2.4. Anak Usia Sekolah
Menurut UU No 20 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, anak usia sekolah adalah usia 4 tahun sampai dengan usia 18 tahun dan yang belum menikah. Batas usia
anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik, psikososial, perkembangan anak dan karakteristik kesehatannya. Pembagian golongannya adalah taman kanak-
kanak usia 4-6 tahun, sekolah dasar 7-12 tahun, dan sekolah lanjutan remaja 13- 18 tahun.
Anak usia sekolah mempunyai ciri pertumbuhan sangat cepat, sangat aktif, masa pertumbuhan otak, sehingga harus mendapatkan kebutuhan fisik dan psikis
yang tepat. Namun, banyak masalah kesehatan yang kerap timbul pada anak usia sekolah. Lingkungan fisik yang buruk dengan sanitasi lingkungan dan sosial ekonomi
yang jelek, diperberat dengan perilaku keluarga dan anak sendiri yang tidak baik membuat keterpaparan anak terhadap berbagai jenis penyakit semakin mudah terjadi.
Permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak usia sekolah antara lain:
1 Penyakit Menular Sekolah adalah tempat yang paling penting guruku; sekaligus sebagai tempat
sumber penularan penyakit infeksi pada anak sekolah. Penyakit menular yang kerap terjadi antara lain demam berdarah dengue, skabies, campak, cacar air, diare,
dan lain-lain. 2 Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular juga dapat terjadi pada anak usia sekolah, penyakit yang sering terjadi adalah alergi, karena banyak organ tubuh anak yang masih
hipersensitif terhadap zat atau benda tertentu.
Universitas Sumatera Utara
3 Gangguan Pertumbuhan Penyebab gangguan pertumbuhan diantaranya adalah kurangnya asupan gizi dan
adanya penyakit infeksi yang diderita oleh anak. Penyebab yang jarang adalah ketidaknormalan kromosom seperti down syndrome dan turner’s syndrom,
gangguan sistem organ besar seperti jantung, otak, dan lain-lain, ketidaknormalan sistem hormon, dan lain-lain.
4 Gangguan Perkembangan dan Perilaku Anak Usia Sekolah Gangguan perkembangan dan perilaku anak usia sekolah yang banyak terjadi
adalah penolakan sekolah, gangguan belajar, hiperkinetik atau gangguan motorik berlebihan, gangguan koordinasi dan keseimbangan, gangguan konsentrasi,
impulsif melakukan aktifitas yang membahayakan, gangguan emosi, gangguan depresi, autism, dan attention deficit hyperactive disorders gangguan pemusatan
perhatian Suyatno, 2010.
2.5. Landasan Teori