dengan data finansial b. Data finansial menceritakan apa yang telah terjadi c. Apabila ingin memanage masa yang akan datang dari waktu yang lampau, maka perlu indikator.

3.3. Desain Siste m Pe ngukuran Sumbe r Daya Manusia se bagai

Human Capital Agar pengukuran ini dapat berjalan dengan sukses maka diperlukan suatu model yang jelas untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasi selama proses pengukuran. Universitas Sumatera Utara Adapun faktor-faktor dalam merancang system pengukuran SDM sebagai human capital yang akan dievaluasi adalah High Performance Work System, aspek moneter dan aspek efektivitas.

3.3.1. High Performance Work System HPWS

High Performance Work System HPWS adalah unsur-unsur dalam sistem sumber daya manusia yang dirancang untuk memaksimalkan mutu keseluruhan modal manusia organisasi overall quality of human capital throughout the organization Nurman, Konsep Human Resources Scorecard, 2010. Dalam mengukur HPWS diperlukan suatu dasar untuk membangun sumber daya manusia menjadi aset stratejik. HPWS memaksimalkan kinerja karyawan. Setiap pengukuran sistem sumber daya manusia harus memasukkan kumpulan indikasi yang merefleksikan terhadap fokus pada kinerja dari setiap elemen sistem sumber daya manusia. Pengukuran HPWS lebih pada bagaimana organisasi bekerja melalui setiap sumber daya manusia dan menekankan pada orientasi kinerja pada setiap aktifitas. Contoh High Performance Work System : 1. Menghubungkan keputusan seleksi karyawan dengan model kompetensi yang telah dibangun validated competency model untuk mencapai tujuan strategik perusahaan. 2. Mengembangkan strategi-strategi yang memberikan dukungan yang tepat waktu dan efektif mendukung keterampilan yang dituntut untuk implementasi strategi perusahaan. Universitas Sumatera Utara 3. Menetapkan kebijakan manajemen kinerja yang dapat menarik; mempertahankan dan memotivasi karyawan berkinerja tinggi.

3.3.2. Aspek Mone te r

Mengukur sumber daya manusia berdasarkan aspek moneter ini untuk memenuhi kebutuhan akan informasi mengenai SDM dan mempermudah pengambilan keputusan yang berubungan dengan sumber daya manusia. Perusahaan telah mengeluarkan banyak uang untuk merekrut, melatih, serta mengembangkan tenaga kerja. Karena besarnya pengeluaran yang dikeluarkan, maka akan lebih efisien apabila perusahaan memasukkan pengeluaran tersebut sebagai suatu investasi, mengingat kemampuan dari sumber daya manusia itu untuk memberikan manfaat bagi perusahaan dimasa yang akan datang sehingga sebaiknya pengeluaran tersebut harus dikapitalisasi perusahaan. Biaya perekrutan dan biaya pelatihan yang dikeluarkan oleh perusahaan pada saat ini dibebankan sebagai biaya periode berjalan yang dimasukkan ke dalam pos biaya administrasi dan biaya lain-lain. Seharusnya biaya tersebut dikapitalisasi menjadi investasi sumber daya manusia mengingat bahwa biaya-biaya tersebut akan mendatangkan manfaat bagi perusahaan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Biaya-biaya sumber daya manusia yang oleh perusahaan dicatat sebagai bagian dari biaya administrasi dan biaya lain-lain pada periode berjalan akan dipisahkan terlebih dahulu dari pos biaya administrasi dan biaya lain-lain, dan kemudian dicatat sebagai aktiva sumber daya manusia. Universitas Sumatera Utara Setelah biaya sumber daya manusia dikapitalisasi dan dicatat sebagai aktiva sumber daya manusia. Nilai aktiva sumber daya manusia harus diamortisasi untuk menunjukkan berapa yang menjadi beban periode sekarang dan berapa yang akan dibawa periode mendatang sebagai aktiva. Petunjuk dasar dalam mengamortisasi aktiva sumber daya manusia adalah mengamortisasi masa manfaat yang diharapkan atau yang diperkirakan. Pengukuran ini terdiri dari 2 kategori yaitu: 1. Return on investment ROI ROI adalah suatu ukuran dalam bentuk keuntungan moneter yang diperoleh oleh suatu organisasi setelah jangka waktu tertentu sebagai timbal balik terhadap investasi yang dilakukan perusahaan Carr, 1999. Dan hasil dari perhitungan ROI yang telah dikapitalisasi akan dibandingkan dengan ROI yang tidak melakukan kapitalisasi terhadap biaya tersebut untuk melihat perbedaan yang terjadi. Adapun rumus dari return on investment adalah sebagai berikut: ROI = Aset Total Laba Untuk ROI yang dikapitalisasi, laba perusahaan akan bertambah sebesar biaya sumber daya manusia dan total aset juga akan bertambah sebesar biaya sumber daya manusia. Universitas Sumatera Utara 2. Economic Value Added EVA Economic Value Added EVA memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan. Economic Value Added EVA merupakan ukuran terbaik untuk proses, karena EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau stategi manajemen. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan hanya akan memberi aktivitas yang menambah nilai dan membuang aktivitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan. Diharapkan pemilik perusahaan dapat mendorong manajemen untuk mengambil tindakan atau strategi yang value added karena hal ini memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan baik. Economic Value Added membantu manajemen dalam hal menetapkan tujuan internal perusahaan supaya tujuan berpedoman pada implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek saja. 7 7 Burns, Alvin C and Bush R.F. 2000. Marketing Research. 3 th ed. En glewood Cliff, New Jersey: Prentice-Hall. Manajemen dapat melakukan banyak hal untuk menciptakan nilai tambah tetapi pada prinsipnya EVA akan menigkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut Utomo, 1993:37 antara lain: 1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal 2. Menginvestasikan modal baru kedalam proyek yang mendapat Return lebih besar dari biaya modal yang ada. 3. Menarik modal dari aktifitas-aktifitas usaha yang tidak menguntungkan. Universitas Sumatera Utara Laba operasi perusahaan dapat ditingkatkan tanpa adanya tambahan modal, berarti manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Selain itu dengan berinvestasi ke proyek-proyek yang menerima return lebih besar daripada biaya modal cost of capital yang digunakan berarti manajemen hanya mengambil proyek yang bermutu dan meningkatkan nilai perusahaan. EVA juga mendorong manajemen untuk berfokus pada proses dalam perusahaan yang menambah nilai dan mengeliminasi aktivitas atau proses yang tidak menambah nilai. Economic Value Added dapat ditentukan sebagai berikut: EVA = NOPAT – WACC x TA Keterangan: NOPAT = Net Operating Profit After Taxes WACC = Weighted Average Cost of Capital TA = Total aset total modal yang diinvestasikan Berdasarkan rumus diatas, terlihat bahwa EVA meningkat, dan nilai tambah diciptakan ketika sebuah perusahaan dapat mencapai yang berikut ini: 1. Meningkatkan pengembalian atas modal yang ada. Jika NOPAT meningkat sedangkan WACC dan modal yang diinvestasikan tetap, EVA meningkat. 2. Pertumbuhan yang menguntungkan. Ketika sebuah investasi diharapkan mendapat pengembalian lebih besar dari WACC, nilai diciptakan. 3. Pelepasan dari aktivitas-aktivitas yang memusnahkan nilai. Modal yang iinvestasikan menurun ketika sebuah bisnis atau divisi dijual atau ditutup. Jika Universitas Sumatera Utara penggunaan modal lebih mengganti kerugian dengan meningkatkan perbedaan NOPAT dan WACC, EVA meningkat. 4. Pengurangan biaya modal. Untuk penjelasan lebih lanjut dapat dilihat sebagai berikut: a. Net Operating Profit After Taxes NOPAT Net Operating Profit After Taxes atau laba operasi bersih setelah pajak merupakan sejumlah laba perusahaan yang akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utang dan tidak memiliki aset finansial. NOPAT data dihitung dengan menggunakan rumus Sartono, 2001:100 NOPAT = EBIT 1-Tarif Pajak Earning Before Interest and Taxes EBIT merupakan laba perusahaan sebelum pajak dikurangi dengan beban bunga. b. Weighted Average Cost of Capital WACC Weighted Average Cost of Capital WACC atau biaya modal rata-rata tertimbang adalah biaya ekuitas dalam hal ini dapat menggunakan ROE dan biaya hutang masing-masing dikalikan presentasi ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan. Adapaun rumus untuk menghitung WACC adalah Prawiranegoro Purwanti, 2008 : 35: Keterangan: - Debt merupakan kewajiban jangka panjang perusahaan - Equity merupakan jumlah ekuitas perusahaan - Cost of Debt merupakan tarif yang dibayar perusahaan untuk memperoleh tambahan hutang baru jangka panjang di pasar sekarang, mengingat adanya biaya hutang Universitas Sumatera Utara Ekuitas n penghasila pajak setelah Laba bunga dibayar sebelum perusahaan memperhitungkan pajak penghasilan. Cost of debt ini dapat dihitung dengan cara: Cost of debt = Panjang Jangka Kewajiban Bunga Biaya - Return on Equity ROE dapat dihitung dengan cara: ROE = c. Modal yang diinvestasikan Menurut Young O’byrne 2001:39 modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, passive tidak menanggung bunga seperti utang, upah yang akan jatuh tempo, dan pajak yang akan jatuh tempo. Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah sekuitas pemegang saham, dan kewajiban jangka panjang. Modal yang diinvestasikan = Kewajiban jangka panjang + Ekuitas pemegang saham Perusahaan apabila memiliki nilai EVA yang positif, maka dapat dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaan telah mampu menciptakan nilai tambah bagi perusahaannya, sebaliknya apabila EVA negatif, dinamakan distructing

3.3.3. Aspek Efektivitas

Merupakan pengembangan dari fungsi SDM yang dapat membantu perusahaan untuk menghasilkan kompetensi yang diinginkan dalam menjalankan perusahaan secara efektif. Namun hal ini bukan berarti perusahaan harus melakukan penghematan dan tidak memperhatikan hasil pekerjaan. Universitas Sumatera Utara Aspek efektivitas ini menyediakan sebuah diagnostik terfokus untuk menentukan solusi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas SDM. Didalam organsasi. Setelah strategi baru diidentifikasi dan diterapkan, siklus pengukuran dimulai lagi Gail Evans, 2007. Pengukuran aspek ini terdiri dari 3 kategori Flitz-End, ROI of Human Capital, 1999, yaitu: 1. Revenue per Employee Rasio antara SDM dan finansial diukur dengan revenue per employee. Ukuran ini mengukur bagaimana karyawan dapat memberikan kontribusi finansial berupa jumlah penjualan. 2. Human Capital Cost Factor HCCF Human Capital Cost Factor sebagai acuan ukuran dasar dari produktivitas karyawan dengan menganalisis berapa banyak biaya yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah penjualan. HCCF = Remunerasi + Contingensi temporer + Turnover Dimana : Cost Facot CF dapat dihitung dengan cara = Remunerasi + Contingensi + Turnover 3. Human Capital Value Added HCVA Menunjukkan berapa banyak value added dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human capital terhadap value added organisasi. HCVA = HC VA Universitas Sumatera Utara Dimana: Value Added VA dapat dihitung dengan cara = total penjualan dan pendapatan lain – beban penjualan dan biaya lainselain beban karyawan. Human capital merupakan biaya karyawan yang terdiri dari gaji, benefit, tunjangan, pengembangan sdm, rekrutmen. 4. Human Capital Return on Investment HCROI Ukuran ini diperoleh dengan membandingkan pendapatan ditambah biaya karyawan terhadap biaya karyawan. Ukuran ini dirumuskan menjadi: HCROI = Cost Employment Cost Employment ofit Operating Pr + Dimana: - Operating Profit merupakan laba perusahaan. - Employment Cost merupakan biaya karyawan yang terdiri dari gaji, benefit, tunjangan, pengembangan sdm, rekrutmen. Berdasarkan rumusan diatas, nilai rasio ini berarti kemampuan perusahaan untuk menutupi pengeluaran. Setiap satu rupiah yang diinvestasikan dalam human capital dapat mengembalikan berapa rupiah. Universitas Sumatera Utara BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Pe ne litian