Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah

93

2. Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah

a. Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Program Studi Tabel 4.13 : Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Program Studi No Program Studi f 1 2 Ilmu Keperawatan Ilmu Kesehatan Masyarakat 11 6 64,71 35,29 JUMLAH 17 100 Sumber : Data hasil penelitian tahun 2008 Berdasarkan tabel 4.13, karateristik informan tentang perilaku seks bebas atau seks di luar nikah sebagian besar 64,71 adalah mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan sisanya 35,29 adalah mahasiswa Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat dari total informan sebanyak 17 orang. Dimana semua informan tersebut adalah pelaku seks bebas atau mempunyai perilaku seks bebas. Sebelas informan dari Prodi Ilmu Keperawatan telah mendapatkan pendidikan seks dari institusi pendidikan mulai dari mata kuliah anatomi, patologi, fisiologi, kebutuhan dasar manusia KDM, farmakologi keperawatan dan juga keperawatan maternitas sehingga mereka sudah mengetahui dengan jelas bagaimana terjadinya proses kehamilan, masa subur dan pencegahan kehamilan. Sedangkan enam informan yang berasal dari Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat yang semuanya berasal dari Nusa Tenggara Timur yang telah mendapatkan pendidikan seks berupa anatomi, Ilmu Penyakit Umum dan 94 Kesehatan Reproduksi karena lima orang masih duduk di semester II dan satu orang duduk di semester IV. b. Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.14 : Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin f 1 2 Laki-laki Perempuan 12 5 70,59 29,41 JUMLAH 17 100 Sumber : Data hasil penelitian tahun 2008 Tabel 4.14 menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 12 70,59 informan berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebanyak 5 29,41 orang berjenis kelamin perempuan dari total 17 informan yang mempunyai perilaku seks bebas atau seks di luar nikah. Dari 12 informan yang berjenis laki-laki ada sebanyak 6 orang berasal dari Prodi Ilmu Keperawatan dan sebanyak 6 orang berasal dari Ilmu Kesehatan 95 Masyarakat. Sedangkan semua informan berjenis kelamin perempuan berasal dari Prodi Ilmu Keperawatan. c. Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Agama Tabel 4.15 : Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Agama No Agama f 1 2 3 Islam Kristen Katholik 9 2 6 52,94 11,76 35,30 JUMLAH 17 100 Sumber : Data hasil penelitian tahun 2008 Dari total 17 informan, 52,94 informan beragama Islam, Agama Katholik sebesar 35,30 dan sisanya 11,76 beragama Kristen seperti yang terdapat pada tabel 4.15. Informan yang beragama Islam sebanyak 9 52,94 orang, semuanya berasal dari Jawa yang terbagi dalam Suku Jawa sebanyak delapan orang dan Suku Madura sebanyak satu orang serta mereka semuanya adalah mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan. Dua informan yang beragama Kristen, satu orang berasal 96 dari Luar Jawa dan satu orang berasal dari Jawa. Sedangkan semua informan yang beragama Katholik semuannya berasal dari Luar Jawa dengan suku-suku yang berbeda-beda yaitu Suku Dawan, Suku Timor dan Suku Belu. Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti, satu orang yang beragama Kristen yang berasal dari Jawa tersebut sebelumnya beragama Islam kemudian dia berpindah agama dengan memeluk agama Kristen Protestan. Pindah agama yang dilakukan salah seorang informan ini dilakukan karena dalam ajaran agama Islam terlalu banyak aturan- aturan yang mengatur dan melarang umatnya untuk melakukan perbuatan dosa seperti seks bebas atau seks di luar nikah ataupun minum minuman keras sehingga informan ini merasa hidupnya tidak bisa bebas dan enjoy menyenangkan. Sedangkan dengan berpindah agama maka informan ini merasa hidupnya lebih menyenangkan dan bisa mengikuti perkembangan zaman bersama teman-temannya dengan pergaulan bebas atau free sex serta dapat mengkonsumsi minuman keras dengan teman-temannya. d. Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Asal Pendidikan Tabel 4.16 : Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Asal Pendidikan No Asal Pendidikan f 1 2 SMUSMA MAMAN 17 100 97 3 4 SMK SMEASTM SPKSPRGSASMF JUMLAH 17 100 Sumber : Data hasil penelitian tahun 2008 Dari semua informan yang mempunyai perilaku seks bebas yaitu sebanyak 17 orang 100 mempunyai latar belakang pendidikan SMU Sekolah Menengah Umum atau SMA Sekolah Menengah Atas seperti yang tercantum dalam tabel 4.16. Berkaitan dengan asal pendidikan, belum tergambar jelas tentang pendidikan seks yang pernah diperoleh oleh semua informan tersebut karena asal pendidikan SMUSMA tersebut tidak dibedakan SMUSMA dengan jurusan IPA Ilmu Pengetahuan Alam atau IPS Ilmu Pengetahuan Sosial. Penjurusan ini akan menentukan mata pelajaran yang diperoleh informan seperti mata kuliah Biologi yang mana didalamnya dipelajari tentang proses terjadinya fertilisasi atau pembuahan termasuk pembuahan pada manusia, organ-organ tubuh pada manusia, golongan darah serta siklus menstrusi pada manusia. e. Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Asal Daerah Tabel 4.16 : Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Asal Daerah No Asal Daerah f 98 1 2 Jawa Luar Jawa 10 7 58,82 41,18 JUMLAH 17 100 Sumber : Data hasil penelitian tahun 2008 Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa perbandingan informan yang melakukan perilaku seks bebas atau seks di luar nikah sebesar 58,82 berasal dari Pulau Jawa dan sisanya 41,18 berasal dari luar Jawa dari total 17 informan. Dari 10 sepuluh orang informan yang berasal dari Jawa, 9 sembilan orang beragama Islam dan 1 satu orang beragama Kristen Protestan yang berasal dari Tulungagung sebanyak 3 tiga orang, Nganjuk sebanyak 3 tiga orang, Blitar sebanyak 1 satu orang, Pacitan sebanyak 1 satu orang, Pamekasan Madura sebanyak 1 satu orang dan sisanya 1 satu orang tidak menyebutkan asal daerahnya tetapi termasuk Propinsi Jawa Timur. Sedangkan 7 tujuh informan yang berasal dari Luar Jawa terbagi dalam beberapa kabupatenkota di Nusa Tenggara Timur yaitu Suku Timor sebanyak 4 empat orang, Suku Dawan sebanyak 2 dua orang dan Suku Belu sebanyak 1 satu orang. Pemisahan asal suku ini dimaksudkan peneliti untuk mengetahui budaya atau tradisi yang berlaku di masing-masing daerah yang sangat dimungkinkan sekali adanya perbedaannya dengan tempat tinggal informan saat ini selama menempuh pendidikan. Budaya dan tradisi dari daerah asal kemungkinan besar akan dibawa beberapa informan untuk dilakukan di tempat tinggal yang baru. Sebagai contoh : budaya 99 merayakan pesta ulang tahun, tahun baru, atau acara-acara yang lain yang disertai dansa dan minum minuman keras yang terkadang akan berlanjut dengan hubungan seksual diantara peserta dansa walaupun mereka bukan pacar tetapi hanya sekedar teman dansa. Informasi ini diperoleh dari informan dan wawancara dengan informan pangkal. f. Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Status Perkawinan Tabel 4.17 : Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Status Perkawinan No Status Perkawinan f 1 2 3 4 Belum Menikah Menikah Janda Duda 17 100 JUMLAH 17 100 Sumber : Data hasil penelitian tahun 2008 Pada tabel 4.17 dapat diketahui bahwa semua informan yang melakukan seks bebas berstatus belum menikah yaitu sebesar 100 dari total informan sebanyak 17 orang. Hal ini mengingat status mereka yang masih remaja dan masih menempuh pendidikan sehingga semuanya berstatus belum menikah. Status informan yang belum menikah sehingga ada kebebasan untuk melakukan semua aktivitasnya untuk mengisi waktunya tanpa ada yang melarang maupun menegurnya seperti kebiasaan 100 pergi ke lokalisasi, hiburan malam, minum minuman keras, kebiasaan pulang malam serta kebiasaan menonton BF. Hal ini akan mendorong mereka melakukan seks bebasseks bebas seperti yang dilihatnya. g. Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Suku Tabel 4.18 : Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Suku No Suku f 1 2 3 4 5 Jawa Madura Timor Dawan Belu 9 1 4 2 1 52,94 5,88 23,53 11,76 5,88 JUMLAH 17 100 Sumber : Data hasil penelitian tahun 2008 Sebagian besar 52,94 informan termasuk dalam suku Jawa yang berasal dari Tulungagung, Nganjuk, Blitar, Pacitan, suku Timor sebesar 23,53, suku Dawan sebesar 11,76 dan sisanya masing-masing sebesar 5,88 adalah suku Madura dan suku Belu dari total 17 informan yang melakukan seks bebasseks di luar nikah. Perbedaan suku ini akan sangat mempengaruhi budaya, tradisi dan kebiasaan-kebiasaan informan sebagai contoh kelompok informan yang berasal dari suku Timor, Dawan dan Belu ini mempunyai tradisi 101 SIFON yaitu tradisi pendinginan setelah melakukan penyunatan. Pendinginan ini dilakukan dengan melakukan hubungan seksual dengan perempuan baik itu pacarnya sendiri atau orang lain atau PSK yang bersedia untuk diajak melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual ini biasanya dilakukan dalam keadaan alat kelamin belum sembuh benar sehingga hal ini akan menjadi tempat penularan penyakit menular seksual. Prosesi penyunatan ini kebanyakan dilakukan oleh dukun adat setempat yang disebut Ahelet dengan menggunakan sebilah pisau dan setiap kali melakukan penyunatan dukun tersebut tidak menetapkan tarif tertentu pada pasiennya. Seperti informasi yang diperoleh oleh peneliti, biayanya ini hanya sekedarnya saja yaitu ada yang cukup dengan membayar Rp. 15.000,- dengan membeli obatnya sendiri di apotik. Informan mengganggap bila yang melakukan penyunatan adalah dukun adat setempat bukan medisparamedis karena hasil penyunatan dianggap lebih bersih dan lebih cepat sembuh. Sebagian besar informan yang berasal dari NTT juga mempunyai kebiasaantradisi lain yaitu minum minuman keras yang dilakukannya bersama teman-temannya setiap satu minggu sekali seperti acara-acara ulang tahun atau pesta yang lain. 102 h. Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Usia Tabel 4.19 : Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Usia No Usia tahun f 1 2 16 – 20 21 – 25 7 10 41,18 58,82 JUMLAH 17 100 Sumber : Data hasil penelitian tahun 2008 Tabel 4.19 menunjukkan bahwa sebagian besar 58,82 informan yang melakukan seks bebas berusia 21 – 25 tahun dan sisanya 41,18 berusia 16 – 20 tahun dari total informan sebanyak 17 orang. Dimana kelompok usia 21 – 25 tahun adalah usia remaja atau remaja yang sedang menempuh pendidikan di bangku kuliah yang biasanya tinggal jauh dari orang tua sehingga pengawasan terhadap merekapun kurang. Pada kelompok usia tersebut organ-organ reproduksi sudah matang dan sering muncul dorongan-dorongan seksualhasrat seksual yang besar dalam diri mereka serta adanya penundaan usia perkawinan karena mereka masih menempuh pendidikan atau masih kuliah sehingga mereka menyalurkan dorongan seksual tersebut dengan free sex atau seks bebas yang tidak menuntut mereka untuk berumah tangga atau terikat tali perkawinan atau tidak ada tuntutan menafkahi. Sedangkan bila informan memiliki cukup uang, mereka dapat melakukan hubungan seksual dengan 103 PSK Penjaja Seks Komersial untuk menyalurkan doronganhasrat seksual hanya dengan membayar sebesar Rp. 20.000,- sd Rp. 150.000,-. i. Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Tempat Tinggal Tabel 4.20 : Karakteristik Informan tentang Perilaku Seks BebasSeks di Luar Nikah berdasarkan Tempat Tinggal No Tempat Tinggal f 1 2 3 4 Rumah Sendiri Rumah Saudara Kos Kontrakan 14 3 82,35 17,65 JUMLAH 17 100 Sumber : Data hasil penelitian tahun 2008 Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa sebagian besar 82,35 informan yang melakukan seks bebas atau seks di luar nikah saat ini tinggal di kos-kosan dan kontrakan sebesar 17,65 dari total 17 informan yang diteliti. Tempat tinggal selama menempuh pendidikan yang sebagian besar informan tinggal di kos-kosan ini membuat mereka bebas melakukan apa saja yang penting bagi mereka tidak melewati jam malam yaitu jam 21.00 WIB serta bila pulang kemalaman, mereka cukup memberitahu atau telpon teman satu kos atau pemilik kos kalau mereka informan menginap di rumahkos-kosan teman. Di samping itu, pengawasan pemilik kos yang sangat kurang sekali, dengan cukup 104 memberlakukan jam malam sampai pukul 21.00WIB tetapi tidak selektif terhadap tamu yang berkunjung sehingga tamu bebas keluar masuk kamar. Seperti informasi dari informan pangkal bahwa dengan berlakunya jam malam pukul 21.00WIB beberapa informan memanfaatkan longgarnya pengawasan pemilik kos yaitu pada pukul 06.00 sd 09.00 WIB atau 18.00 sd 23.00 WIB dengan memasukkan teman wanitapria ke dalam kamar. Hal ini memberikan peluang bagi beberapa penghuni kos untuk berpacaran di dalam kamar kos sehingga memungkinkan mereka dapat melakukan aktivitas seksual di dalam kamar kos. Berbeda dengan informan yang tinggal di kontrakan yang hampir tidak ada pengawasan sama sekali dari pemilik kontrakan sehingga penghuni bebas melakukan aktivitas apapun termasuk aktivitas seksual dan tamu-tamunya baik sesama jenis maupun berlainan jenis dengan penghuni kontrakan pun bebas keluar masuk kontrakan bahkan menginap dalam beberapa hari walaupun mereka bukan penghuni kontrakan tersebut. Pengawasan dari pemilik kos pada jam-jam sebelum jam malam sangat kurang serta pengawasan dari lingkungan setempat pun hampir tidak ada karena mereka cukup dengan hanya dimintai KTP Kartu Tanda Penduduk saja tetapi pengawasan aktivitas informan di dalam kontrakan tidak pernah dilakukan. Peringatan berupa teguran pun dari masyarakat setempat dilakukan bila aktivitas dalam kontrakan tersebut itu sudah berlebihan dan meresahkan masyarakat sekitar. 105 Sebagai contoh yang sering terjadi di kontrakan pria, tidak adanya pengawasan dari pemilik kontrakan membuat kehidupan penghuninya sangat bebas, perempuan bisa keluar masuk terkadang sampai menginap berhari-hari di kontrakan tersebut. Mereka juga sering mengadakan pesta seperti pesta ulang tahun di kontrakan tersebut dengan acara minum minuman keras sampai mabuk-mabukan semua yang dilanjutkan dengan acara dansa sampai setengah malam. Karena dalam keadaan mabuk terkadang mereka tidak tahu dengan apa yang dilakukan dengan pasangan dansanya termasuk hubungan seksual.

3. Pengetahuan, SikapPendapat dan Perilaku Seks BebasSeks di Luar