KESIMPULAN KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

230

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

a. Pengetahuan tentang seks yang rendah karena hanya memandang seks dari dimensi biologis yaitu seks adalah hubungan seksual dan cara memperoleh informasi tentang seks hanya melalui alat komunikasi yang searah seperti VCD, internet dan cetak sehingga pengetahuanpersepsi yang terbentuk kurang tepat tentang seks. Pengetahuan ini sangat dipengaruhi oleh program studi yang informan pilih karena dalam program studi akan dipelajari mata kuliah-mata kuliah yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan seperti mata kuliah anatomi, fisiologi, patologi, keperawatan maternitas, ilmu penyakit umum dan kesehatan reproduksi. Namun pengetahuan yang informan peroleh di bangku kuliah tidak digunakan sebagaimana mestinya atau dalam tugasnya kelak sebagai tenaga kesehatan tetapi malah diaplikasikan untuk melakukan hal-hal yang membuat mereka senang dan memenuhi doronganhasrat seksual sehingga mereka memperoleh kepuasan. b. Sikappendapat tentang seks bebas atau seks di luar nikah mereka mengganggap bahwa kegiatan tersebut melanggar norma agama dan nilai- nilai dalam masyarakat. Sikappendapat informan yang menyatakan bahwa seks bebas atau seks di luar nikah adalah perbuatan tidak etis atau perbuatan dosa namun mereka tetap melakukan seks bebas atau seks di luar nikah. 231 Pendapat ini sangat kontradiktif dimana sikappendapat mereka menentang perilaku seks bebasseks di luar nikah tetapi mereka melakukannya. Hal ini disebabkan pemahaman agama informan yang kurang, pemahaman akan nilai- nilai yang berlaku dalam masyarakat sering tidak dihiraukan dan mereka cenderung cuek atau masa bodoh dengan segala norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat. Serta rendahnya pengawasan dari orang tua serta masyarakat sekitar tempat tinggal mereka. Sehingga diperlukan penanaman norma-norma agama menjadi norma yang berlaku secara umum di masyarakat atau peran ganda dari norma agama yang diterapkan menjadi norma atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. c. Semua informan yang diteliti telah melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual sebagian besar informan dilakukan dengan pacar dikarenakan informan tersebut berjenis kelamin perempuan sedangkan informan yang berjenis kelamin laki-laki sebagian besar melakukan hubungan seksual lebih dari satu pasangan. Alasan informan melakukan hubungan seksual dikarenakan adanya doronganhasrat seksual sehingga dengan hubungan seksual mereka akan memperoleh kepuasan walaupun kepuasan itu sifatnya hanya sementara. Pasangan informan yang berjenis kelamin laki-laki dalam melakukan hubungan seksual adalah pacar, temanWIL terkadang juga PSK. Kebiasaan berganti-ganti pasangan ini akan meningkatkan resiko penularan infeksi menular seksual terutam HIVAIDS apalagi mereka termasuk pelaku seks aktif yang sering tidak menggunakan pengaman atau kondom. Tempat 232 yang biasa digunakan untuk melakukan hubungan seksual seperti koskontrakan, hotel, rumah dan juga di lokalisasi itu sendiri. Rata-rata hubungan seksual yang dilakukan informan setiap minggu sekali. d. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan, sikappendapat dan perilaku seks bebasseks di luar nikah antara lain : 1. program studi yang dipilih oleh informan karena dalam program studi akan disampaikan mata kuliah-mata kuliah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi yang akan membuat mereka mengerti dan memahami tentang proses kehhamilan, masa subur, pencegahan kehamilan dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual. 2. Daerah asaltradisi akan menentukan budaya yang dibawa oleh informan di tempat baru yang kemungkinan budaya atau tradisi tersebut bertentangan dengan tradisi di tempat baru seperti tradisi sifon dan minum minuman keras yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. 3. Agama, sangat berkaitan dari pemahaman informan tentang ajaran-ajaran agama serta perintah dan larangannya karena pada dasarnya setiap agama mengajarkan kebaikan bagi umatnya. 4. Tempat tinggal di koskontrakan yang jauh dari orang tua sehingga pengawasan dari orang tua yang tidak ada karena orang tua jauh dari tempat tinggal serta pengawasan pemilik kos yang kurang. Pengawasan dari lingkungan sekitar yang tidak ada dan cenderung cuek dengan semua kegiatan yang informan lakukan. Ini akan sangat mendorong mereka untuk berperilaku seks bebas atau seks di luar nikah. 5. Jenis kelamin dimana informan laki-laki memiliki kecenderungan lebih agresif karena 233 mereka lebih sering berganti-ganti pasangan untuk melakukan hubungan seksual daripada informan yang berjenis kelamin perempuan. Informan laki- laki memiliki lebih dari satu pasangan seksual baik itu pacar dengan teman atau WIL terkadang juga dengan PSKwanita cabutanbokingan. Kebiasaan berganti-ganti pasangan ini akan meningkatkan resiko penularan infeksi menular seksual. 6. Usia informan 21-25 tahun lebih sering melakukan hubungan seksual. Hal ini dikarenakan organ-organ reproduksi yang sudah matang dan siap untuk melakukan hubungan seksual atau munculnya doronganhasrat seksual. Namun ada penundaan usia perkawinan karena mereka masih menempuh pendidikan sehingga mereka melakukan hubungan seks di luar nikah tanpa ada tuntutan untuk menikahi dan bertanggungjawab untuk menafkahi. 7. Media informasi yang sering digunakan adalah VCD, internet, elektronik dan cetak Informasi yang searah ini akan menimbulkan pesepsipemahaman yang kurang tepat serta adanya keinginan informan untuk melakukan aktivitas seksual seperti adegan dalam media tersebut. 8. Ajakan teman atau pengaruh orang lain akan menentukan tindakan yang akan mereka lakukan baik itu tindakan yang baik dan buruk seperti kebiasaan informan minum minuman keras dikarenakan untuk menghormati teman. 9. Pengalaman adalah guru yang terbaik, namun pengalaman melakukan seks bebas karena tradisi ataupun pada saat pacaran juga menyebabkan informan berkeinginan untuk mengulanginya kembali untuk memperoleh kesenangan dengan melakukan dengan pacar setiap ketemu atau melakukan dengan pasangan lain karena dorongan seksualhasrat seksual yang besar dalam diri 234 mereka. 10. Pengawasan orang tua yang kurang disebabkan banyaknya kesibukan atau orang tua yang tinggal berjauhan menyebabkan informan bebas melakukan apapun tanpa ada yang melarang atau mengawasinya. 11. Emosional sebagai salah satu faktor yang menyebabkan informan melakukan kebiasaan buruk sebagai bentuk penyaluran frustasi akibat tekanan-tekanan dari lingkungan seperti teman, dosen ataupun banyaknya tugas-tugas kuliah. 12 Pergaulan dengan orang-orang di lingkungan sekitar akan membawa pergaulan baik itu positif maupun negatif seperti informan yang sebelumnya tidak pernah minum minuman keras akhirnya terbiasa dengan minuman keras karena pergaulan begitu pula dengan seks bebas yang mereka jalaninya. 13. Kebiasaan-kebiasaan yaitu kebiasaan pergi ke lokalisasi, kebiasaan menonton BF, kebiasaan pergi ke tempat hiburan malam, kebiasaan minum minuman keras dan kebiasaan pulang malam. Sehingga perlu peran serta dari semua pihak terkait dalam upaya mengeliminir budaya seks bebas atau seks di luar nikah dengan melibatkan institusi pendidikan sebagai tempat informan menempuh pendidikan, peran lingkungan pemerintahan setempat yaitu pemerentah daerah kelurahan yang melibatkan RWRT, peran tokoh masyarakat dalam upaya pendekatan kepada para pelaku seks bebas sehingga semua aktivitasnya dapat dipantau, peran tokoh agama untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan keagamaan, meningkatkan peran dosentenaga pengajar untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan informan pada khususnya dan mahasiswa semua pada umumnya, meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler dan mengembalikan informan dan 235 mahasiswa lainnya kembali pada aktivitas pendidikan back to campus, melibatkan masyarakat sekitar kampus terutama pemilik kos dan kontrakan agar selalu melakukan pengawasan serta kontrol setiap aktivitas penghuni kos dan kontrakan serta tamu-tamu yang berkunjung serta melibatkan forum komunikasi orang tua mahasiswa sebagai jembatan penghubung antara aktivitas mahasiswa di kampus dan di luar kampus.

B. IMPLIKASI