54 Dari hasil tes, peneliti dapat melihat kesulitan-kesulitan yang dilakukan oleh
siswa dalam menyelesaikan masalah tentang materi Program Linier. Namun untuk mengetahui penyebabnya, hasil tes belum cukup sehingga dilanjutkan ke tahap
wawancara.
3.6.3. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui penyebab-penyebab kesulitan siswa dalam menerjemahkan dan menyelesaikan soal cerita ke dalam model
matematika serta altenatif penanggulangannya. Pedoman wawancara yang digunakan penulis adalah:
1. Wawancara dilakukan terhadap siswa yang salah mengerjakan sehingga
dengan mewawancarainya akan diketahui penyebab kesulitannya. 2.
Pertanyaan yang diajukan terhadap siswa adalah sesuai dengan kesulitan yang dialaminya dalam mengerjakan soal tersebut yang berhubungan dengan
memahami, menerjemahkan dan menyelesaikan soal cerita ke dalam model matematika dan menyimpulkan jawaban akhir pada materi Program Linier.
3. Wawancara tidak dilakukan terhadap semua siswa yang melakukan tes
tertulis tetapi beberapa subjek yang dipilih berdasarkan banyak, variasi, dan keunikan kesulitan. Subjek wawancara tersebut dipilih karena dianggap dapat
memberikan lebih banyak informasi yang dibutuhkan peneliti bila dibandingkan siswa yang tidak dipilih sebagai sampel.
Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara bersifat terbuka openended. Jenis wawancara ini dikemukakan oleh Moleong 2006:188 yaitu,
urutan materi yang ditanyakan dan cara penyajian sama untuk setiap responden, sehingga keluwesan pertanyaan pendalaman terbatas dan bergantung pada situasi
dan kecakapan pewawancara. Kegiatan wawancara ini, dilakukan terhadap siswa bertujuan untuk menjaring data kualitatif. Untuk menjaring data yang sesuai
dengan yang diinginkan, peneliti membuat catatan hasil wawancara dan merekam pembicaraan selama wawancara berlangsung. Untuk menghindari kecemasan dan
55 keraguan siswa yang diwawancarai, peneliti melakukan beberapa kegiatan
sebelum wawancara dimulai, antara lain: a.
Peneliti melakukan pengajaran di kelas tersebut dengan materi lanjutan terlepas dari materi Program Linier, dan selama mengajar di kelas peneliti
ditemeni oleh guru yang mengajar di kelas tersebut. Hal ini dilakukan dengan maksud agar siswa tidak merasa malu, segan dan lainnya selama kegiatan
wawancara berlangsung. b.
Peneliti dengan subjek terpilih mengadakan pertemuan dengan maksud memberi penjelasan tentang kegiatan wawancara, antara lain: 1 wawancara
ini bukan semacam tes lisan dan tidak mempengaruhi penilaian guru, 2 saya peneliti mengharapkan siswa dapat memberikan keterangan yang benar dan
apa adanya, 3 bahasa yang digunakan dalam wawancara adalah bahasa komunikasi, artinya kamu siswa tidak usah segan
–segan mengatakan apa yang hendak dikatakan, dan 4 berdasarkan musyawarah yang didasari
dengan berbagai pertimbangan ditentukan jadwal dan tempat kegiatan wawancara.
Kesulitan yang terdapat pada lembar jawaban siswa merupakan pedoman untuk melakukan wawancara kepada siswa bersangkutan. Hasil wawancara
dianalisis untuk menemukan letak dan penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan tes. Pada wawancara, menyuruh atau meminta siswa bekerja harus
sesuai dengan kesulitan yang dilakukan siswa dan bertujuan untuk mengungkapkan letak atau penyebab kesulitan yang dilakukan siswa.
3.7. Validasi Data
Salah satu cara untuk memperoleh keabsahan data pada penelitian kualitatif adalah dengan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu Moloeng,
2006: 330. Trianggulasi data merupakan proses menemukan kesimpulan dari berbagai
sudut pandang dengan melakukan berbagai sudut pandang dengan melakukan