Rini Nuraeni, 2014 Pengaruh pola asuh orang tua dimoderasi regulasi diri terhadap hubungan interpersonal
pada anak didik pemasyarakatan ANDIKPAS di lembaga pemasyarakatan LAPAS anak Kelas III Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
40
3.4.3 Hubungan Interpersonal Variabel Dependen
Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua orang atau lebih dan memiliki ketergantungan satu sama lain serta
menggunakan pola interaksi yang konsisten Sarwono, 2009. Berdasarkan teori yang dikemukakan Schuzt Sarwono, 2004 tentang Fundamental
Interpersonal Relationship Orientation FIRO diketahui bahwa terdapat beberapa aspek yang memengaruhi interaksi individu.
Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: a.
Inklusi Inklusi atau biasa disebut keikutsertaan. Inklusi merupakan
kebutuhan untuk berkontribusi atau berguna bagi kelompok. Pada aspek ini, terdapat kecenderungan individu untuk
dijadikan tempat berkonsultasi atau sandaran saat melakukan interaksi dengan orang lain. Bahkan individu bisa melakukan
pengucilan pada dirinya sendiri. b.
Kontrol Kebutuhan pribadi untuk mengendalikan atau berkuasa saat
melakukan relasi interpersonal. Dalam aspek ini, individu merepresentasikan diri sebagai pribadi yang memiliki pengaruh
dalam penentuan sikap rekan lainnya. c.
Afeksi Afeksi merupakan kebutuhan seseorang dengan lingkungan
sosial dalam bentuk kedekatan dan kasih sayang. Kebutuhan
yang mendasarinya adalah hasrat untuk disukai dan dicintai.
Secara operasional, hubungan interpersonal adalah kemampuan untuk melakukan interaksi antara dua orang atau lebih yang cenderung
positif atau negatif. Dalam penelitian ini, berkaitan dengan pengukuran kualitas interaksi yang diperoleh melalui penghitungan jumlah skor yang
didapat dari semua hasil penjumlahan 3 dimensi dalam variabel ini. Hubungan interpersonal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Rini Nuraeni, 2014 Pengaruh pola asuh orang tua dimoderasi regulasi diri terhadap hubungan interpersonal
pada anak didik pemasyarakatan ANDIKPAS di lembaga pemasyarakatan LAPAS anak Kelas III Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
41
hubungan interpersonal yang terjadi pada andikpas di LAPAS. Semakin tinggi skor hubungan interpersonal, maka menunjukkan kemampuan
hubungan interpersonal andikpas di LAPAS yang cenderung positif. Sebaliknya, semakin rendah skor hubungan interpersonal, maka
kemampuan subjek dalam menjalin hubungan interpersonal di LAPAS cenderung negatif.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa pemberian kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan suatu set pernyataan mengenai
pola asuh, regulasi diri, dan hubungan interpersonal melalui penurunan konsep teori menjadi indikator Cozby Bates, 2011. Bentuk kuesioner yang diberikan
adalah pernyataan tertutup. Pemberian kuesioner dilakukan secara langsung kepada subjek penelitian yaitu Andikpas Anak Didik Pemasyarakatan Kelas III
Bandung. Kuesioner berisi sejumlah pernyataan yang harus dijawab oleh subjek dimana terdiri dari beberapa pilihan. Subjek diharuskan untuk memilih salah satu
jawaban yang paling sesuai dengan dirinya. Sebelum mengumpulkan data, peneliti akan menjelaskan tentang kerahasiaan data subjek dan instruksi atau tata
cara pengisian kuesioner.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan 3 jenis alat ukur dalam penelitian ini, yaitu satu alat ukur hubungan interpersonal, satu alat ukur pola asuh orang tua, dan satu alat ukur
regulasi diri. Pengembangan instrumen dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun indikator variabel penelitian, menyusun kisi-kisi instrumen, melakukan
uji coba, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.