ALUR PENELITIAN BATASAN OPERASIONAL PENELITIAN

3.5. ALUR PENELITIAN

Alur penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Wanita usia reproduksi Anamnesa, pemeriksaan fisik, suhu basal Kriteria Inklusi Pemeriksaan konsentrasi serum progesteron Pemeriksaan USG Doppler berwarna Tranvaginal Menilai aliran darah corpus luteum Analisa Penelitian Uji Statistik Hasil Penelitian Konklusi dan Rekomendasi Universitas Sumatera Utara 3.6.VARIABEL PENELITIAN 1. Variabel independen : Aliran Darah Corpus Luteum 2. Variabel dependen : Konsentrasi Serum Progesteron 3.7.KERANGKA KONSEP PENELITIAN VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN HARI 21 HAID Konsentrasi Serum Progesteron Aliran Darah Corpus Luteum • Peak Systolic Velocity PSV • End Diastolic Velocity EDV • Pulsatility Index PI • Resistance Index RI • Volume Corpus Luteum Universitas Sumatera Utara

3.8. BATASAN OPERASIONAL PENELITIAN

1 Wanita infertil adalah wanita yang telah menikah sekurang-kurangnya 1 tahun, melakukan hubungan seksual secara teratur, tanpa menggunakan kontrasepsi ,namun belum memiliki keturunan. • 35 tahun adalah yang tidak dapat hamil setelah 12 bulan menikah dengan hubungan intim yang regular tanpa kontrasepsi. • 35 tahun adalah yang tidak dapat hamil setelah 6 bulan menikah dengan hubungan intim yang regular tanpa kontrasepsi. 2 Umur adalah usia reproduktif pada wanita yaitu 15-45 tahun dan sudah menikah. 3 BMI adalah indeks massa tubuh yang dihitung dari berat badankilogram dibandingkan dengan tinggi badan kuadrat meter pada saat pasien dating, dan digolongkan kedalam kriteria: • Underweight : BMI 18 kgm 2 • Normoweight : BMI18-25 kgm 2 • Overweight : BMI 25-30 kgm 2 • Obesitas : BMI 30 kgm 2 4 Wanita dengan siklus haid teratur ialah wanita yang memiliki siklus haid selama 28 hari setiap bulan yang disesuaikan dengan Chart Suhu Basal Badan .Ovulasi terjadi pada hari ke 14 haid yang ditandai dengan turunnya suhu basal sampai pada titik nadir, yang ditunjukkan pada Rekaman Chart Suhu Basal Badan yaitu gambaran bifasik, yang menggambarkan bahwa siklus haid nya ovulatoar. 5 Chart Suhu Basal Badan dan panduan penggunaannya diberikan pada tiap tiap responden yang memenuhi kriteria inklusi untuk dibawa pulang ke rumahnya. Pengukuran Suhu Basal Badan dikerjakan setiap hari pada saat terjaga pagi hari, sebelum bangkit dari tempat tidur, ataupun sebelum makan dan minum.Thermometer diletakkan di bawah lidah selama 4 menit. Universitas Sumatera Utara Nilai yang tertera pada thermometer ditandai pada kertas yang telah disiapkan. Pengukuran SBB dimulai pada hari pertama haid dan dikerjakan setiap pagi hari sampai haid berikutnya siklus klasik 28 hari . SBB dikerjakan setiap pagi, sebelum matahari terbit dan pada keadaan badan sedang tidak sakit demam. Jika siklus haidnya berovulasi, maka grafik akan memperlihatkan gambaran bifasik, sedangkan pada siklus haid yang tidak berovulasi, gambaran grafiknya monofasik. 6 Hari ke 7 pasca ovulasi pada siklus haid 28 hari merupakan puncak fase luteal ,dimana Aliran darah Corpus Luteum meningkat dan ditandai dengan peningkatan Konsentrasi serum Progesteron. 7 Konsentrasi serum Progesterone diambil pada hari ke 21 untuk menaksir fungsi Luteal Aliran darah Corpus Luteum . Nilai titik potong untuk serum progesterone adalah titik potong yang sudah dijelaskan pada literature. Beberapa penulis melaporkan bahwa 5 ngml adalah batas terendah dari fase mid luteal yang normal, dan yang lainnya telah menunjukkan bahwa level fase mid-luteal dari 10 ngml Hansleigh dan Fainstadt, 1979 , ada pula yang mengemukakan bahwa 15 ngml Radwanska dan Swyer, 1974 merupakan nilai diskriminan antara siklus normal dan siklus Defek Fase Luteal. 8 Volume Corpus Luteum. Evaluasi morfologi dilakukan untuk mengukur Volume Corpus Luteum. Diameter transversal maksimum A, Diameter antero posterior B, dan diameter longitudinal C dari Corpus Luteum diukur, dan Volume Corpus Luteum diperkirakan menggunakan rumus perkalian persamaan untuk prolate ellipsoid yang sudah dimodifikasi Dimana : V = 0.523 x A x B x C Universitas Sumatera Utara Diameter transversal maksimum A Diameter antero posterior B Diameter longitudinal C 6. Peak Systolic Velocity PSV Yaitu puncak tertinggi aliran darah sistolik pada tampilan berwarna gelombang aliran darah Corpus Luteum pada fase mid-luteal hari 21 siklus haid tersebut. 7. End Diastolic Velocity EDV Yaitu titik dasar terendah aliran darah diastolik pada tampilan berwarna gelombang aliran darah Corpus Luteum pada fase mid-luteal hari 21 siklus haid tersebut. 8. Indeks Pulsatilitas PI = Pulsatility Index dihitung secara elektronik dengan berdasarkan formula berikut : Dimana: S adalah denyut maksimum, D adalah denyut minimum A adalah frekwensi pencitraan Doppler rata-rata selama melalui 1 siklus kardiak. 1 9. Indeks Resistansi RI = Resistance Index yang diambil dari selisih antara aliran darah sistolik maksimal S dan aliran darah diastolic minimal D dibagi dengan aliran darah sistolik puncak S-D S .Impedansi aliran darah dinilai dalam corpus luteum selama fase midluteal 7 hari setelah ovulasi = hari ke 21 Dimana: PI = S-D A RI = S – D S Universitas Sumatera Utara S adalah denyut maksimum, D adalah denyut minimum

3.9. PENGOLAHAN DATA