87 yang dicapai pada tindakan siklus II. Refleksi tersebut dilakukan bersama
guru sebagai kolaborator untuk mengevaluasi hasil belajar, setelah dilakukan tes formatif dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan
model pembelajaran aktif tipe ikhtisar siswa. Hasil tes siklus II menunjukkan seluruh 29 siswa sudah mencapai nilai KKM 70. Nilai
rata-rata pada tes siklus II mencapai 83.10 dengan persentase jumlah siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai KKM sebesar 100.
Sementara dalam proses pembelajaran aktivitas guru mencapai 91.67 dan aktivitas siswa mencapai 76.43.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran aktif tipe ikhtisar
siswa telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bumi dan alam semesta. Hal itu ditandai dengan nilai seluruh 29 siswa sudah
mencapai nilai KKM 70, meningkatnya skor aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran aktif tipe
ikhtisar siswa. Oleh karena itu peneliti bersama kolaborator memutuskan untuk mengakhiri penelitian sampai pada siklus II.
B. Pembahasan
Gorys Keraf dalam Olivia 2009:29 mengemukakan bahwa dengan meringkas atau mengikhtisar berguna untuk mengembangkan ekspresi serta
menghemat kata. Latihan membuat ringkasan akan mempermudah dalam memahami isi karangan, mempertajam daya kreasi, dan konsentrasi. Menurut
88 Melvin L Silberman 2014: 263 strategi ikhtisar dapat memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengikhtisarkan apa yang telah mereka pelajari dan untuk menyajikan kepada siswa lain. Siswa didorong untuk merekapitulasi
apa yang telah dipelajari dengan cara mereka sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan
menggunakan model pembelajaran aktif tipe ikhtisar siswa pada siswa kelas V SD Negeri Wonosari IV Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Dari
analisis yang telah dilakukan ternyata hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini telah terbukti benar bahwa penggunaan model pembelajaran aktif tipe
ikhtisar siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Wonosari IV Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan hasil
observasi guru pada siklus I dan II, dapat dilihat bahwa aktivitas guru telah meningkat. Pada pertemuan I-III siklus I aktivitas guru persentasenya 76.38,
kemudian pada pertemuan I-III siklus II meningkat menjadi 91.67. Berdasarkan hasil observasi siswa pada siklus I dan II, dapat dilihat bahwa
aktivitas siswa pada siklus II meningkat dibanding pada siklus I. Pada pertemuan I-III siklus I aktivitas siswa persentasenya 71.91, kemudian pada
pertemuan I-III siklus II meningkat menjadi 76.43. Data hasil penelitian pada kondisi awal menunjukkan bahwa peningkatan
hasil belajar siswa dari rata-rata pratindakan sebesar 68,48 dengan 12 dari 29 siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 41.37, kemudian pada siklus I
meningkat menjadi 73,27 dengan 24 dari 29 siswa yang hasil belajarnya
89 mencapai KKM 82.75, dan pada siklus II menjadi 83,10 dengan seluruh 29
siswa hasil belajarnya mencapai KKM 100. Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa
penggunaan model pembelajaran aktif tipe ikhtisar siswa telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa aspek kognitif dengan ketuntasan belajar
100. Berdasarkan pembahasan hasil tindakan siklus I dan II, maka dapat
dikatakan bahwa,
hipotesis penelitian tindakan penggunaan model
pembelajaran aktif tipe ikhtisar siswa telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Wonosari IV Kecamatan Wonosari
Kabupaten Gunungkidul. Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Wonosari IV
Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul.
90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN