BAB III METODE PENELITIAN 49
3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 49
3.1.1 Lokasi Penelitian 49
3.1.2 Waktu Penelitian 49
3.2 Subjek Penelitian 49
3.3 Jenis Penelitian 49
3.4 Instrumen Penelitian 50
3.5 Sumber Data 51
3.6 Prosedur Pengumpul Data 52
3.6.1 Observasi 52
3.6.2 Tes 53
3.6.3 Wawancara 54
3.7 Validasi Data 55
3.8 Teknik Analisis Data 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 59
4.1 Gambaran Umum Kesalahan Siswa Dalam Menyelsaikan Tes 59
4.1.1 Gambaran Kesalahan Siswa Berdasarkan Hasil Tes 55
4.1.2 Analisis Lembar Jawaban Siswa dan Hasil Wawancara 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102
5.1 Kesimpulan 102
5.2 Saran 103
DAFTAR PUSTAKA 104
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Alat Bantu Penyelesaian Soal 41
Tabel 2.1 Tabel Kesalahan Menyelesaikan Soal 95
Tabel 2.2 Tabel penyebab kesalahan Menyelesaikan Soal 95
Tabel 3.1 Tabel Hasil Tes Siswa 118
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Skema Penyelesaian Soal Cerita 31
Gambar 1.2. Skema Langkah-langkah Penyelesaian Soal 39
Gambar 1.3. Grafik Penyelesaian 43
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Kisi-kisi Tes
106 Lampiran 2 Instrumen Tes
107 Lampiran 3 Kunci Jawaban Tes
110 Lampiran 4 Lembar Wawancara
116 Lampiran 5 Tabel Hasil Tes Siswa
118 Lampiran 6 Dokumentasi
119
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan
dapat mengubah pola pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek kehidupan ke arah peningkatan kualitas diri. Pada
pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan yang akan dicapai karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan
merupakan tolak ukur dari keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional disesuaikan dengan tuntutan pembangunan
dan perkembangan Bangsa Indonesia sehingga tujuan pendidikan bersifat dinamis. Pendidikan matematika itu sendiri memiliki peran yang sangat penting karena
matematika adalah ilmu dasar yang digunakan secara luas dan berbagai bidang kehidupan. Melalui pembelajaran matematika siswa diharapkan dapat
menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, logis, sistematis, cermat, efektif, dan efisien dalam memecahkan masalah.
Adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan
negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk membangun bangsa. Oleh karena itu, kita
seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang
pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber
daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
2 Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah
masalah efektifitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan
khusus dalam dunia pendidikan yaitu: rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya
kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, mahalnya biaya pendidikan.
Matematika memainkan peranan yang sangat penting dalam mengantar pemikiran manusia kepada suatu logika berpikir interdisipliner yang sekarang
telah menjadi pendekatan yang ampuh untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting.
Freudenthal dalam Turmudi, 2009 menyatakan bahwa matematika adalah aktifitas kehidupan manusia. Ada banyak alasan tentang perlunya belajar
matematika.Cornelius dalam Abdurrahman, 2009mengemukakan: “Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan
1 sarana berpikir yang jelas dan logis, 2 sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3 sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi
pengalaman, 4 sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5 sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya
”.
Sejalan dengan Cornelius, Cockroft dalam Abdurrahman, 2009 mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : 1 selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; 2 semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan; 6 memberikan
kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”. Salah satu kemampuan siswa yang dianggap rendah menurut guru dan
kebanyakan siswa adalah kemampuan dalam menyelesaikan soal uraian matematika berbentuk cerita. Soal cerita memang jarang digunakan, karena hanya
pada pokok bahasan tertentu saja yang evaluasi pembelajarannya menggunakan