Lembaga Kepresidenan di Indonesia

tugas pemerintah. Pengawasan terhadap badan legislatif dilakukan langsung oleh rakyat yang mempunyai hak pilih yang dilakukan dalam bentuk referendum. Berkenaan dengan pengawasan rakyat dalam bentuk referendum, dikenal adanya dua macam mekanisme, yakni : 1 Referendum Obligatoir, yakni referendum untuk menentukan apakah rakyat menyetujui atau tidak berlakunya suatu peraturan atau undang-undang yang mengikat rakyat seluruhnya. Referendum ini bersifat mutlak atau wajib diberikan oleh rakyat karena peraturan atau undang-undang tersebut sangat penting. Contohnya persetujuan yang diberikan rakyat terhadap pembuatan Undang-Undang Dasar. 2 Referendum Fakultatif, yakni referendum untuk menentukan apakah suatu peraturan atau undang-undang yang telah ada dapat terus diberlakukan ataukah harus dicabut. Referendum ini merupakan referendum yang tidak wajib karena diberikan terhadap undang-undang biasa yang kurang pentingnya yang dilakukan setelah suatu undang-undang itu diumumkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

2. Lembaga Kepresidenan di Indonesia

Lembaga Kepresidenan presidential institution merupakan istilah yang sering digunakan dalam berbagai arti, dalam bahasa Indonesia, perkataan presiden dipergunakan dalam dua arti; yaitu lingkungan jabatan ambt dan pejabat ambtsdrager. Sedangkan dalam bahasa asing, seperti bahasa Inggris, untuk lingkungan jabatan digunakan istilah presidency atau jika sebagai ajektif Universitas Sumatera Utara dipergunakan istilah presidential, sedangkan sebagai pejabat digunakan istilah president. 14 Sebagai suatu negara yang berbentuk republik, Indonesia dipimpin oleh oleh seorang kepala ngara yang disebut dengan Presiden. Ketentuan mengenai presiden diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini dikarenakan, di Indonesia sendiri sebagai negara yang berbentuk republik dan menerapkan sistem presidensial, jabatan presiden merupakan suatu jabatan yang sangat penting yakni sebagai kepala negara head of state dan kepala pemerintahan chief exeutive. Sebagai suatu jabatan yang sangat penting maka masalah pengisian jabatan ambtsbezetting, pengaturan kewenangan dan mekanisme pemakzulan impeachment juga merupakan hal yang sangat penting sehingga harus diatur dalam hukum dasar atau dalam Undang-Undang Dasar. Pasal 4 ayat 1 UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. Artinya, presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan chief executive. Hal ini ditegaskan kembali dalam bagian penjelasan UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Presiden merupakan kepala kekuasaan eksekuif dalam negara. Selain itu juga di bagian penjelasan umum bagian IV dikatakan bahwa Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi di bawah majelis. Selain sebagai kepala pemerintahan, di Indonesia Presiden juga berkedudukan sebagai kepala negara. Tetapi di dalam batang tubuh UUD NRI Tahun 1945 tidak ada satu pasal yang menyebutkan dan menerangkan hal 14 Bagir Manan, Lembaga… Op.cit, hlm 1‐2 Universitas Sumatera Utara tersebut. Tetapi dasar konstitusional yang mendukung hal tersebut dapat ditemukan dalam penjelasan pasal 10 yang menyatakan bahwa kekuasaan- kekuasaan Presiden dalam pasal ini merupakan konsekuensi dari kedudukan Presiden sebagai kepala negara. Selain itu dalam penjelasan tentang MPR juga disebutkan bahwa majelis mengangkat kepala negara presiden dan wakil kepala negara wakil presiden. 15 Sebelum adanya amandemen UUD NRI Tahun 1945, Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh MPR, tetapi setelah amandem, Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum pemilu. Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan Wakil Presiden sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Setelah dilantik, Presiden dan Wakil Presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan sendiri. Dalam menjalankan pemerintahan, Presiden dan Wakil Presiden tidak boleh bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945. Presiden dan Wakil Presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. UUD NRI Tahun 1945 menempatkan kedudukan presiden pada posisi yang sangat penting dalam struktur ketatanegaraan Indonesia, yakni sebagai kepala pemerintahan chief executive dan sebagai kepala negara head of state. Oleh karena itu kekuasaan yang dimiliki oleh presiden menembus area kekuasaan- 15 Ibid, hlm 113‐114 Universitas Sumatera Utara kekuasaan yang lain seperti kekuasaan legislatif dan kekuasaan yudikatif. Sebagai seorang kepala negara, menurut UUD NRI Tahun 1945, Presiden mempunyai wewenang sebagai berikut : a. Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat pasal 11; b. Mengangkat duta dan konsul pasal 13 ayat 1. Duta adalah perwakilan negara Indonesia di negara sahabat. Duta bertugas di kedutaan besar yang ditempatkan di ibu kota negara sahabat itu. Sedangkan konsul adalah lembaga yang mewakili negara Indonesia di kota tertentu di bawah kedutaan besar kita; c. Menerima duta dari negara lain pasal 13 ayat 3; d. Memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga negara Indonesia atau warga negara asing yang telah berjasa mengharumkan nama baik Indonesia pasal 15. Sebagai seorang kepala pemerintahan, presiden mempunyai kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia. Wewenang, hak dan kewajiban Presiden sebagai kepala pemerintahan yang telah diatur dalam UUD NRI Tahun 1945, diantaranya: a. Memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar pasal 4; b. Berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang RUU kepada DPR serta berhak menetapkan peraturan pemerintah pasal 5; c. Wajib memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang- Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa; Universitas Sumatera Utara d. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. pasal 14 ayat 1. Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh kepala negara kepada orang yang dijatuhi hukuman. Sedangkan rehabilitasi adalah pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang yang telah dituduh secara tidak sah atau dilanggar kehormatannya; e. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR pasal 14 ayat 2. Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan oleh negara kepada tahanan-tahanan, terutama tahanan politik. Sedangkan abolisi adalah pembatalan tuntutan pidana. Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, seorang presiden juga merupakan panglima tertinggi angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti ini, menurut UUD NRI Tahun 1945, presiden mempunyai wewenang sebagai berikut: a. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR pasal 11 ayat 1; b. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR pasal 11 ayat 2; c. Menyatakan keadaan bahaya pasal 12.

3. Lembaga Kementerian Negara

Dokumen yang terkait

Partisipasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Dalam Perubahan Orde Lama – Orde Baru

6 97 112

Peran Kepolisian Republik Indonesia Dalam Mendukung Penegakan Syariat Islam Di Propinsi Aceh

6 49 137

Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945

1 74 100

Tinjauan Yuridis Pergantian Antarwaktu Pejabat Badan Pemeriksaan Keuangan (Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/Puu-Xi/2013)

0 39 201

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 8

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 1

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 23

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 33

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 4

Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Melalui Putusan Mahkamah Konstitusi: Studi Terhadap Putusan Nomor 92/PUU-X/2012

0 0 21