218 karena masih gadis perjaka wanita : 38 dan pria : 43. Sarlito WS,
2003. Informan yang berjenis kelamin laki-laki cenderung memiliki
perilaku seksual yang lebih agresif. Hal ini membuat mereka lebih sering melakukan hubungan seksual dan dengan berganti-ganti pasangan baik itu
pacartemanWILPSK. Pasangan
yang berganti-ganti
ini akan
meningkatkan resiko penularan infeksi menular seksual terutama HIVAIDS.
6. Usia
Informan yang berusia 16-20 tahun sebanyak 5 29,41 mengaku melakukan hubungan seksual hanya dengan pacarnya walaupun ada juga
dari mereka yang mengaku memiliki pacar lain atau pria idaman lain PIL namun perilaku seksual yang dilakukan hanya sebatas bergenggaman
tangan, berpelukan dan berciuman tetapi tidak sampai melakukan hubungan seksual.
Sedangkan informan yang berusia 21-25 tahun mengaku melakukan hubungan seksual dengan beberapa orang yang berbeda yaitu
dengan pacar dan PSK sebesar 17,65 tetapi ada juga yang melakukan dengan pacar, WILteman dan juga PSK sebesar 11,76.
Menurut J.T. Fawcett ada sejumlah faktor yang menyebabkan orang memilih untuk tidak menikah untuk sementara, antara lain : apa
yang dinamakannya costs beban dan barriers hambatan dari
219 perkawinan. Yang termasuk dalam costs antara lain adalah hilangnya
kebebasan dan mobilitas pribadi, bertambahnya kewajiban-kewajiban dan usaha, bertambahnya beban ekonomi. Sedangkan yang termasuk dalam
barriers adalah kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma yang menyulitkan
perkawinan, adanya pilihan lain ketimbang menikah, adanya hukum yang mempersulit perceraian atau perkawinan, ada keserbabolehan seksual,
adanya persyaratan yang makin tinggi untuk melakukan perkawinan dan adanya
undang-undang yang
membatasi usia
minimum dari
perkawinan.Dalam masyarakat di mana cost dan barrier tersebut terdapat dalam jumlah besar, maka dengan sendirinya rata-rata usia perkawinan
lebih tinggi. Penundaan usia perkawinan oleh informan yang disebabkan karena
sedang menempuh pendidikan dimana di satu sisi informan sudah cukup umur untuk menikah 21-25 tahun yang ditandai dengan sudah
matangnya alat-alat reproduksi baik primer maupun sekunder sehingga menganggap seks adalah suatu kebutuhan. Hal ini sering memunculkan
doronganhasrat seksual akibat rangsangan-rangsangan dari berbagai media seperti kebiasaan melihat film porno. Hasratdorongan seksual yang
tidak terkendalikan ini mendorong informan berkeinginan untuk menyalurkannya dengan melakukan hubungan seksual ataupun perilaku-
perilaku seksual yang lain.
220
7. Media Informasi