PERPAJAKAN lanjutan c. Manfaat beban pajak penghasilan lanjutan

PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 201131 DESEMBER 2010 Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain 50

17. PERPAJAKAN lanjutan c. Manfaat beban pajak penghasilan lanjutan

Pada tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan belum menyampaikan SPT pajak penghasilan badan tahun 2012 kepada Kantor Pajak. Manajemen Perusahaan menyatakan bahwa SPT pajak penghasilan badan tahun 2012 akan dilaporkan sesuai dengan perhitungan pajak di atas. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 rincian dari akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan milik Perusahaan terdiri dari: 2012 2011 Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal : 31 Desember 2007 - 156.550.386 31 Desember 2008 215.808.480 962.693.359 31 Desember 2009 402.477.447 402.477.447 Jumlah 618.285.927 1.521.721.192 Pada bulan September 2008, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menyetujui perubahan Undang-undang Pajak Penghasilan yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2009. Salah satu perubahan tersebut sehubungan dengan tarif pajak penghasilan badan. Sebelumnya, tarif pajak penghasilan badan bersifat progresif sebesar 10 dan 15 atas Rp50 juta penghasilan kena pajak pertama dan kedua, dan berikutnya 30 atas penghasilan kena pajak lebih dari Rp100 juta. Sesuai dengan perubahan Undang-undang Pajak Penghasilan, tarif pajak penghasilan badan ditetapkan pada tarif tetap sebesar 28 dimulai sejak tanggal 1 Januari 2009 dan kemudian dikurangi menjadi 25 sejak tanggal 1 Januari 2010. Perhitungan pajak penghasilan tangguhan telah menggunakan tarif pajak baru tersebut. Manfaat beban pajak penghasilan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 2011 Perusahaan Liabilitas imbalan kerja karyawan 34.304.485 19.336.379 Rugi fiskal 225.183.608 211.710.958 Penyusutan aset tetap 18.796.481 5.662.099 Amortisasi biaya pra operasi - - Entitas Anak Liabilitas imbalan kerja karyawan 302.769.616 140.867.557 Penyusutan aset tetap 18.129.547 5.286.566 Amortisasi biaya pra operasi 991.192.397 991.192.397 879.968.838 950.634.040 PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 201131 DESEMBER 2010 Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain 51

17. PERPAJAKAN lanjutan d. Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 2011 Perusahaan Rugi fiskal 154.571.689 379.755.298 Liabilitas imbalan kerja karyawan 83.401.674 49.097.189 Penyusutan aset tetap 37.618.569 56.415.050 Entitas Anak Liabilitas imbalan kerja karyawan 443.637.173 140.867.557 Penyusutan aset tetap 23.416.113 5.286.566 Amortisasi biaya pra operasi - 991.192.397 Jumlah 742.645.218 1.622.614.057 Manajemen Grup berpendapat bahwa aset pajak tangguhan tersebut di atas dapat dipulihkan kembali melalui penghasilan kena pajak di masa yang akan datang. Aset dan kewajiban pajak tangguhan tidak diakui untuk kegiatan usaha Grup yang dikenai pajak penghasilan final butir ”f” di bawah.

e. Administrasi

Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Grup melaporkan atau menyetorkan pajak berdasarkan prinsip self assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.

f. Lainnya

Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 2007 PP 812007 tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”. PP 812007 ini mengatur perseroan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5 lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1b Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya 40 atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5 dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat enam bulan dalam jangka waktu satu tahun pajak. Pada tanggal 4 November 2008, Presiden dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2008 yang mengatur bahwa penghasilan wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah danatau bangunan akan dikenakan pajak yang bersifat final efektif tanggal 1 Januari 2009.