Aspek Penataan Ruang Lay Out

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 126 layout yang tidak monoton, bentuk ruang yang dinsmis, hingga bentuk furniture yang berkarakter atraktif, dengan penataan yang formatif. Ada beberapa hal sebagai pertimbangan pengambilan arah pendekatan modern, yang pertama sepak bola mulai dikenal luas pada era modern, sehingga membutuhkan suasana yang nyaman pula untuk mendukung kegiatan tersebut, dan dengan gaya modern, suasana yang nyaman akan tercapai, sehingga dapat menjadi tempat yang nyaman bagi pengunjung museum. Yang kedua,sepak bola indonesia sendiri mepunyai karakter yang, keras,cepat, atraktif dan terus berkembang, Yang ketiga, berhubungan dengan tujuan museum yang edukatif dan rekreatif, gaya dekonstruksi dapat menyajikan materi koleksi edukasi dengan suasana informal. Penciptaan suasana tiap ruang pamer dekade, disesuaikan dengan karakter dekade masing – masing.

3. Aspek Suasana dan Karakter Ruang

Suasana yang di ambil dari Desain Museum Sepak Bola Indonesia, ini mengambil unsur yang ada dalam sepak bola. Unsur yang diangkat adalah seperti stadion yang kemudian diaplikasikan pada ruang pamer.Kemudian penataan display menggunakan formasi yang digunakan tim nasional indonesia pada tahun 1938 yang saat itu berlaga di Piala Dunia. Sehingga atmosfer yang diterapkan merupakan bentuk penerjemahan lagu yang di aplikasikan langsung terhadap ruang interior.

4. Aspek Penataan Ruang Lay Out

a. Pertimbangan Untuk mendapatkan bentuk organisasi ruang yang selaras dengan fungsi ruang dan kemudahan aksesnya, maka harus memilki kriteria sebagai berikut : 1 Pengelompokan massa berdasarkan kelompok kegiatan yang diwadahi. 2 Tingkat efisiensi ruang dan ruang gerak yang cukup. 3 Pengelompokan fungsi ruang dan kebutuhan pencapaiannya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 127 4 Hierarki ruang, adanya urutan ruang berdasarkan kepentingannya. 5 Pencahayaan dan perlindungan terhadap koleksi 6 Arah pandang atau view. b. Penataan Ruang 1 Analisa Umum Berdasarkan pertimbangan di atas, maka organisasi ruang secara keseluruhan yang sesuai dengan sifat dan karakter Museum Sepak Bola Indonesia adalah organisasi cluster berkelompok. Dengan sistem organisasi ruang cluster berkelompok, maka pengelompokan ruang pada Museum Sepak Bola Indonesia Indonesia ini didasarkan pada zona tiap ruang. Kelompok zona publik yang meliputi fasilitas-fasilitas lobby dan ruang pamer, zona privat pada ruang pengelola semi publik pada ruang restorasi dan servis yang meliputi fasilitas penunjang museum yaitu ruang perpustakaan, coffe shop, counter souvenir dan ruang penunjang lainnya. 2 Analisa Khusus a Ruang pamer tetap Pengolahan dititikberatkan pada garis, bidang dan volume yang digunakan untuk menghadirkan ruang imajiner di dalam ruang pemer tetap sesuai dengan pemecahan masalah dalam tema, sehingga ruang pamer tetap tidak berkesan terbuka secara mutlak. Membuat sebuah pola dengan enclose garis dan bidang sebagai suatu cara membentuk ruang imajiner sebagai ruang display dan koridor sebagai jalur sirkulasi yang saling berhubungan continue. b Lobby Memakai pola penataan ruang terbuka, akan membuat ruang terkesan luas. Lobby akan dipisahkan dengan pembatas imajiner yang akan memisahkan area – area dengan fungsi yang berbeda. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 128 c. Sistem Display Sistem Penyajian materi koleksi pada Museum Sepak Bola Indonesia ditentukan berdasarkan hasil analisis studi lapangan dan studi literatur, yaitu : Alternatif tata pameran Analisis Artistic Estetik Kelebihan Koleksi yang dipamerkan terdiri dari koleksi yang tampilannya baik dan menarik. Hal ini dapat memotivasi banyak pengunjung untuk melihatnya Kekurangan : Sulitnya mendapat rentetan citra dari sebuah pagelaran dan seolah-olah benda-benda yang dipresentasikan berdiri sendiri-sendiri. Evokatif romantik Kelebihan : Mempermudah penghayatan pengunjung dalam memahami benda koleksi yang dipamerkan Kekurangan : Memerlukan area pamer yang luas karena untuk menyajikan satu atau dua buah koleksi, diperlukan pembentukan suasana yang mendukung koleksi. Sistem penyajian ini dapat dilihat pada sistemdisplay diorama maupun minirama. Tematis Intlektual edukatif Kelebihan : Informasi yang ingin disampaikan akan jelas dan mudah dipahami oleh pengunjung , karena susunan koleksi yang disajikan runtut mempunyai jalan cerita dan terkonsep Kekurangan : dapat mengakibatkan benda-benda yang dipilih agak kurang menarik, karena bisa saja benda-benda yang menarik, tidak sesuai dengan konseptual dengan jalan cerita yang mendukung pameran tersebut. Tabel IV.12 Analisa Sistem Penyajian Koleksi Museum Sepak Bola Indonesia di Surakarta Dari hasil analisis di atas maka sistem penyajian koleksi di Museum Spak Bola Indonesia di Surakarta dipilih dari perpaduan antara penyajian dengan sistem artistik tapi tematisintelektual dan edukatif.

5. Aspek Pembentuk Ruang