perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 132
Bentuk yang diterapkan dalam Museum ini yaitu bentuk bulat, asimetris dan, kotak dimana bentuk tersebut sesuai dengan karakter
sepak bola serta dapat mendukung penciptaan karakter dan suasana ruang yang sesuai tema.
2 Analisa sifat Warna :
Warna yang akan diterapkan dalam Museum ini antara lain :
1. Merah : Hangat, agresif, aktif, mengesankan, halus dan feminim pink,
memberi semangat, dramatis, memberi ruangan berkesan kecil dan objek berkesan besar.pada lis furnitur sebagai aksen juga pada r. pamer sebagai
penciptaan suasana 2.
Oranye : Hangat, akrab, ringan, happy, efektif sebagai aksen pada ruangan dan
menghangatkan ruangan yang berkesan dingin. pada r. pamer sebagai penciptaan suasana
3. Kuning : Ceria, cerah, menstimulasi kesejukan, semangat, aktif,
menghamburkan dan menambah terang refleksi, namun akan membosankan bila terlalu banyak digunakan. pada r. pamer sebagai penciptaan suasana
4. Biru : Mencerminkan perasaan yang kuat baik itu senang ataupun benci,
atraktif, berat, menekan, terbuka, pasif, dapat menurunkan tekanan darah, menurunkan temperatur atau suhu badan, membuat objek berkesan lebih kecil,
dan membuat warna terang terlihat kontras. pada ruang interval sebagi kontras dari r. pamer
5. Abu-abu : Tenang, netral, tidak menyilaukan bila dipadukan dengan warna
lain, dapat membawa keberuntungan, namun juga bisa berkesan tidak menyenangkan. pada hampir di seluruh r. pamer sebagai penetral
6. Hitam : Menggugah, menekan, kekuatan, serius, gengsi, ketakutan, dramatis
bila dipadukan dengan warna putih dan metalik tone, mengurangi cahaya dan bayangan. pada r. pamer sebagai aksen
7. Putih : Suci, kesederhanaan, ketulusan, bersih, namun juga bisa berarti
kosong, dan membosankan, memantulkan cahaya dengan kuat. pada hampir di seluruh bagian museum sebagai penyeimbang dari warna yang lain
Tabel IV.17 analisa sifat warna
Penerapan warna dalam museum ini didominasi warna merah putih dan hijau. Pada tiap ruangan dalam museum ini, penerapan
warna disesuaikan dengan karakter warna tim nasional indonesia di tiap dekade, yaitu pada ruang pamer sepak bola dunia hingga ruang
pamer dekade 00-an didominasi warna Merah Putih dan hijau sebagai aksen. Pada ruang klub liga indonesia didominasi warna Primer .Pada
ruang pamer Hall of Fame yang didominasi warna hitam karena dapat mendukung penonjolan materi pamer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 133
7. Interior Sistem
a. Analisa umum
1 Sistem Pencahayaan
a Dasar Pertimbangan
1 Tidak menimbulkan sinar ultra-violet yang dapat merusak
koleksi karya. 2
Tidak menimbulkan mata lelah. 3
Dapat mempertegas ruang dan benda. 4
Disesuaikan dengan kegiatan yang ada di dalam museum. 5
Memberikan kontribusi pada penampilan eksternal dan internal.
6 Tidak meningkatkan suhu ruangan.
b Analisa Sistem Pencahayaan
1 Cahaya Alami Natural Lighting
Pencahayaan alami didapatkan dari ceiling, sedangkan untuk menanggulangi pencahayaan yang berlebihan
digunakan twinlight poly carbonat, acrilyc blur atau vertical blind pada daerah masuk cahaya metahari dan pada dinding
diberi lapisan sinc oxide atau titanium trioxide. 2
Cahaya Buatan Artificial Lighting Pencahayaan buatan dilakukan dengan pemasangan
lampu TL sebagai penerangan umum. c
Teknik Pencahayaan 1
Teknik pencahayaan pada dinding : -
Backlight, sumber cahaya disembunyikan pada panel dinding, berfungsi lebih kepada estetis.
2 Teknik pencahayaan pada plafond :
- Cove, merupakan tipe pencahayaan tidak langsung, dimana
proyeksi pada dinding yang mengandung cahaya lampu dipantulkan ke arah plafond. Teknik pencahayaan ini
diterapkan pada lobby, dan ruang lounge library.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 134
- Ceilling Mounted light, adalah teknik penempatan lampu
di dalam plafond untuk mengurangi udara panas dan mengurangi efek kerusakan terhadap koleksi untuk
menciptakan ruangan yang terang. -
Cornices, adalah type valance yang melekat pada plafond, dimana seluruh cahayanya langsung dipancarkan ke bawah
menerangi bagian ruang koleksi digunakan pada ruang pemer karya 3D patung.
2 Sistem Akustik
a Dasar Pertimbangan
1 Sistem akustik mampu menyerap energi dan gelombang bunyi
yang dapat menimbulkan kebisingan. 2
Sistem akustik harus dapat mengurangi tingkat kebisingan yang berasal dari dalam dan luar ruangan.
b Penerapan Sistem Akustik
1 Sistem pengorganisasian ruang yang harus dijauhkan dari
sumber bising terutama yang berasal dari keramaian lalu lintas dan sumber bising lainnya yang berasal dari luar ruangan.
2 Penggunaan bahan-bahan ringan dan berongga seperti panel
plywood, gypsum board, fiber dan lain-lain yang diterapkan pada ruang museum khusunya ruang pamer tetap dan quiete
room pada lounge library. 3
Pengguaan bahan karpet pada sebagian besar ruang lounge library untuk mereduksi bising yang berasal dari langkah
kaki, gesekan kursi dan lain sebagainya. 3
Sound system Digunakan untuk menyalurkan suara dari alat pemutar music ke
seluruh bagian ruang publik kecuali pada quiteroom ruang perpustakaan. Selain itu, sound system digunakan juga sebagai alat
informasi untuk memanggil atau mengumumkan informasi kepada pihak pengunjung museum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 135
4 Sistem Penghawaan
a Dasar Pertimbangan
1 Sistem penghawaan mengendalikan tingkat kelembaban dan
suhu dalam ruang. 2
Sistem penghawaan dapat mengendalikan dan mengatur suhu ruangan agar sesuai dengan kondisi lingkungan.
3 Pengendalian suhu dan kelembaban dengan alat pengatur
penghawaan akan mengurangi serangan jamur dan serangga, serta menambah secara nyata unsur kimia kertas dari serangan
asam yang lengket. 4
Penghawaan ruang perpustakaan harus mempunyai cukup ventilasi lainnya sehingga pertukaran udara dapat terjamin.
b Penerapan Sistem Penghawaan
1 Penghawaan dilakukan dengan menggunakan Air Conditioner
AC Window dan Split. 2
Penggunaan exhaust untuk menyerap udara dalam keluar ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 136
b. Analisa khusus
RUANG CAPAIAN
KEBUTUHAN ALTERNATIF
SISTEM INTERIOR
Lobby
Pencahayaan uk. Ilum 50 -100 lux :
Merata Tidak menimbulkan panas
Berfungsi
sebagai penunjuk arah
Mengandung unsur
decorative Sifat Fleksibilitas pada
ruang pamer
temporer dalam pemasangan karena
sifatnya yang berubah- ubah
Sistem alami : Dengan sinar matahari yang masuk
melalui pintu dan jendela Sistem buatan :
Penggunaan
lampu tabung
fluorescent berefisiensi
tinggi dengan sistem difused lighting,
pemakaian armature. Dengan pencahayaan langit down
light, Fleksibilitas
menggunakan track
lampu spot dinding wall lamp, dan setempat spot light.
Fleksibilitas dicapai
dengan pemakaian
rel penyambungan
dengan stop contact. Penghawaan :
Nyaman standart
sistem alami :
udara masuk melalui pintu dan ventilasi
sistem buatan : dengan menggunakan AC
Akustik : Mendukung fungsi ruang
Diterapkan melalui
pemakaian material pada komponen pembentuk
ruang.
A rea
pa m
er
corniches lighting,
pencahayaan distribusi langsung
dengan sumber
cahaya ditempatkan
secara jelas pada langit-langit
dan direfleksikan ke bawah.
Recessed in ceiling, yaitu
pencahayaaan distribusi
langsung dengan sumber cahaya
yang ditempatkan
secara tersembunyi
masuk ke dalam langit- langit.
Pencahayaan uk ilum 50-100 lux :
Merata Penciptan
efek khusus
untuk menonjolkan materi Tidak menimbulkan silau
dan panas
Sistem alami : Dengan
sinar matahari
yang direfleksikan dengan kaca, dan
logam melalui ceiling dan floor. Kerusakan materi diatasi dengan
menyerap kadar radiasi UV melalui pemantulan pada bidang yang dicat
dengan sinc oxide atau titanium trioxide
Sistem buatan : Pencahayaan umum dicapai dengan
penggunaan luminous ceiling, lampu tunggal, lampu flourecent
Pencahayaan khusus dicapai dengan menggunakan spotlight, wall lamp,
lampu dengan efek warna, misalnya; Lampu fluorescent jenis colour
matchingnor light Lampu pijar dalam armature dengan
filter warna. Panas yang ditimbulkan lampu
diatasi dengan pemverian lubang ventilasi yang cukup pada etalase
Sistem display lainya.
Penghawaan : Merata
dan nyaman
kestabilan kelembaban
Sistem alami : Dengan kisi-kisi didinding yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 137
udara dalam
ruang, meredam panas
apabila diperlukan dapat dibuka dan ditutup
Sistem buatan : Dengan menggunakan AC jenis
central untuk menetralisir panas
Akustik : Tidak
merusak materi
pamer, Mendukung fungsi ruang.
Diterapkan melalui
pemakaian material
komponen pembentuk
ruang.
Tabel IV.18 Sistem Interior Museum Sepak bola indonesia di Surakarta.
8. Sistem Keamanan