Pengertian Pengelolaan Zakat Azas dan Tujuan Pengelolaan Zakat Organisasi Pengelolaan Zakat

Besarnya zakat pertanian berkisar antara 5 hingga 10 tergantung dari mudah susahnya, dan biaya yang dikeluarkan selama proses perawatan selama tanam hingga panen. e. Barang – barang Komersial dan Industri Zakat dikenakan adalah 2,5 dari semua barang komersial.

B. Konsep tentang Pengelolaan Zakat Berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 1999

1. Pengertian Pengelolaan Zakat

Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan keputusan dan keputusan menteri Agama Republik Indonesia Nomor 581 Tahun 1999 tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat : a. pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat Pasal 1 Ayat 1 b. muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat Pasal 1 Ayat 3 c. mustahik adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat Pasal 1 Ayat 4

2. Azas dan Tujuan Pengelolaan Zakat

Agar tujuan sumber dana dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat perlu adanya pengelolaan zakat secara profesional dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada muzakki, mustahik dan pengelola zakat. Untuk maksud tersebut, maka dalam pengelolaan zakat tersebut harus berdasarkan iman dan taqwa agar dapat mewujudkan keadilan sosial, kemashlahatan keterbukaan dan kepastian hukum sesuai jiwa pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 Pasal 4. Adapun tujuan pengelolaan zakat paling tidak adalah meliputi hal-hal berikut : a. meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penunaian dan dalam pelayanan ibadah zakat sesuai dengan tuntutan agama. b. meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahtraan masyarakat dan keadilan sosial. c. meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat Pasal 5.

3. Organisasi Pengelolaan Zakat

Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS yang berkedudukan di Ibu kota Negara dibentuk oleh presiden atas usul menteri, sedangkan Badan Amil Zakat Daerah BAZDA berkedudukan di Ibu kota Prospinsi, Kabupaten dan Kecamatan dibentuk oleh Gubernur, BupatiWalikota dan Camat atas usul kepala kantor Departemen Agama setempat. Di setiap kelurahan dan desa dapat dibentuk Unit Pengumpul Zakat UPZ oleh BAZ Kecamatan. Demikian pula BAZNAS dan BAZDA yang lain dapat dibentuk UPZ di instansi Pemerintah dan swasta sesuai dengan tingkatannya dan sesuai kebutuhan. Susunan dan tata kerja BAZ dan UPZ diatur lebih lajut dengan keputusan Menteri. Selain oleh BAZ, pengelolaan zakat juga dapat dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat LAZ yang didirikan oleh masyarakat dan keberadaannya dikukuhkan oleh pemerintah setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

4. Persayaratan Lembaga Pengelola Zakat

Dokumen yang terkait

Peranan Badan Amil Zakat Berdasarkan Undang - Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Sumatera Utara (Studi Pada Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara)

0 37 186

Pengelolaan Zakat Berdasarkan Undang-undang No 38 Tahun 1999 dan Pengaruhnya Terhadap Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (Studi Kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan

1 60 84

Analisis Penerapan Transaksi Murabahah pada PT.Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan

0 31 125

Analisa Laporan Keuangan pada Bank Syariah Al-Washliyah (BPRS) Medan

0 22 62

Pengawasan Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Bank Syariah Al-Washliyah (BPRS) Medan

0 16 68

Analisis Penerapan Zakat sebagai Pengurang Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak Badan (Studi Kasus pada BPR Syariah Kota Mojokerto)

4 34 16

Pengaruh Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Dan Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 Tahun 2000 Terhadap Pelaksanaan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak : Studi kasus pada wajib pajak di KPP Pratama Jakarta Cilandak

0 18 160

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus pada Kpp Kantor Wilayah Jawa Barat I 2010-2015)

13 117 42

Pengaruh Penambahan Wajib Pajak Badan dan Surat Pemberitahuan Masa Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees 2012-2015)

0 3 1

Pengaruh Jumlah Wajib Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi 2013-2015)

1 8 30