cvi
cvi aktifTOEIC
Test of English in Convesation
dengan minimal standart nilai yang telah ditetapkan. Kemudian
penerimaan tenaga
pendidik guru
melalui pengangkatan PNS dari BKD dan dapat juga melaluai
GTT guru tidak tetap, mutasi. Sedangkan tenaga kependidikan
seperti kepala
sekolah minimal
berpendidikan minimal S2. Secara kuantitas, guru di SMK Negeri 6 Surakarta dikatakan sudah mencukupi
dari segi kuantitas baik dari mata pelajaran produktif, adaptif ataupun normatif. Kemudian dalam upaya
meningkatkan kualitas kompetensi yang dimiliki oleh tenaga pendidik guru, sekolah memberikan fasilitas
yang berupa kursus-kursus dan pelatihan diklat. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa adanya suatu
peningkatan yang terjadi, karena sistem manajemen yang digunakan SMK Negeri 6 Surakarta sebelumnya
dalam hal penerimaan tenaga pendidik tidak ada persyaratan kompetensi lain yang dimiliki oleh seorang
tenaga pendidik dan pihak sekolah lebih menekan biaya untuk
program diklat
dan kursus
sehingga mengakibatkan peningkatan kualitas guru tidak merata.
e. Pembiayaan
SMK Negeri 6 Surakarta sebagai SBI InVESt memperoleh
dana dari
pinjaman asing
Asia Development Bank
ADB dan bantuan dari pemerintah kota atau pusat. Termasuk juga orang tua peserta didik
melalui pembayaran
Sumbangan Pengembangan
Pendidikan SPP untuk kelas X dan XI sebesar Rp 120.000,- dan kelas XII Rp 100.000,- dan uang gedung
bagi peserta didik baru. Dana yang diperoleh secara
cvii
cvii bertahap dan tersusun dalam RAPBS. Dengan adanya
kondisi tersebut, maka sekolah mengalami suatu peningkatan karena sebelum menerapkan SMM ISO
9001:2000 sekolah hanya mendapat bantuan dana dari pemerintah pusat, pemerintah kota, dan sumbangan dari
orang tua peserta didik.
f. Lingkungan sekolah
SMK Negeri 6 Surakarta telah melaksanakan 7 tujuh K yaitu kebersihan, keindahan, kenyamanan
kerindangan, kesehatan, keamanan dan kekeluargaan yang tercermin melalui program sekolah yaitu
Green School
dan penyediaan fasilitas-fasilitas seperti kantin,
security
. Sebelum SMK Negeri 6 Surakarta berstandar internasional,
sekolah kurang
memperhatikan lingkungan sekolah. Kemudian keadaan kantin yang
tidak layak dan sampah-sampah plastik minuman berserakan di halaman dan di ruangan kelas karena ulah
dari siswa-siswa yang malas. Peningkatan terjadi sejak SMK Negeri 6 Surakarta ber-
title
sebagai sekolah yang berstandar internasional, sejak itu sekolah menjadi
peduli terhadap lingkungan sekolah, dimulai dari tuntutan sekolah standar internasional yang harus
melaksanakan program penghijauan sekolah
green school
. Selain itu sekolah menghimbau kantin-kantin yang ada di dalam lingkungan SMK Negeri 6 Surakarta
untuk lebih menjaga kebersihan. Bagi peserta didik, adanya sanksi yang cukup berat bagi mereka yang tidak
dapat disiplin dan tidak menjaga kebersihan lingkungan
cviii
cviii sekolah. Dikalangan tenaga pendidik juga dihimbau
untuk menjaga keindahan, kebersihan dan kenyamanan sekolah dan semua warga sekolah membina rasa
kekeluargaan.
g. Institusi pasangan