Reaksi Tanah pH Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2015

57

4.7.3. Sifat Kimia dan Status Kesuburan Tanah

Sifat kimia tanah sangat dipengaruhi oleh bahan induk tanah serta tingkat pelapukan yang telah terjadi. Penetapan sifat kimia dan status kesuburan di Kabupaten Kepahiang ditentukan dari pengambilan contoh tanah secara komposit pada lapisan atas 0-30 cm dan 30-60 cm dari beberapa pewakil yang dianggap representatif dan dianalisis di laboratorium. Kriteria sifat kimia dan penentuan status kesuburan tanah mengacu kunci status kesuburan tanah PPT, 1983, yaitu dengan mengkombinasikan parameter kapasitas pertukaran kation KPK tanah, kejenuhan basa KB, kadar K 2 O, P 2 O 5 dan C-organik tanah. Beberapa sifat kimia tanah hasil analisis di laboratorium diuraikan sebagai berikut:

a. Reaksi Tanah pH

Di dalam tanah pH sangat penting dalam menentukan aktifitas dan dominasi mikroorganisme, seperti siklus hara nitrifikasi, denitrifikasi, penyakit tanaman, dekomposisi dan sintesis senyawa kimia organik dan transport gas ke atmosfer. Reaksi tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara dalam tanah. Sebagai teladan tanah-tanah dengan reaksi tanah sangat masam pH 4,0 unsur hara P seringkali tidak tersedia untuk tanaman karena dijerap oleh Fe dan Al yang mendominasi kompleks pertukaran kationnya. Sedangkan pada tanah-tanah dengan pH 7,5 unsur hara tersebut dijerap oleh Ca, sehingga tidak tersedia untuk tanaman. Tanah yang masam memiliki pH nilai kurang dari 7 pada skala pH SSSA, 1997. Secara teoritis, keasaman tanah sebagian besar terkait dengan adanya perubahan bentuk ion hidrogen dan aluminium Brady, 2001; Fageria dan Baligar, 2003. Dengan demikian, semakin tinggi konsentrasi ion ini dalam larutan tanah, semakin tinggi keasamannya. Kebanyakan tanah masam menunjukkan tingkat kesuburan yang rendah, rendah unsur fisik, kimia, dan biologi tanah. pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah memegang peran sangat penting dalam ketersediaan unsur hara seperti Nitrogen N, Potassium kalium K, dan Pospor P dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap penyakit. Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen dalam bentuk nitrat menjadi tersedia 58 bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada pH antara 6,0-7,0. Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut. Berdasarkan hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa tanah-tanah di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Lebong mempunyai pH tanah masam, yaitu 4,08-6,73 rata-rata 5,92 dan 4,14-6,49 rata-rata 5,78. Hal ini dapat disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di dua kabupaten tersebut . Menurut Brady 2001 curah hujan memiliki nilai pH antara 4 dan 4,5 yang sampai ketanah melalui presipitasi Coy et al. , 1990. Di daerah yang mempunyai curah hujan tinggi seperti di daerah tropis maka tanah cenderung bersifat agak masam sampai masam karena terjadi pencucian terhadap ion-ion yang bersifat basa. Pada tanah asam pH rendah, tanah didominasi oleh ion Al, Fe, dan Mn. I on-ion ini akan mengikat unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman, terutama unsur P fosfor, K kalium, S sulfur, Mg magnesium dan Mo molibdenum sehingga tanaman tidak dapat menyerap makanan dengan baik meskipun kandungan unsur hara dalam tanahnya banyak. Pada kondisi ini, derajat keasaman tanah bernilai 7. Selain ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat unsur hara, ion-ion tersebut juga meracuni tanaman. Pada tanah asam, kandungan unsur mikro seperti seng Zn, tembaga Cu dan kobalt Co juga tinggi sehingga meracuni tanaman. Keasaman tanah telah terbukti memiliki efek merugikan pada pertumbuhan tanaman dengan mempengaruhi ketersediaan hara dan pertumbuhan tanaman. Dua faktor fundamental yang terkait dengan infertilitas tanah masam, yaitu kekurangan hara seperti P, Ca dan Mg, dan adanya zat phytotoxic seperti Al dan Mn terlaut. Di dalam tanah, tanaman menyerap nutrisi terutama dalam bentuk larut. Dalam kondisi asam beberapa nutrisi penting seperti P, Ca dan Mg yang tidak tersedia dalam larutan tanah untuk diserap tanaman karena banyaknya elemen seperti Al dan Mn Obiri-Nyarko, 2012.

b. Bahan Organik Tanah BO