Deteksi Dini Kanker Paru

pada 3 pusat riset kanker selama 20 tahun terhadap lebih dari 30.000 sukarelawan laki-laki perokok berat, dimana setengahnya menjalani skrining intensif dengan pemeriksaan sitologi sputum tiap 4 bulan dan foto rontgen dada PA dan lateral tiap tahun dan setengah lainnya sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan angka positif tumor stadium awal pada kelompok pertama 45 dan kelompok kontrol 15. Pasien dengan kanker paru tersebut memiliki angka 5-year survival sebesar 35 dibandingkan kelompok kontrol 13. Dalam studi ini, pemeriksaan sel ganas dengan pemeriksaan sitologi sputum lebih mudah menemukan karsinoma sel skuamosa, sedangkan foto dan rontgen dada lebih banyak menemukan adenokarsinoma dan karsinoma sel skuamosa. Small cell carcinoma jarang terdeteksi pada stadium dini ini. Kesesluruhan studi menyimpulkan bahwa terdapat nilai positif manfaat dalam deteksi dini kanker paru.

2.3.7. Prosedur Diagnostik

Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa kanker paru adalah pemeriksaan radiologi berupa foto Rontgen, CT Scan, bone scanning; pemeriksaan sitologi dan histopatologi; Trans Thoracal Biopsy TTB; torakoskopi; dan mediastinoskopi. Foto Rontgen Dada Secara Posterior-Anterior PA dan Lateral. Pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Pada kanker paru, pemeriksaan foto rontgen dada ulang diperlukan juga untuk menilai doubling timenya. Dilaporkan bahwa, kebanyakan kanker paru mempunyai doubling time antara 37-465 hari. Bila doubling time 18bulan, berarti tumornya benigna. Tanda-tanda tumor benigna lainnya adalahlesi berbentuk bulat konsentris, solid dan adanya kalsifikasi yang tegas. Pemeriksaan foto rontgen dada dengan cara tomografi lebih akurat menunjang kemungkinan adanya tumor paru, bila dengan cara foto dada biasa tidak dapat memastikan keberadaan tumor. Pemeriksaan penunjang radiologis lain yang kadang-kadang diperlukan juga adalah bronkografi, fluoroskopi, superior vena cavografi, ventilationperfusion scanning, ultrasound sonography. Pemeriksaan Computed Tomography dan Magnetic Resonance Imaging. Pemeriksaan CT Scan pada toraks, lebih sensitif daripada pemeriksaan foto dada biasa, karena bisa mendeteksi kelainan atau nodul dengan diameter minimal 3mm, walaupun positif palsu untuk kelainan sebesar itu mencapai 25- 60. Pemeriksaan MRI tidak rutin dikerjakan, karena ia hanya terbatas untuk menilai kelainan tumor yang menginvasi kedalam vertebra, medulla spinal, medistinum, di samping biayanya juga cukup mahal. Pemeriksaan Bone Scanning. Pemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tanda-tanda metastasis ke tulang. Insiden tumor Non Small Cell Lung Cancer NSCLC ke tulang dilaporkan sebesar 15. Pemeriksaan Sitologi. Pemeriksaan sitologi sputum rutin dikerjakan terutama bila pasien ada keluhan seperti batuk. Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil positif karena ia tergantung dari letak tumor terhadap bronkus, jenis tumor, teknik mengeluarkan sputum, jumlah sputum yang diperiksa dianjurkan pemeriksaan 3-5 hari bertutut-turut, dan waktu pemeriksaan sputum