Lain halnya dengan definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. Sumitro yang dikutip oleh Waluyo Ibid : 3 bahwa “ Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas
Negara berdasarkan Undang – undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapatkan jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditujukan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum“. Sedangkan penghasilan menurut Judisseno 2002 : 76 adalah “ Jumlah uang yang diterima atas usaha
yang dilakukan orang perorangan, badan, dan bentuk usaha lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengkonsumsi, danatau menimbun
serta menambah kekayaan”. Hal di atas juga senada dengan definisi pajak penghasilan menurut Undang –
undang pajak penghasilan Nomor 36 2008 : Pasal 4 ayat 1 yaitu “ Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib
pajak dari manapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak tersebut”.
Jika dipandang dari sudut akuntansi sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia yaitu menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan Nomor 46 2009 : Paragraf 7 “pajak penghasilan
adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan”.
2. Subjek Pajak Penghasilan
Menurut Undang – undang perpajakan Nomor 36 2008 : Pasal 2 ayat 1 tentang Pajak Penghasilan “Orang pribadi yang menjadi subjek pajak dapat
bertempat tinggal atau berada diindonesia ataupun diluar Indonesia”. Selanjutnya
Judisseno 2002 : 79 memberikan penjelasan tentang kewajiban pajak orang pribadi, badan, warisan dimulai dan berakhir pada :
a. orang pribadi dilahirkan, berada atau berniat bertempat tinggal di
Indonesia dan berakhir pada saat meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama – lamanya,
b. badan didirikan atau berkedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat
dibubarkan atau tidak lagi berkedudukan di Indonesia, c.
timbulnya warisan dan berakhir pada saat warisan tersebut selesai dibagikan.
Menurut Waluyo 2006 : 61 ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam rangka memberikan kepastian hukum, penentuan saat mulai dan berakhirnya kewajiban pajak subjektif, yaitu:
a. orang pribadi bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang
berada diindonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada diindonesia
dan mempunyai nia untuk bertempat tinggal di Indonesia
b. bagi badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
c. bagi orang yang tidak bertempat tinggal diIndonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang didirikan dan tidak bertempat kedudukan diindonesia yang
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usahan diIndonesia, kewajiban pajak subjektifnya dimulai pada saat orang
pribadi atau badan tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap diindonesia.
d. bagi orang pribadi yang tidak bertempat tinggal atau berada
diindonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan
diindonesia yang dapat memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau kegiatan usaha tetap diindonesia,
kewajiban pajak sunjektifnya dimulai pada saat orang pribadi atau badan tersebut memperoleh penghasilan dari Indonesia dan berakhir
pada saat tidak lagi menerima penghasilan tersebut.
3. Objek Pajak Penghasilan dan Penghasilan Kena Pajak