Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang diterapkan di Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia memang telah memberhentikan penerapan kurikulum 2013, akan tetapi pemberhentian tersebut tidak mengikat bagi seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Penerapan kurikulum tersebut sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 179342MPKKR2014 tentang Pelaksanaan Kurikulum 2013. Keputusan nomor 2 pada surat tersebut berisi tentang penerapan kurikulum 2013 yang masih akan diterapkan di sekolah- sekolah yang telah tiga semester menerapkan kurikulum 2013 yaitu sejak Tahun Pelajaran 20132014. Sekolah-sekolah yang telah tiga semester menerapkan kurikulum 2013 selanjutnya disebut sebagai sekolah percontohan. Perbedaan pembelajaran dari kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013 adalah bergesernya pembelajaran teacher centered menjadi pembelajaran yang menekankan pada student centered learning pembelajaran berpusat pada peserta didik. Penerapan student centered learning erat kaitannya dengan scientific approach. Istilah scientific approach merupakan pendekatan yang bercirikan adanya kegiatan siswa yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Siswa mengamati gejala-gejala dalam kehidupan sehari- hari yang memiliki keterkaitan dengan materi yang hendak disampaikan, setelah 2 itu siswa diharapkan mampu menyimpulkan sendiri apa yang diperolehnya dari materi yang disampaikan. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada Praktik Pengalaman Lapangan di SMA Negeri 1 Pakem tahun 2014 menunjukkan bahwa guru masih menggunakan metode ceramah dalam mendukung proses pembelajaran yang berlangsung. Penggunaan metode ceramah menjadikan siswa pasif dalam proses pembelajaran karena siswa akan lebih banyak menerima informasi yang diberikan oleh pendidik. Pusat pembelajaran dalam metode ceramah adalah pendidik. Hal ini bertolak belakang dengan proses scientific approach yang telah dijelaskan sebelumnya dimana siswa secara aktif mengikuti proses belajar meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Oleh sebab itu, perlu adanya gagasan yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Peran guru yang dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga mampu menunjang proses pembelajaran tersebut adalah sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator guru harus dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal. Fasilitas yang disediakan tidak hanya fasilitas fisik seperti ruang kelas yang memadai atau media pembelajaran yang lengkap, akan tetapi juga fasilitas psikis seperti kenyamanan dalam pembelajaran, interaksi guru dengan siswa yang harmonis, maupun adanya dukungan penuh guru sehingga siswa senantiasa memiliki motivasi tinggi dalam belajar Sugihartono dkk, 2007: 84. Untuk menunjang fasilitas psikis yang dapat mendukung siswa agar dapat belajar secara optimal, maka memilih metode pembelajaran 3 merupakan salah satu hal penting yang dapat dilakukan pendidik. Metode pembelajaran yang digunakan selain harus sesuai dengan materi yang dipelajari juga harus mendukung keaktifan siswa dalam proses scentific approach sehingga akan berlangsung pembelajaran efektif yang mampu mengantarkan siswa dalam memperoleh pengetahuan baru. Materi ikatan kimia adalah materi yang bersifat abstrak. Materi ikatan kimia menuntut siswa agar dapat membayangkan bagaimana proses terjadinya ikatan-ikatan kimia. Untuk mempermudah siswa dalam memperoleh gambaran yang lebih konkrit dapat dilakukan dengan memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang dapat mendukung terbantunya siswa dalam memberi gambaran yang lebih konkrit dan sesuai dengan scientific approach diantaranya adalah metode eksperimen dan metode diskusi. Penggunaan metode eksperimen dan metode diskusi menuntut siswa menemukan sendiri informasi yang berkaitan dengan materi yang dipelajari lewat proses yang dialaminya selama mengikuti kegiatan belajar sehingga siswa akan lebih mempercayai teori yang ada karena sesuai dengan apa yang mereka alami sendiri. Dari uraian di atas, peneliti melakukan penelitian dengan mengambil judul perbedaan metode eksperimen dan diskusi menggunakan lembar kegiatan siswa dengan metode diskusi tanpa lembar kegiatan siswa pada materi ikatan kimia terhadap motivasi dan prestasi belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Pakem tahun pelajaran 20142015. 4

B. Identifikasi Masalah