2.1.4 Teks
Teks dalam penelitian ini di pahami sebagai unit-unit bahasa yang fungsional, yang berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi dalam suatu lingkungan sosial Sinar, 2008 : 19.
Halliday dan Hasan 1976: 1 mengatakan bahwa teks adalah unit dari penggunaan bahasa. Bukan unit gramatika seperti klausa dan kalimat; dan bukan di definisikan mengikuti
ukurannya. Teks dalam Linguistik Fungsional Sistematik dipahami bukan semata-mata hanya
berbentuk kata atau kalimat, tetapi lebih kepada suatu wacana yang memiliki fungsi sosial dan sistem bahasa secara keseluruhan. Sistem semantik menyediakan pilihan-pilihan
semantik yang dapat di gunakan oleh pemakai bahasa dalam berinteraksi dengan pihak lain, di mana sistem semantik ini berhubungan langsung dengan sistem-sistem lainnya yang
berada di sekitar ide interaksi tersebut Sinar,2008 : 19.
2.1.4.1 Teks Iklan
Teks iklan yang dihasilkan dari kegiatan periklanan dapat dipahami bukan hanya sebagai kegiatan pemasaran belaka, tetapi juga merupakan kegiatan komunikasi massa persuasif yang
sangat strategis dalam mencapai tujuan pemasaran, yaitu mendapatkan keuntungan atau laba sebesar-besarnya melalui berbagai praktek-praktek kebahasaan dalam bentuk teks Goddard,
1998 : 5-7. Sebelum membuat teks iklan tersebut ada baiknya, kita mengetahui terlebih dahulu apa
saja karakteristik pembaca iklan, contoh-contohnya adalah sebagai berikut: 1.
Menyukai hal – hal yang berbau uang 2.
Merupakan solusi dari permasalahan yang dihadapi. 3.
Sesuatu yang bersifat baru “Up to date”. 4.
Memiliki nilai gengsi.
Universitas Sumatera Utara
5. Memiliki nilai Religius.
6. Mengandung kecenderungan seksualitas.
7. Gemar pada yang murah atau Gratis.
8. Kecenderungan akan hal yang mudah dan menguntungkan.
9. Tidak menyukai hal yang berbau Resiko Kondisi Merugi.
10. Logis Masuk akal.
2.1.5 Konteks
Bahasa adalah satu sistem semiotik sosial dan hidup dalam konteks. Sebagai sistem semiotik, bahasa bersosialisasi dengan sistem-sistem semiotik lain sekaligus juga meminjam
sistem-sistem semiotik tersebut antara lain sistem semiotik konteks. Hubungan bahasa dengan konteks adalah realisasi bahasa sebagai sebuah sistem semiotik sosial. Dengan kata
lain, bahasa wujud dalam konteks dan tiada bahasa tanpa konteks sosial Sinar, 2012: 51. Sistem konteks sosial berada pada tingkat semiotik konotatif bahasa yang terdiri dari
konteks sosial, konteks budaya dan ideologi. Dengan demikian, pengkaji bahasa harus memperhatikan lingkungan sosialnya yaitu konteks situasi ‘context of situation’ register,
konteks budaya genre dan konteks ideologi. Kesemua konteks-konteks ini berhubungan dengan ciri linguistik teks bahasa.
Dalam perspektif konteks situasi, ada dua istilah yang selalu digunakan oleh pakar teori LSF dengan cara berbeda yaitu situasional dan “discoursal”. Istilah ‘situasional’
mempunyai kata benda ‘situasi’, digunakan disini untuk merepresentasikan ruang semiotik konsep teori LSF ‘konteks situasi’ atau register sebagai varitas dalam bahasa atau register.
Menurut Halliday 1978 dan Gregory 1967 register mempunyai dua dimensi utama yaitu: 1 dimensi semiotik ‘dialektal’, dan 2 dimensi semiotik ‘diatipik’. Dalam hal ini dimensi
dialektal terdiri dari ‘bahasa-dalam-konteks menurut pengguna’ atau yang mempunyai
Universitas Sumatera Utara
kategori konseptual seperti dialek sosial, dialek geografis, varitas sub-kultural bahasa baku dan bukan baku, variabel bahasa kasta, kelas sosial, umur, jenis kelamin, dan lain-lain yang
termasuk dalam pembahasaan sosiolinguistik. Sedangkan dimensi diaptik sebaliknya, terdiri dari ‘bahasa-dalam-konteks menurut
penggunaan’, atau sebagai cara penyampaian. Menurut Halliday 1978 varitas bahasa dilihat dari pandangan semantik dan direalisasikan melalui leksikogramatika, di dalamnya terdapat
kategori konseptual ‘medan field’, ‘pelibat tenor’, dan ‘sarana mode’, sedangkan Gregory 1967 memandang register berbeda dengan Halliday yaitu terdiri dari empat
komponen yaitu medan wacana field of discourse, pelibat personal personal tenor of discourse, pelibat fungsional functional tenor of discourse dan sarana wacana mode of
discourse.
2.1.6 Kursus Bahasa Mandarin