4.4. Analisis Multivariat
4.4.1 Seleksi Bivariat
Dari hasil analisis bivariat, variabel yang memenuhi syarat untuk masuk pemodelan multivariat dengan p value 0,25 adalah kebersihan kulit, kebersihan
tangan, kebersihan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan handuk, ketersediaan air bersih, kebersihan tempat tidur, kebersihan kamar tidur, keberadaan hewan,
pencahayaan, kelembaban, ventilasi, dan kepadatan penghuni kamar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.26. berikut ini:
Tabel 4.26. Analisis Variabel yang Masuk dalam Uji Regresi Logistik Berganda Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Skabies pada Anak Usia
Sekolah di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Variabel
P value
Kebersihan kulit 0,002
Kebersihan tangan 0,003
Kebersihan kaki 0,073
Kebersihan pakaian 0,008
Kebersihan handuk 0,005
Ketersediaan air bersih 0,003
Kebersihan tempat tidur 0,004
Kebersihan kamar tidur 0,029
Keberadaan hewan 0,141
Pencahayaan 0,039
Kelembaban 0,003
Ventilasi 0,000
Kepadatan penghuni kamar 0,009
p value 0,25 4.4.2. Pemodelan Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat beberapa variabel yang secara bersama-sama berpengaruh terhadap kejadian skabies. Pada penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
dipergunakan uji regresi logistik ganda multiple logistic regression untuk mencari faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian skabies pada anak usia sekolah
di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Adapun tahapan analisis multivariat sebagai berikut:
a. Melakukan pemilihan variabel yang potensial untuk dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih atau yang dianggap bermakna adalah variabel yang
mempunyai nilai p lebih kecil dari 0,25 p0,25. b. Pembuatan model faktor risiko kejadian skabies, variabel yang akan dimasukkan
di dalam model adalah variabel yang mempunyai nilai p lebih kecil dari 0,05. Dalam penelitian ini ada 13 variabel yang diduga berpengaruh terhadap
kejadian skabies yaitu: kebersihan kulit, kebersihan tangan, kebersihan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan handuk, ketersediaan air bersih, kebersihan tempat
tidur, kebersihan kamar tidur, keberadaan hewan, pencahayaan, kelembaban, ventilasi, dan kepadatan penghuni kamar.
Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan yang memengaruhi kejadian skabies. Dalam
pemodelan ini semua kandidat dicobakan secara bersama-sama, kemudian variabel yang nilai p-value 0,05 akan dikeluarkan. Hasil uji regresi logistik berganda tahap
pertama dapat dilihat pada tabel 4.27 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.27. Langkah Pertama Regresi Logistik Ganda Pengaruh Personal
Hygiene dan Sanitasi Lingkungan terhadap Kejadian Skabies pada Anak Usia Sekolah di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2013 Variabel Independen
Nilai B Exp
B Nilai
p 95 C.l.for Exp B
Lower Upper
Kebersihan kulit -1.221
1.068 0,295
1,296 12,432
Kebersihan tangan -1.018
2.220 0,361
1,543 12,303
Kebersihan kaki -1.289
2.120 0,123
2,123 10,245
Kebersihan pakaian -.134
1.903 0,874
2,044 8,321
Kebersihan handuk -.686
1.328 0,504
1,212 9,532
Ketersediaan air bersih .259
2.734 1.296
1,231 15,432
Kebersihan tempat tidur -1.290
1.068 0,275
1,212 10,231
Kebersihan kamar tidur -1.120
1.107 0,326
1,007 7,231
Kepemilikan hewan peliharaan
-1.125 1.897
0,075 2.123
7.345 Pencahayaan rumah
-1.004 2.123
0,366 1,213
7,654 Kelembaban rumah
1.485 4.813
0,004 1,166
16,696 Luas ventilasi
1.564 4.179
0,000 1,434
15,923 Kepadatan penghuni
kamar 1.501
4.284 0,006
1,241 16,204
Constant 14.812
.000 Berdasarkan tabel 4.27 di atas dapat diketahui bahwa terdapat sepuluh
variabel yang dikeluarkan dari analisis uji regresi logistik berganda karena mempunyai nilai p 0,05 yaitu kebersihan kulit, kebersihan tangan, kebersihan kaki,
kebersihan pakaian, kebersihan handuk, ketersediaan air bersih, kebersihan tempat tidur, kepemilikan hewan peliharaan, kebersihan kamar tidur, dan pencahayaan.
Variabel independen yang masuk ke dalam kandidat model yaitu variabel luas ventilasi dengan nilai p = 0,000 95 CI=1,166-16,696, kepadatan penghuni kamar
dengan nilai p = 0,005 95 CI=1,434-15,923, dan kelembaban rumah dengan nilai p = 0,009 95 CI=1,241-16,204 berpengaruh terhadap kejadian skabies pada anak
Universitas Sumatera Utara
usia sekolah di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Hasil analisis uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan
memengaruhi kejadian skabies di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang adalah variabel luas ventilasi, dengan nilai B = 4,813. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel 4.28 berikut ini:
Tabel 4.28. Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Ganda Pengaruh Luas Ventilasi, Kepadatan Penghuni Kamar, dan Kelembaban Rumah terhadap Kejadian
Skabies pada Anak Usia Sekolah di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
Variabel Independen Nilai B
Nilai p
Exp B 95 C.l.for Exp B
Lower Upper
Luas ventilasi 1,485
0,000 4,813
1,166 16,696
Kepadatan penghuni kamar 1,501
0,005 4,284
1,434 15,923
Kelembaban rumah 1,564
0,009 4,179
1,241 16,204
Constant -1,497
0,000 Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda tersebut dapat ditentukan
model persamaan regresi logistik berganda yang dapat menafsirkan variabel independen yaitu luas ventilasi, kepadatan penghuni kamar, dan kelembaban rumah
terhadap kejadian skabies pada anak usia sekolah di Kecamatan Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1 P =
1 + e
– α + β
1 X
1 + β
2 X
2 + β
3 X
3
Keterangan: P
= Probabilitas kejadian skabies α
= Konstanta e
= Bilangan natural 2,71828 β
1
– β
3
X = Koefisisen regresi
1
= Luas ventilasi, koefisien regresi 1,485
Universitas Sumatera Utara
X
2
X = Kepadatan penghuni kamar, koefisien regresi 1,501
3
X = Kelembaban rumah, koefisien regresi 1,564
1
= X
2
= X
3
=1, karena variabel tersebut berisiko untuk terjadinya skabies 1
P = 1 + e
–[-1,497 + 1,485X
1 + 1,501X
2 + 1,564X
3
]
1 P =
1 + 2,71 1
–[-1,497 + 1,4851 + 1,5011 + 1,5641]
P = 1 + 2,71
1
–3,049
P = 1,047
P = 0,955 = 95,5 Dengan demikian, rumah tangga dengan kondisi luas ventilasi, kepadatan
penghuni kamar, dan kelembaban rumah yang tidak memenuhi syarat, maka mempunyai probabilitas kejadian skabies sebesar 95,5.
4.5. Population Attribute Risk PAR