commit to user 91
H. Tinjauan Tentang Kota Solo
1. Sejarah Kota Solo
Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745, ditandai dengan dimulai pembangunan Keraton Mataram sebagai ganti keraton di
Kartasura yang hancur akibat pemberontakan orang-orang Tionghoa melawan kekuasaan Pakubuwono PB II yang bertahta di Kartasura
pada tahun 1742. Pemberontakan ini bahkan mengakibatkan PB II menyingkir ke Ponorogo.
Dengan bantuan VOC, pemberontakan dapat ditumpas dan Kartasura direbut kembali, tapi keraton sudah hancur dan dianggap
tercemar. Sunan
Pakubuwana II
kemudian memerintahkan
Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta komandan pasukan Belanda J.A.B. van Hohendorff untuk mencari
lokasi Ibukota Kerajaan Mataram Islam yang baru. Maka dibangunlah keraton baru di Surakarta menurut pihak tertentu, nama asli adalah
Salakarta, 20 km ke arah tenggara dari Kartasura, pada 1745, di desa Sala di tepi Bengawan Solo. Pembangunan kraton baru ini menurut
catatan menggunakan bahan kayu jati dari kawasan hutan didekat Wonogiri Alas Kethu dan kayunya dihanyutkan melalui sungai.
Berlakunya Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 menyebabkan Surakarta menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta, dengan
rajanya PB III. Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta, dengan rajanya Mangkubumi Sultan Hamengkubuwono
HB I. Keraton dan kota Yogyakarta mulai dibangun pada 1755, dengan pola tata kota yang sama dengan Surakarta yang lebih dulu
dibangun. Perjanjian Salatiga 1757 memperluas wilayah kota Solo, dengan
diberikannya wilayah sebelah utara keraton kepada pihak Pangeran Sambernyawa Mangkunagara I. Sejak saat itu, Solo merupakan kota
dengan dua sistem administrasi, yang berlaku hingga 1946, pada masa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia. www.wikipedia.org
commit to user 92
2. Keadaan Geografis Kota Solo
Kota Solo terletak di dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih 92 meter diatas permukaan air laut, yang berarti lebih rendah atau
hampir sama tingginya dengan permukaan sungai Bengawan Solo. Selain Bengawan Solo dilalui juga beberapa sungai, yaitu Kali Pepe,
Kali Anyar dan Kali Jenes yang semuanya bermuara di Bengawan Solo. Kota Surakarta terletak diantara: 110 45’ 15”- 110 45’35” Bujur Timur,
70 36’ - 70 56’ Lintang Selatan.
Batas Wilayah Kota Solo yakni di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, di sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo,
di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar.
Sumber : www.surakarta.go.id.
Gambar II.23 Peta Kota Solo
Keadaan Cuaca Kota Solo yakni suhu udara maksimum 32,4 C dan suhu udara minimum 21,6 C sedangkan tekanan udara rata-rata
adalah 1008,74 mbs dengan kelembaban udara 79 . Kecepatan angin berkisar 4 knot dengan arah angin 188 serta beriklim panas.
www.surakarta.go.id
commit to user 93
Gambar II.24 Pembagian Sub Pembangunan Wilayah Kota Solo. Sumber : RUTRK Surakarta
Dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota RUTRK tahun 1993- 2013, Kota Surakarta dibagi dalam 10 SWP
Sub Pembangunan Wilayah, yaitu:
a Pucang Sawit, meliputi Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan,
Sangkrah, Kampung Sewu, dan Semanggi b
Kampung Baru, meliputi Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon,
Ketelan, Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Dinoprajan. c
Gajahan, meliputi Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, Pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti,
Kedung Lumbu dan Jogosuran. d
Sriwedari, meliputi Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen.
e Sondakan, meliputi Pajang, Laweyan, dan Sondakan.
f Jajar, meliputi Jajar, Karang Asem, dan Kerten.
g Sumber, meliputi Sumber dan Banyuanyar.
h Jebres, meliputi Jebres dan Tegalharjo.
i Kadipiro, meliputi Kadipiro dan Nusukan.
j Mojosongo.
1 3
8 7
6 5
4 2
10 9
commit to user 94
3. Keadaan Demografi Kota Solo
Kota Solo mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2003 adalah 552.542 jiwa terdiri dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, tersebar
di lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Sex ratio nya 96,06 yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang laki-laki. Angka
ketergantungan penduduk sebesar 66. Jumlah penduduk tahun 2003 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2000
yang sebesar 488.834 jiwa, berarti dalam 3 tahun mengalami kenaikan sebanyak 83.708 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan
oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. Dalam bidang pendidikan, Kota Solo mempunyai 2 Perguruan
Tinggi negeri dan 24 perguruan tinggi swasta.. Keberadaan pendidikan tinggi tersebut menunjukkan bahwa Kota Solo telah memiliki lembaga
pendidikan tinggi yang relatif lengkap, sehingga cukup layak untuk disebut sebagai kota pendidikan juga. Aset tersebut merupakan sarana
dan prasarana yang penting bagi penyediaan sumber daya manusia terdidik di Kota Solo.
4. Solo sebagai kota olah raga
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, dalam bulan Januari 1947, bertempat di Balai Pertemuan Hadipraja
SoloSurakarta berkumpullah para pemimpin olahraga dari seluruh wilayah Republik Indonesia dalam Usaha menentukan langkah-langkah
yang harus diambil untuk menggerakkan olahraga secara teratur. Pertemuan tersebut terkenal sebagai Kongres olahraga pertama
yang diselenggarakan dalam Negara Republik Indonesia Merdeka. Kongres tersebut dipimpin oleh almarhum dr.Abdul Rachman Saleh,
salah seorang tokoh olahraga terkemuka. Kongres ini telah melahirkan dua organisasi dengan nama satu Persatuan Olahraga Republik
Indonesia disingkat dengan PORi. Dengan didirikannya PORI tadi, maka Republik Indonesia adalah telah memiliki suatu organisasi
olahraga tingkat nasional, sedang organisasi olahraga bernama
commit to user 95
Geerakan olahraga disingkat Gelora yang dipimpin oleh Sri Paku Alam VIII, telah meleburkan diri dengan PORI tersebut.
Tujuan PORI
kecuali memperatukan
gerakan-gerakan keolahragaan di Tanah Air adalah juga sebagai organisasi untuk
memperkuat kesatuan bangsa guna mempertahankan Negara Republik Indonesia yang telah diproklamirkan tanggal 17 Agutus 1945.
Dalam Rangka keinginan untuk ikut serta daam Olympic Games XIV Di London, yang diselenggarakan dalam tahun 1948, maka
dipandang perlu adanya suatu organisasi khusus yang mendapat tugas menyelenggarakan hubungan dengan Komite Olimpiade Internasional
dan yang
memenuhi ketentuan-ketentuan
Komite Olimpiade
Internasional tersebut. Dan unuk itu dibentuklah organisasi Olahraga organisasi Olahraga Kedua yang bernama Komite Olimpiade Republik
Indonesia yang berkedudukan di yogyakarta dan diketuai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang merupakan organisasi keolahragaan
yang memenuhi ketentuan dimaksud. Dengan demikian terdapatlah dua organisasi yang mengurus
membina keolahragaan di Indonesia pada masa itu,yaitu: 1.
Persatuan Olahraga Republik Indonesia Disingkat PORI yang mendapat tugas khusus menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
olahraga dalam negeri. 2.
Komite Olimpiade Republik Indonesia disingkat KORI yang mendapat tugas menyelenggarakn hubungan dengan Komite
Olimpiade Internasional Dan Federasi-Federasi olahraga Internasional lainnya.
Untuk mewujudkan keinginan guna ikut serta dalam Olympic Games XIV diLondon tersebut.KORI mengadakan persiapan-persiapan
yang menyusun delegasinya. Namun karena adanya serbuan tentara Belanda ke wilayah Republik ndonesia yang dikenal dengan nama
Agresi Belanda I, maka semua potensi dikerahkan untuk menghadapi serbuan Belanda tersebut hingga semua soal-soal keolahragaan
commit to user 96
khususnya persiapan untuk mengikuti Olmpiade XIV terpaksa tidak dapat dilaksanakan sebagai mana mestinya . Baru setelah adanya
persetujuan Renville pada tanggal 13 Januari 1948, kegiatan-kegiatan keolahragaan itu dapat dihidupkan kembali.
Akan tetapi karena persiapan untuk memilih atlit-atlit tidak dapat dilakukan berhubung waktunya yang sangat sempit serta pula
adanya macam-macam kesulitan lainnya, maka cita-cita untuk ikut dalam olimpiade XIV di London tidak dapat diwujudkan.
Atas dasar inilah, timbul gagasan untuk menghidupkan kembali Pekan olah raga yang dilakukan oleh ISI ikatan sport indonesiapada
tahun 1938 di Solo. Insyaf akan pentingnya olahraga untuk perjuangan dan pembangunan negara , maka pekan Olahraga yang akan dihidupkan
kembali itu harus didasarkan kepada tujuan yang luas , yaitu bukan saja untuk meningkatkan prestasi olahraga, tetapi juga dimaksudkan untuk
kepentingan politik baik ke dalam maupun ke luar negeri. Ke dalam negeri dimaksudkan ntuk membina integrasi bangsa, sedang ke luar
negeri digunakan untuk mewujudkan bahwa bangsa Indonesia mampu meakukan suatu pekerjaan besar di tengah-tengah kesulitan negara
akibat rongrongan kaum penjajah Belanda pada waktu itu, yang penyelenggaraannya dengan menggunakan seluruh potensi masyarakat.
Dan dengan kesepakatan bersama dari para olahragawan Indonesia maka penylenggaraan PON akan dilaksanakan dimaksudkan untuk
meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa melalui sarana olahraga, dengan konep dasar sebagaimana telah ada yaitu adanya 1Pembukaan;
2Penyelenggaraan Pertandingan; dan Perlombaan serta 3Penutupan Tim IT Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
© 2008
commit to user 97
Sebagai catatan bahwa kota Surakarta pernah menjadi tempat berbagai peristiwa penting olah raga penting antara lain:
a Merupakan salah satu kota pendeklarasian PSSI tahun 1930
b Pernah menjadi tempat Konggres olahraga pada Januari 1946
dalam rangka membentuk Organisasi Olahraga Republik Indonesia OORI.
c Pernah menjadi penyelenggara FESPIC IV atau pekan Olah Raga
Cacat pada tahun 1986. Berdasarkan
RUTRKI 1993-2013 kota
Solo memiliki
kesempatan dalam strategi penyediaan fasilitas berskala nasional maupun internasional www.surakarta.go.id
commit to user
98
BAB III STUDI LAPANGAN
A. MUSEUM POLRI
Museum ini berada di daerah Blok M, Jakarta Selatan. Merupakan museum modern yang menggunakan teknologi dalam penyajian materi
koleksi. Yaitu pada media informasi yang memberi informasi tentang materi
– materi yang ada di tiap ruag masing – masing lantai. 1.
Waktu Operasional : Buka pada hari Selasa hingga Minggu pada pukul 09.00 hingga
16.00 WIB. 2.
Dokumentasi
Gambar III.1 Foto bagian depan Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar III.2 Foto teknologi yang dipakai Sumber : dokumentasi pribadi