Agunan yang Diambil Alih 22 Aktiva dalam Valuta Asing Aktiva Tetap Inventaris : Rupa-rupa Aktiva 11 Cadangan Laba Ditahan Laba Rugi

9. Penyisihan Penhapusan Aktiva -- 21

a. Umum b. Khusus

10. Aktiva Istishna dalam Penyelesaian

11. Termin Istishna --

12. Persediaan

13. Agunan yang Diambil Alih 22

14. Aktiva dalam Valuta Asing

15. Aktiva Tetap Inventaris :

a. Tanah dan Gedung b. Akumulasi Penyusutan gedung -- c. Inventaris d. Akumulasi penyusutan Inventaris - -

16. Rupa-rupa Aktiva 11

-54,320,571 -34,514,813 270,088,634 695,377,675 -452,095,613 130,448,860

14. Cadangan

a. Cadangan Umum b. Cadangan Tujuan

15. Laba Ditahan

16. Laba Rugi

a. Tahun Lalu b. Tahun Berjalan 02 304,785,114 356,617,160 TOTAL AKTIVA 11,864,773,805 TOTAL PASIVA 11,864,773,805 Dari laporan laba-rugi dan neraca yang disajikan, maka berikut disajikan cara untuk menghitung zakat serta pajak tahunan yang akan dibayarkan, pihak manajemen PT. BPRS Al-Washliyah Medan sebagai bahan perbandingan jika PT. BPRS Al-Washliyah Medan menerapkan berdasarkan undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan yaitu : Zakat tahun berjalan = laba tahun berjalan x 2,5 = Rp 407,562,469 x 2,5 = Rp 10,189,061,73 Dalam hal perhitungan pajak penghasilan, maka sesuai dengan Undang-undang yang berlaku, maka perhitungannya: Laba tahun berjalan = Rp 407,562,469 Dikurangi zakat = Rp 10,189,061,73 Penghasilan Kena Pajak = Rp 397,373,407.3 Pajak terhutang : 25 x Rp 397,373,407.3 = Rp 99,343,351.83 Pajak terhutang tahun berjalan = Rp 99,343,351.83

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Perhitungan Zakat Badan Usaha Syari’ah

Sebagai bahan perbandingan selanjutnya dalam analisis atas perhitungan zakat badan usaha syari’ah dengan data laporan keuangan PT. BPRS Al- Washliyah Medan pada Neraca serta laporan Laba Rugi per 31 Desember 2010 Agar mendapatkan hasil yang lebih objektif maka penulis mencoba untuk membandingkan hasil perhitungan zakat dengan beberapa metode yang ada, yaitu metode Gambling dan Karim, metode Yusuf Qardhawi, metode Bazis DKI Jakarta, metode Syarikat Takaful Malaysia, metode yang dipakai oleh Bank Syari’ah lain seperti PT. Bank Muamalat Indonesia dan metode PT. BPRS Al- Washliyah itu sendiri.

a. Menurut T.E. Gambling dan R.A. Karim

Pada bab sebelumnya telah dikemukakan bahwa menurut T.E. Gambling dan R.A. Karim untuk menghitung zakat sebuah badan usaha dikenakan pada nilai bersih kekayaan, yaitu : modal + laba bersih x 2,5 atau atas modal kerja atau laba bersih. Jika ditinjau dari laporan keuangan yang ada maka kewajiban zakat PT. BPRS Al-Washliyah adalah sebagai berikut: modal + cadangan – aktiva tetap + laba bersih x 2,5 = [ Rp 1,337,152,840 + Rp 304,785,114 - 373,730,922 + Rp 407,562,469 ] x 2,5 = Rp 1,641,937,954 - Rp 373,730,922 + 407,562,469 x 2,5 = Rp 41,894,237.53

Dokumen yang terkait

Peranan Badan Amil Zakat Berdasarkan Undang - Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Sumatera Utara (Studi Pada Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara)

0 37 186

Pengelolaan Zakat Berdasarkan Undang-undang No 38 Tahun 1999 dan Pengaruhnya Terhadap Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (Studi Kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan

1 60 84

Analisis Penerapan Transaksi Murabahah pada PT.Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan

0 31 125

Analisa Laporan Keuangan pada Bank Syariah Al-Washliyah (BPRS) Medan

0 22 62

Pengawasan Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Bank Syariah Al-Washliyah (BPRS) Medan

0 16 68

Analisis Penerapan Zakat sebagai Pengurang Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak Badan (Studi Kasus pada BPR Syariah Kota Mojokerto)

4 34 16

Pengaruh Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Dan Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 Tahun 2000 Terhadap Pelaksanaan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak : Studi kasus pada wajib pajak di KPP Pratama Jakarta Cilandak

0 18 160

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus pada Kpp Kantor Wilayah Jawa Barat I 2010-2015)

13 117 42

Pengaruh Penambahan Wajib Pajak Badan dan Surat Pemberitahuan Masa Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees 2012-2015)

0 3 1

Pengaruh Jumlah Wajib Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi 2013-2015)

1 8 30