wirausaha mencapai keberhasilan adalah ketika dia mampu bertahan dan berani mengambil resiko Meredith, 2002.
2. Pengaruh antara Kreatifitas terhadap Intensi Berwirausaha
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kreatifitas tidak berpengaruh terhadap intensitas berwirausaha mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Hal
ini tidak menjawab hipotesis kedua bahwa semakin tinggi tingkat kreatifitas mahasiswa, maka intensi berwirausahanya juga semakin meningkat.
Guilford 1971 berpendapat bahwa kreatifitas adalah kemampuan berpikir divergent atau pemikiran menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan
yang sama benarnya. Dimana sifat dari kemampuan berfikir kreatif yaitu 1 fluency of thinking atau kelancaran berpikir yaitu banyaknya ide yang keluar dari pemikiran
seseorang, 2 flexibility atau keluwesan yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan, 3 elaboration atau
perincian, yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menguraikan secara rinci dan 4 originality atau keaslian yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
Hal ini didukung oleh Torrance 1974 yang memandang kreatifitas sebagai suatu kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan fleksibilitas, dalam berpikir
serta kemampuan untuk mengelaborasi mengembangkan, memperkaya, dan memperinci suatu gagasan. Jadi, untuk menghasilkan tingkat kreatifitas yang sempurna, seseorang
harus memiliki keempat standar sifat di atas, namun jika dilihat dari data tes kreatifitas, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara belum memadai standar
keempatnya.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara kreatifitas dan intensi berwirausaha dapat dijelaskan dari kesamaan dimensi yang ada pada kreatifitas dan intensi berwirausaha. Individu dengan kreatifitas
yang tinggi menunjukkan adanya interaksi antara individu dan lingkungannya. Sering kali orang menafsirkan kreatifitas sebagai talenta khusus yang luar biasa. Gaya hidup
kreatif dapat terlihat dari cara seseorang mempersepsi dunia, menggunakan seluruh kemampuannya dan mengembangkan kepekaan terhadap masalah lingkungan
Munandar, 2012. Individu yang memiliki intensi berwirausaha yang tinggi juga memiliki kemampuan kognitif dimana berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan muncul dari apa yamg telah dilihat dan telah diketahui dan kebudayaan yang ada di masyarakat. Sekali kepercayaan
terbentuk, maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang. Selain itu komponen kognitif juga berisi pengalaman pribadi seseorang Azwar, 2007.
Menurut penelitian Hadiyati 2011 menemukan dimana kreatifitas berpengaruh terhadap kewirausahaan. Jadi semakin tinggi tingkat kreatifitas individu maka akan
mendorong proses kewirausahaan. Kewirausahaan yang dimaksud dalam Hadiyati 2011 adalah individu yang telah melakukan wirausaha. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kreatifitas lebih berpengaruh saat individu telah melakukan wirausaha. Tugas-tugas dalam berwirausaha yang sangat beragam akan memerlukan
langkah-langkah kreatif dalam pemecahannya sehingga kreatifitas akan lebih berperan. Jadi, jika dilihat dari data penelitian menunjukkan bahwa variabel intensi
berwirausaha dipengaruhi oleh kreatifitas hanya sebesar 0.9. Ini terjadi dikarenakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara belum memiliki pengalaman
kewirausahaan secara langsung.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengaruh antara Self-Efficacy dan Kreatifitas terhadap Intensi Berwirausaha