3. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI minimum 3 bulan.
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi, dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
2.4 Return Saham
Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi yang
dihadapinya. Menurut Jogiyanto 2010: 205, “Return atau tingkat pengembalian saham merupakan hasil yang diperoleh investor dari aktivitas investasi yang
dilakukan, yang terdiri dari capital gains atau capital loss”.Capital GainsLoss adalah selisih laba rugi yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham
sekarang relatif tinggi rendah dibandingkan dengan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya
maka pemegang saham mengalami capital gain.Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss.
Return saham dibagi menjadi dua macam yaitu return realisasi yaitu return
yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis, berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang. Return ekspektasi
adalah return yang belum terjadi dan diharapkan akan diperoleh oleh investasi di masa yang akan datang.
Perhitungan return realisasi dituliskan dengan menggunakan rumus
Jogiyanto 2010: 206: Rit
P P
P
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: R
i,t
= Return saham i pada periode t P
i,t
= Harga penutupan saham ke-i pada periode t periode terakhir P
i,t-1
= Harga penutupan saham ke-i pada periode sebelumnya periode awal Namun
menurut Ross
et al, 2009: 531 jika dividen dibagikan, maka total returnsaham dapat dihitung sebagai berikut:
Rit D
P P
P P
Keterangan: R
i,t
= Return saham i pada periode t P
i,t
= Harga penutupan saham ke-i pada periode t periode terakhir P
i,t-1
= Harga penutupan saham ke-i pada periode sebelumnya periode awal D
i,t
= Dividen
2.5 Economic Value Added
Istilah Economic Value Added EVA pertama kali dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart Joel M. Stern yaitu seorang analis keuangan dari perusahaan
konsultanStern Steward Management Service pada tahun 1993 di Amerika Serikat. Menurut Utama 1997: 34, bahwa “Konsep EVA memang masih tergolong baru
sehingga belum secara luas dipergunakan di Indonesia”. Konsep EVA merupakan suatu konsep yang mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam memperhatikan
ekspektasi para penyandang dana kreditur dan pemegang saham. Pendekatan ini mengukur kinerjaperusahaan berbasis nilai, yang menggambarkan jumlah absolut
dari nilaipemegang saham shareholder value yang diciptakan created atau dirusakdestroyed pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. EVA yang
Universitas Sumatera Utara
positifmenunjukkan penciptaan nilai value creation, sedangkan EVA yang negatifmenunjukkan penghancuran nilai value destruction.
Menurut Widayanto 1993:145, “EVA merupakan ukuran kinerja keuangan operasional perusahaan yang bisa berdiri sendiri tanpa ukuran-ukuran atau angka
pembanding lainnya”. Menurut Rousana 1997: 18, “Economic Value Added EVA secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal cost of capital dari seluruh modal yang dipergunakan untuk
menghasilkan laba”. Menurut Utama 1997: 10, secara umum “Economic Value Added EVA
merupakan laba operasi setelah pajak after tax operating income dikurangi dengan total biaya modal total cost of capital, dan Economic Value Added EVA juga
merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi”. Menurut Tandelilin 2001: 195, “Economic Value Added adalah ukuran
keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah value added bagi perusahaan.Asumsinya adalah bahwa kinerja manajemen baikefektif
dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan, maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan”.
Dari beberapa definisi di atas, maka bisa diambil suatu kesimpulan bahwa EVA merupakan suatu perangkat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, alat
untuk meningkatkan nilai value dari modal yang telah ditanamkan oleh pemegang saham, dan merupakan selisih dari laba operasi setelah pajak net operating profit
after tax dikurangi dengan biaya modal cost of capital.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Widayanto 1993 dalam Sunardi 2010 “secara sederhana apabila EVA 0, maka telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. Sementara apabila
EVA = 0, menunjukkan posisi impas perusahaan. Sebaliknya apabila EVA 0, menunjukkan tidak terjadinya proses nilai tambah pada perusahaan, karena laba yang
tersedia tidak bisa memenuhi harapan penyandang dana”.
2.5.1 Kelebihan dan Kekurangan Economic Value Added
Dalam penilaian Economic Value Added EVA terdapat beberapa kelebihan.Menurut Utama 1997: 12-13 beberapa kelebihan dalam penerapan
Economic Value Added EVA adalah: 1.
Sangat bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai.
2. Membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal.
3. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan ataupun proyek yang
memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal. Disamping
kelebihan, terdapat
juga kekurangan dari penerapan Economic Value Added EVA. Menurut Utama 1997: 12-13 di dalam penelitian Economic
Value Added EVA ternyata mempunyai kekurangan, diantaranya adalah: 1.
Hanya menggambarkan penciptaan nilai dalam suatu periode tertentu. 2.
Proses perhitungannya memerlukan estimasi atas biaya modal. Namun menurut Rousana 1997: 21 mengindentifikasi kelemahan Economic
Value Added EVA sebagai berikut: 1.
Economic Value Added EVA menekankan pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan
Universitas Sumatera Utara
mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor-faktor lain kadang-kadang justru dominan.
2. Konsep Economic Value Added EVA sangat bergantung pada transparansi
internal untuk menghasilkan perhitungan yang akurat. Di dalam kenyataan perusahaan jarang mengemukakan kondisi internalnya.
2.5.2 Perhitungan Economic Value Added
Langkah-langkah yang digunakan dalam menghitung Economic Value Added EVA menurut Roussana 1997: 19 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menghitung biaya modal hutang Cost of Debt
Hutang dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan atau dengan menerbitkan surat pengakuan hutang obligasi. Biaya hutang yang berasal
dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar oleh perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi adalah required of
return yang diharapkan investor digunakan sebagai tingkat diskonto dalam mencari nilai obligasi. Mengingat biaya hutang bunga dibayar sebelum
perusahaan memperhitungkan pajak penghasilan, maka biaya riil yang ditanggung perusahaan adalah biaya hutang setelah pajak.
Menurut Isnani dan Iswati 2001: 202,Cost of Debt setelah pajak dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
kd
∗
kd T
Keterangan: kd
∗
= Biaya hutang setelah pajak kd
= Biaya hutang sebelum pajak
Universitas Sumatera Utara
T = Tarif pajak
2. Menghitung biaya modal sendiri Cost of Equity
Biaya ekuitas merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor perusahaan jika mereka berinvestasi dalam alternatif investasi yang
mempunyai risiko sebanding. Damodaran 2002: 182 menyebutkan “The cost of equity is the stock of return investors require on an equity investment
in a firm”. Menurut Sartono 2000: 131 untuk menghitung Cost of Equity Ke
dapat diketahui dari perbandingan dividen yang diterima dengan harga saham.
Ke D
Po
Keterangan: Ke
= Biaya ekuitas Cost of Equity D
= Dividen yang diterima Po
= Harga Saham Besarnya premi risiko itu sendiri ditentukan oleh koefisien beta
β dari perusahaan masing-masing yang dihitung dari indeks harga sahamnya
dan indeks harga saham gabungan. Koefisien beta β ini kemudian dikalikan
dengan selisih risiko pasar Rm dengan tingkat suku bunga bebas risiko.Hasil inilah yang disebut dengan premi risiko. Secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut: Rp β x Rm Rf
Sehingga biaya ekuitas Cost of Equity dapat dirumuskan sebagai berikut: Ke Rf Rp
Ke Rf β x Rm Rf
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Ke
= Biaya Ekuitas Cost of Equity Rf
= Tingkat bunga bebas risiko Risk Free of Return Rm
= Tingkat bunga investasi rata-rata keseluruhan pasar β
= Faktor risiko yang berlaku spesifik untuk perluasan Rp
= Premi risiko Selain itu, menurut Rahmadi 2013: 7 untuk menghitung besarnya
biaya ekuitas dapat digunakan pendekatan Price Earning Ratio PER dengan rumus sebagai berikut:
Ke PER Dimana PER dapat dihitung sebagai berikut:
PER Harga penutupan saham akhir tahun
Laba per lembar saham 3.
Menghitung Stuktur Permodalan dari Neraca Struktur permodalan yang dipakai adalah proporsi hutang dan
proporsi modal sendiri dalam bentuk persentase dari jumlah hutang dan modal sendiri. Menurut Prabowo 2004: 23 mengatakan untuk menghitung
proporsi hutang WD dan proporsi modal sendiri WE digunakan rumus sebagai berikut:
WD x
WE x
Universitas Sumatera Utara
4. Menghitung Net Operating After Tax NOPAT
Pendapatan bersih setelah pajak atau Net Operating Profit Ater Tax NOPAT merupakan laba operasi perusahaan yang telah dikurangi pajak dan
merupakan pengukuran laba yang dihasilkan perusahaan dari operasi yang dijalankan oleh perusahaan tersebut.
Untuk menghitung NOPAT menurut Brigham dan Houston 2006 dalam Airlangga 2009: 24 dirumuskan sebagai berikut:
NOPAT Laba Usaha Tax
5. Menghitung Invested Capital
Invested Capital merupakan seluruh sumber pembiayaan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan profit yang dalam penelitian
ini invested capital terdiri dari total hutang dan modal saham total passiva. Untuk menghitung Invested Capital, menurut Susan 2005: 29 dirumuskan
sebagai berikut: Hutang Modal
6. Menghitung biaya modal tertimbang WACC
Weighted Average of Capital WACC adalah gabungan dari masing- masing biaya modal dari perusahaan dan persentase dari masing-masing
capital structure, yaitu hutang jangka panjang, modal sendiri, dan saham biasa, dimana tujuan Weighted Average of Capital WACC adalah
menghitung cost of capital perusahaan secara keseluruhan. Adapun rumus menghitung Weighted Average of Capital WACC menurut Prabowo 2004:
23 adalah sebagai berikut: WACC Kd x Wd
T Ke x We
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: T
= Pajak yang dikenakan pemerintah kepada perusahaan Kd
= Biaya hutang Ke
= Biaya ekuitas Wd
= Proporsi hutang terhadap total modal We
= Proporsi ekuitas terhadap total modal 7.
Menghitung Economic Value Added EVA Setelah semua variabel diketahui langkah selanjutnya adalah
menghitung Economic Value Added EVA, dimanaEconomic Value Added EVA merupakan selisih antara Net Operating Profit After Tax NOPAT
dengan biaya modal atau cost of capital. Adapun rumus menghitung Economic Value Added EVA menurut
Prabowo 2004: 23 adalah sebagai berikut: EVA NOPAT
WACC x Dengan demikian dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu alat
analisis keuangan untukmenilai tingkat profitabilitas yang rasional dari operasi perusahaan.EVA menunjukkan ukuran yang baik sejauh mana
perusahaan telah menambah nilai terhadap para pemilik perusahaan. Dengan kata lain, apabila manajemen memusatkan diri pada EVA, maka mereka akan
mengambil keputusan-keputusan keuangan yang konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan Husnan dan Pudjiastuti,
2006: 6.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Earnings
Earnings yang sering disebut sebagai laba akuntansimerupakan laba atau rugi dari kegiatan bisnis perusahaan dalam suatu periode berdasarkan perhitungan secara
akrual.Jumlah earnings menunjukkan pengukuran akuntansi secara aktual terhadap perubahan nilai perusahaan yang menjadi modal perusahaan dalam suatu periode,
terpisah dari transaksi langsung dengan pemegang saham seperti pembagian dividen atau penerbitan saham biasa.
Earnings dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat keputusanekonomi karena menggunakan data aktualyang didukung dengan buktiyang objektif.Selain itu,
laba akuntansi juga memenuhi kriteria konservatif, dimana ketika dihadapkan pada pilihan, pilihlah metode yang tidak melebihi aset dan laba bersih.
Menurut Tandelilin 2001: 241 “Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai
Earning per Share EPS”. Secara umum dijelaskan bahwa EPS adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada
saat menjalankan operasinya.EPS adalah rasio yang paling umum digunakan dalam model penilaian return karena paling mudah digunakan. Rasio ini sering menjadi
perhatian utama pihak manajemen karena dapat menunjukkan prospek di masa yang akan datang. Pihak manajemen berusaha untuk mengaplikasikan EPS yang baik
untuk menarik para investor. Informasi EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan
keuangan perusahaan.Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan bersarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS
Universitas Sumatera Utara
suatu perusahaan bisa dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.
Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut Tandelilin, 2001: 241-242:
EPS Laba bersih setelah bunga dan pajak
Jumlah saham yang beredar Jika EPS tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika EPS
rendah, berarti kurang baik, dan EPS negatif berarti tidak baik terhadap prospek perusahaan.Oleh karena itu informasi EPSsuatu perusahaan menunjukkan besarnya
laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
2.7 Operating Leverage