24 b.
Fase 2: Menyajikan informasi Dalam fase ini guru menyampaikan penjelasan tentang materi yang
dipelajari, yakni bumi dan alam semesta. c.
Fase 3 : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok Dalam fase ini guru membagi siswa menjadi 7 kelompok. Masing-
masing kelompok terdiri dari 4-5siswa. Kelompok 1 terdiri dari 5 siswa dan kelompok 2-7 terdiri dari 4 siswa.
d. Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Dalam fase ini guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas kelompok.
e. Fase 5 : Evaluasi
Dalam fase ini guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi, guru mengevaluasi hasil kerja siswa secara berkelompok.
f. Fase 6 : Memberikan penghargaan
Dalam fase ini guru bersama siswa lain memberikan penghargaan bagi kelompok yang tampil mempresentasikan hasil karyanya
dengan memberikan tepuk tangan.
d. Karakteristik Model Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif
itu penuh
semangat, hidup,
giat, berkesinambungan, kuat, dan efektif. Pembelajaran aktif melibatkan
pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami Pat Hollingsworth
Gina Lewis, 2008.
25 Menurut Bonwell dalam Suyadi 2013: 36-37 Pembelajaran aktif
memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: a.
Menekankan pada proses pembelajaran, bukan pada penyampaian materi oleh guru. Selama proses pembelajaran, siswa tidak pasif dan
sekedar mendengarkan penjelasan dari guru. Proses pembelajaran tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa.
Siswa diberi kesempatan untuk aktif melakukan sesuatu sehingga membuat pembelajaran menjadi bermakna.
b. Siswa diberi kesempatan untuk aktif mengerjakan sesuatu yang
berkaitan dengan materi pembelajaran. Aktif dalam konteks ini merupakan upaya penanaman nilai tanggung jawab. Pembelajaran
tidak sekedar teori namun dengan praktik. Teori-teori yang telah dipelajari dipraktikkan oleh siswa, sehingga mempunyai kesempatan
untuk membuktikan teori yang telah dipelajari. Nilai tanggung jawab terdapat pada kesempatan dimana siswa mempertanggung jawabkan
teori yang dipelajarinya dengan membuktikan teori dengan praktek. c.
Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini siswa berhak memilih
materi yang sesuai dengan pandangan hidupnya atau menolak yang tidak sesuai. Siswa diberi kesempatan untuk memilih karena guru
menganggap siswa sebagai manusia dewasa. Pola pembelajaran ini merupakan proses pembentukan sikap secara matang. Siswa
dianggap sebagai pribadi yang sudah matang.
26 d.
Siswa dituntut untuk berpikir kritis, menganalisi dan melakukan evaluasi daripada sekedar menerima teori dan menghafalnya. Siswa
diberi kesempatan untuk melakukan praktek lalu menganalisis dan melakukan evaluasi. Dengan begitu siswa akan memperoleh
pengalaman secara langsung dalam membuktikan teori. e.
Pembelajaran yang dialogis, secara tidak langsung membentuk karakter peserta didik yang demokratis, pluralis, menghargai
perbedaan pendapat, inklusif, terbuka dan humanitas tinggi. Dengan pembelajaran dialogis, siswa menjadi aktif berbicara untuk
mengemukakan pendapatnya. Antara guru dan siswa saling terbuka dalam mengemukakan pendapatnya pembelajaran di kelas.
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam pembelajaran aktif lebih menekankan pada proses pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk aktif berpikir dan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran. Selama proses pembelajaran, guru tidak
mentransfer ilmu, tetapi guru hanya sekedar mengarahkan siswa yang untuk aktif memperoleh ilmu pengetahuan. Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok. Ketika siswa aktif bekerja dalam kelompok akan nampak sikap-sikap ilmiah dari siswa, seperti
sikap bekerjasama, bertanggungjawab, dan menghargai perbedaan pendapat. Dalam pembelajaran aktif, siswa dituntut untuk selalu aktif
berpikir dan melakukan sesuatu yang dapat menjadikan pembelajaran menjadi bermakna bagi dirinya.
27
e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Aktif