DISTRIBUSI PERBEDAAN RATA – RATA DARI VARIABEL-VARIABEL PREDIKTOR HUBUNGAN VARIABEL-VARIABEL PREDIKTOR TERHADAP KADAR SERUM

4.7 DISTRIBUSI PERBEDAAN RATA – RATA DARI VARIABEL-VARIABEL PREDIKTOR

TERJADINYA DEFEK FASE LUTEAL YANG DIKATEGORIKAN BERDASARKAN KADAR SERUM PROGESTERON 10 ngml DAN 10 ngml. VARIABEL PREDIKTOR MEAN SD p-value Umur 10 ngml 10 ngml 1,805 2,383 0,670 BMI 10 ngml 10 ngml 21,22 21,01 1,150 1,114 0,573 Serum Progesteron 10 ngml 10 ngml 7,81 15,99 3,09 1,69 0,000 PSV 10 ngml 10 ngml 7.59 15,62 2.68 7,50 0,000 EDV 10 ngml 10 ngml 2,09 5,89 1,97 4,15 0,002 PI 10 ngml 10 ngml 1,28 1,04 0,37 0,56 0.031 RI 10 ngml 10 ngml 0.74 0.62 0.21 0.28 0.067 Volume Corpus Luteum 10 ngml 10 ngml 6.54 7.45 4.66 4.43 0.098 31,60 31,30 Uji t-independen Universitas Sumatera Utara Hasil pada Tabel 4.7 dianalisis dengan analisis komparatif variabel numerik tidak berpasangan dengan menggunakan uji t-independen. Diperoleh hasil bahwa kadar rata-rata dari • Kadar Serum Progesteron menunjukkan p-value p = 0.000; P 0,05; CI 95, • Peak Systolic VelocityPSV p = 0,000; p 0,05; CI 95, • End Diastolic Velocity EDV p = 0,002; p 0,05; CI 95, • Pulsatility Index PI p = 0,031; p 0,05; CI 95 sehingga, sebagai variabel-variabel prediktor tersebut pada Defek Fase Luteal menunjukkan perbedaan bermakna di antara subyek penelitian yang mempunyai Kadar Serum Progesteron 10 ngml dan 10 ngml. Sedangkan variabel prediktor : • Umur, • BMI, • Resistance Index RI; dan • Volume Corpus Luteum tidak menunjukkan perbedaan bermakna di antara subyek penelitian yang mempunyai kadar serum progesteron 10 ngml dan 10 ngml. Hal ini menunjukkan bahwa • Kadar Serum Progesteron, • Peak Systolic Velocity PSV, • End Diastolic Velocity EDV, dan • Pulsatility Index PI menunjukkan hasil yang berbeda di antara wanita yang mengalami Defek Fase Luteal dan yang tidak mengalami Defek Fase Luteal. Universitas Sumatera Utara

4.8 HUBUNGAN VARIABEL-VARIABEL PREDIKTOR TERHADAP KADAR SERUM

PROGESTERON PADA SUBYEK PENELITIAN Model 1A Model 2 B Model 3 C Model 4 D Variabel Prediktor β r p β r p β r p β r p Peak Systolic Velocity PSV 0,519 0,446 0,005 0,523 0,449 0,004 0,599 0,628 0,000 0,630 0,660 0,000 End Diastolic Velocity EDV 0,126 0,106 0,525 0,122 0,104 0,530 adj Adj adj adj adj adj Pulsatility Index PI -0,273 - 0,235 0,156 - 0,273 - 0,234 0,151 -0,342 -0,346 0,029 -0,425 -0,510 0,001 Resistance Index RI -0,126 - 0,135 0,418 - 0,124 - 0,133 0,419 -0,130 -0,139 0,393 adj adj adj Volume Corpus Luteum 0,035 0,050 0,768 adj Adj Adj adj Adj adj adj adj adj Uji Korelasi Regresi Linier Pearson Tabel 4.8. menunjukkan hasil analisis multivariat menggunakan Analisis Korelasi Regresi Linier Pearson. Seluruh variabel prediktor yang diperiksa pada subyek penelitian terhadap kadar serum Progesteron pada penelitian ini, menunjukkan korelasi yang kuat yaitu pada • Peak Systolic Velocity PSV dengan nilai korelasi r = 0,66 p = 0,000; p 0,05; CI 95 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara PSV dan kadar serum progesteron pada penelitian ini, dengan hubungan positif. • Sedangkan Pulsatility Index PI dengan nilai korelasi r = - 0,51 p = 0,001; p 0,05; CI 95 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup antara PI dan kadar serum progesteron pada penelitian ini dengan hubungan negatif. Dimana hubungan paling sempurna adalah jika nilai korelasi r = 1 p 0,05; CI 95 . Sementara, • Volume Corpus Luteum pada model 2B di-adjusted karena tidak menunjukkan hubungan yang kuat dengan Kadar Serum Progesteron, Universitas Sumatera Utara • EDV juga pada model 3C di-adjusted karena tidak menunjukkan hubungan yang kuat dengan Kadar Serum Progesteron. • RI pada model 4D di-adjusted karena tidak menunjukkan hubungan yang kuat dengan Kadar Serum Progesteron Adapun Analisis Multivariat pada Tabel 4.3. mempunyai variabel dependen Kadar Serum Progesteron, baik pada subyek penelitian yang mengalami Defek Fase Luteal 15 orang atau 35,7 maupun yang tidak mengalami Defek Fase Luteal 27 orang atau 64,3.

4.9 NILAI ADJUSTED R SQUARE DARI VARIABEL-VARIABEL PREDIKTOR