255 Revisi soal dapat dilakukan dengan memperbaiki bahasa pada butir
instrument secara total. Untuk soal-soal yang valid dan telah mencerminkan semua pokok bahasan serta aspek kemampuan yang
hendak diukur dapat dirakit menjadi sebuah tesnon tes yang valid dan dilanjutkan dengan merakit tesnon tes hasil revisi. Selanjutnya terkait
urutanpenomoran, dalam suatu tesnon tes pada umumnya urutan dilakukan menurut tingkat kesukaran yaitu dari yang mudah sampai
yang sulit, dari yang sederhana menuju kompleks.
b. Perangkat Penilaian Berbasis Kelas
Perangkat penilaian terkait dengan metode dan teknik penilaian yang direncanakan oleh guru dalam silabus dan RPP. Metode penilaian dan
teknik penilaian berbasis kelas, dilandasi oleh pembelajaran aktual yaitu kinerja siswa di kelas baik melalui pengetesan formal, esai, pekerjaan
rumah atau secara informal melalui observasi atau interaksi. Terdapat metode dan teknik penilaian berbasis kelas yang dapat
direncanakan guru sesuai dengan hasil belajar yang akan diukur. Metode penilaian dikategorikan menjadi tiga yaitu penilaian, kognitif, penilaian
afek dan penilaian psikomotorik. Sedangkan untuk teknik penilaian terdapat beberapa jenis:
1 Penilaian kognitif
Benar salah, menjodohkan, pilihan ganda, jawaban pendeksingkat, melengkapiisian, uraianesai.
2 Penilaian afektif Penilaian terhadap diri sendiri observasi dengan skala Likert dan skala
sikap lainnya. 3 Penilaian keterampilan
Daftar cek, skala penilaian, portofolio dan catatan pengamatan anekdotal.
Metode dan teknik penilaian di atas dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar siswa atau kinerja siswa secara langsung sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Hasil belajar dan kinerja dinilai secara alamiah, sehingga tidak semata kognitif mampu menunjukkan posisi start
256 berlari. Guru harus menggunakan penilaian observasi melalui pengamatan
dengan menggunakan perangkat penilaian daftar cek. Beberapa perangkat penilaian berbasis kelas yang dapat direncanakan oleh
guru menurut Abdul Majid 2008, h. 195-219 seperti diuraikan di bawah ini.
1 Tes tertulis
Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan baik soal maupun jawabannya. Dalam menjawab soal siswa tidak selalu harus
merespons dalam menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda menggambarkan grafik, diagram dan
sebagainya.
a Tujuan Penggunaan Tes •Mendiagnosa siswa kekuatan dan kelemahan
•Menilai kemampuan siswa keterampilan dan pengetahuan atau pemahaman
•Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapai •Menyeleksi kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok
•Monitoring standar pendidikan.
b Fungsi Formatif di kelasclassroom formatif assessment
•Dilakukan saat berlangsungnya proses belajar mengajar. •Dilaksanakan secara periodik
•Mencakup semua mata pelajaran yang telah diajarkan. •Bertujuan mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar
mengajar. •Dapat digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan proses belajar
mengajar. Sumatif di kelasclassroom summative assessment
•Materi yang diujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran dalam satu program tahunan atau semesteran.
•Dilakukan pada akhir program dalam satu tahun atau semesteran. •Bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara
menyeluruh. Hasil penilaian sumatif digunakan antara lain untuk penentuan kenaikan
kelas, kelulusan sekolah dan sebagainya.
257 c Bentuk Instrumen Tes
a. Pilihan Ganda Bentuk soal pilihan ganda dapat dipakai untuk menguji penguasaan
kompetensi pada tingkat berpikir rendah seperti pengetahuan recall dan pemahaman, sampai pada tingkat berpikir tinggi seperti aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
Bentuk soal terdiri dari item pokok soal dan option pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri dari atas kunci jawaban dan
pengecoh distractor.
Pedoman pembuatan tes bentuk pilihan ganda adalah: a pokok soal harus jelas, b isi pilihan jawaban homogen, c panjang pilihan
jawaban relatif sama, d tidak ada petunjuk jawaban benar, e hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua
salah, f pilihan jawaban angka diurutkan, g semua pilihan jawaban logis, h jangan menggunakan negatif ganda, i kalimat yang
digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, j bahasa yang digunakan baku, k letak pilihan jawaban benar
ditentukan secara acak, dan i penulisan soal jawaban ke bawah. A. An Nisa: 105
B. AN Nisa: 59 C. Al Baqarah:10
D. Al Baqarah:105 E. Al Ikhlas: 1-3
b. Benar – Salah Bentuk soal ini memiliki dua kemungkinan jawaban yaitu benar-salah
atau ya dan tidak. Dalam menyusun instrumen pertanyaan benar salah harus diusahakan menghindari kata terpenting selalu, tidak
pernah, hanya, sebagian besar dan kata-kata lain yang sejenis, karena dapat membingungkan peserta tes dalam menjawab.Rumusan butir
soal harus jelas dan pasti benar dan pasti salah. Hindari pernyataan negatif seperti kata “bukan”.
Contoh soal Benar – Salah yaitu: Khalifah Umar bin Khatab mendapat julukan “Pedang Allah”
258 c. Menjodohkan
Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung
rendah.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu Q.S. Al Baqarah:20
2. Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri Q.S. AL
Imran:2 3. Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zahir dan
yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu Q.S. AL Hadid:3
4. Semua yang ada di bumi itu akan binasa, dan tetap kekal zat Tuhanmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan Q.S. Ar Rahman:26-27 5. Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya dan
Dia Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat Q.S. As Syura: 11
Jodohkanlah arti surat Al Quran berikut dengan sifat wajib bagi Allah. Tulislah nomor abjad pada lajur kanan ke dalam kotak di
depan pernyataansoal yang kami anggap benar. Antara pertanyaan dengan jawaban bersifat homogen. Jawaban lebih banyak dari
pertanyaan.
d. Jawaban Singkat atau Isian Singkat Tes bentuk jawabanisian singkat dibuat dengan menyediakan
tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan
melengkapi atau isian.
Contoh: Hadis yang tidak mencapai derajat mutawatir disebut sebagai hadis...
e. Uraian tertutup Pertanyaan yang biasa digunakan adalah simpulkan, tafsirkan, dan
sebagainya.
Langkah untuk membuat tes uraian tertutup adalah: a menulis soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi, dan b mengedit pertanyaan.
a. Wujud b. Qadiran
c. Baqa d. Hayat
e. Sama f. Qiyamu-
hubinafsi g. Qidam
259 Untuk mengedit pertanyaan perlu diperhatikan: 1 apakah
pertanyaan mudah dimengerti, 2 apakah data yang digunakan benar, 3 apakah tata letak keseluruhan baik, 4 apakah pemberian
bobot skor sudah tepat, 5 apakah kunci jawaban sudah benar, dan 6 apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup.
Contoh soal: a. Urutkan kegiatan dalam ibadah haji
b. Sebutkan sifat wajib dan mustahil bagi Allah
f. Uraian terbuka Bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi
siswa dalam semua tingkat ranah kognitif.
Kaidah penulisan instrumen bentuk uraian bebas adalah: 9a gunakan kata-kata seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan,
hitunglah dan buktikan; b hindari penggunaan pertanyaan seperti siapa, apa, dan bilamana; c gunakan bahasa yang baku; d hindari
penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda; e buat petunjuk mengerjakan soal; f buat kunci jawaban; dan g buat pedoman
penskoran. Untuk memudahkan penskoran dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan.
Contoh soal: Jelaskanlah penggunaan sumber-sumber hukum Islam
2 Penilaian Kinerja Performance Assessment
Performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan
pemahaman dan Pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan
bahwa performance assessment” adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan
ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. langkah-langkah penilaian kinerja
a. Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang
diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir output yang terbaik.
b. Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil
260 akhir output yang terbaik.
c. Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama
siswa melaksanakan tugas. d. Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur
berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati observable atau karakteristik produk yang dihasilkan.
e. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.
f. Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
Contoh perangkat penilaian :
3 Penilaian Portofolio Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat
memberikan informasi bagi suatu penilaian.
261 a. Tujuan Portofolio
Tujuan ditetapkan berdasarkan apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan menggunakan jenis portofolio. Dalam penilaian kelas,
portofolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain:
•Menghargai perkembangan yang dialami siswa •Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
•Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik •Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan
eksperimentasi. •Meningkatkan efektivitas proses pengajaran.
•Bertukar informasi dengan orang tuawali siswa dan guru lain. •Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada
siswa. •Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri, dan membantu
siswa dalam merumuskan tujuan. b. Pedoman Penerapan Penilaian Portofolio
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dilakukan oleh guru dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah sebagai berikut:
a memastikan bahwa siswa memiliki berkas portofolio
•Menentukan bentuk dokumen atau hasil pekerjaan yang perlu dikumpulkan.
•Siswa mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan hasil pekerjaannya.
•Menentukan kriteria penilaian yang digunakan •Mengharuskan
siswa menilai
pekerjaannya sendiri
secara berkelanjutan.
•Menentukan waktu dan menyelenggarakan pertemuan portofolio. •Melibatkan orangtua dalam proses penilaian portofolio.
b Bahan penelitian Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan penilai portofolio di sekolah
antara lain sebagai berikut:
•Penghargaan tertulis •Penghargaan lisan
•Hasil kerja biasa dan hasil pelaksanaan tugas-tugas oleh siswa •Daftar ringkasan hasil pekerjaan
•Catatan sebagai hasil pekerjaan •Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok
•Contoh hasil pekerjaan
262
No Aspek yang Dinilai
Portofolio ke
1 2
3
1 Latar belakang masalahpendahuluan
2 Kajian pustaka
3 Ketajaman pembahasananalisis
4 Penyimpulanpenutup
5 Tata tulis dan bahasa
Skor total •Catatanlaporan dari pihak yang relevan
•Daftar kehadiran •Hasil ujiantes
•Presentase tugas yang telah selesai dikerjakan Contoh Perangkat Penilaian
Nama siswa
: ………………….. Tanggal
: …………………..
Keterangan: Skor maksimum untuk tiap aspek yang dinilai adalah:
1. Latar belakang masalah, skor maksimum 10, dengan rincian:
•Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtutredaksinya benar 2,5
•Menunjukkan pentingnya masalah 7,5 2. Pengkajian pustaka, skor maksimum 15, dengan rincian:
•Isi relevan dengan permasalahan yang ada 5 •Dipungutdiambil dari sumber yang benardibenarkan
•Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut 2 •Cara penulisan benar 3
3. Pembahasan, skor maksimum 25, dengan rincian: •Mampu menafsirkanmenganalisis data yang ada 10
•Menghubungkan antara data dengan pustaka sebagai referensi 10 •Relevan dengan tujuan 5
263 4. Rumusan simpulan, skor maksimum 10, dengan rincian:
•Relevan dengan permasalahantujuan 2,5 •Relevan dengan tata dan pembahasannya 7,5
5. Tata tulis dan bahasa •Tata tulis benar 15
•Bahasa menggunakan bahasa Indonesia baku 10 10 skor maksimum 90
4 Penilaian Proyek
a. Konsep Penilaian Proyek Yang dimaksud proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam
periodewaktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi, hingga penyajian data. Karena dalam pelaksanaannya proyek bersumber pada
data primersekunder, evaluasi hasil, dan kerjasama dengan pihak lain, proyek merupakan suatu sarana yang penting untuk menilai kemampuan
informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan
kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan informasi. Dalam kurikulum, hasil belajar dapat dinilai ketika siswa sedang
melakukan proses suatu proyek, misalnya pada saat: •Merencanakan dan mengorganisasikan investigasi
•Bekerja dalam tim, dan •Arahan diri
b. Contoh Penilaian Proyek Materi:
Pertunjukan Karya Seni Siswa, cara pengelolaan dan bentuk pertunjukannya.
Perancangan Kegiatan: •Observasi ke beberapa koperasi sekolah
•Talk show bersama ahli expert dari bidang perkoperasian, pengelola
dan anggota koperasi. Pembuatan laporan atau makalah dari kegiatan observasi. sedikit ceramah, percakapan antara guru-guru sumber, dan
diakhiri dengan dialog interaktif dengan siswa.
•Pembuatan laporan atau makalah dari kegiatan observasi. Format dibuat oleh guru dan dapat dikembangkan lebih luas lagi oleh siswa.
264 •Mengadakan diskusi panel di dalam kelas yang dimoderatori oleh guru
tentang koperasi makalah yang telah disusun berdasarkan hasil observasi tersebut.
Penilaian dilakukan terhadap: •Keaktifan pada saat mengikuti talk show
•Makalah yang dibuat •Aktifitas dalam diskusi panel
5 Penilaian Hasil Kerja Product Assessment
Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk
tersebut. Terdapat dua tahapan penilaian yaitu: Pertama, penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa. Kedua,
penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil karyakerja siswa. Hasil kerja dapat berupa produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari
kain, kertas, metal, kayu, plastik, keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar, patung dan lain-lain.
Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan relevansi dan lingkup hasil kerja adalah:
• Penetapan kompetensi yang akan diukur. Perlu diingat pada waktu
memberikan tugas kepada siswa sebaiknya tugas tersebut tidak hanya memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi yang
diukur tetapi juga memungkinkan siswa untuk dapat menunjukkan kompetensi setingkat di atasnya dan kompetensi setingkat di
bawahnya.
• Penyusunan tahapan dalam pengerjaan hasil kerja dalam tahap
perencanaan, produksi, dan akhir. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengelola hasil kerja
siswa, diantaranya adalah sebagai berikut. • Anekdotal, merupakan catatan yang dibuat guru selama melakukan
pengamatan terhadap siswa yang waktu kegiatan belajar mengajar disebut anekdotal. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat
kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, seperti misalnya kemampuan siswa untuk kerjasama, dan kemampuan siswa
menggunakan peralatan secara aman.
• Skala Penilaian Analitis penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa
aspek pada hasil kerja siswa dilihat dari berbagai perspektif atau kriteria
265 disebut skala penilaian analitis. Skala ini digunakan untuk menilai
kemampuan pada tahap perencanaanperancangan dan tahap akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat menilai desain atau hasil kerja
siswa dari berbagai perspektif serta kriteria. Untuk setiap keterampilan yang diukur, ditentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi.
• Skala Penilaian Holistik, merupakan penilaian terhadap hasil kerja siswa
secara keseluruhan disebut skala penilaian holistik. Skala ini digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas
hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerja.
6 Penilaian Sikap a. Sikap dan Objek Sikap yang Perlu Dinilai
Dalam kegiatan pembelajaran, penilaian terhadap sikap selain bermanfaat
untuk mengetahui
factor-factor psikologis
yang mempengaruhi
pembelajaran, berguna
juga sebagai
faeback pengembangan pembelajaran.
Secara umum, penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran sebagai berikut:
•Sikap terhadap mata pelajaran •Sikap terhadap proses pembelajaran
•Sikap terhadap materi dari pokok-pokok bahasan yang ada •Sikap berhubungan dengan nilai-nilai tertentu yang ingin ditanamkan
dalam diri siswa melalui materi tertentu. •Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum
b. Cara-cara Menilai Perilaku Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara
tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan skala sikap. Observasi perilaku di sekolah dapat
dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian- kejadian berkaitan dengan siswa selama di sekolah Critical Incidents
Record. Pertanyaan langsung dilakukan dengan menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal.
Berdasarkan jawaban dan reaksi yang tampil dari seseorang dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap orang itu terhadap sikap tertentu.
Penggunaan skala sikap mengambil dari teknik-teknik yang telah dikembangkan, namun yang paling praktis dan mudah diimplementasikan
adalah Skala Diferensiasi Semantik Semantic Differential Technique.
266
No Pernyataan
Pilihan Sikap SS
S N
TS ST S
1. Kegiatan di sekolah pada Pentas Seni perlu
2 Usaha pengaktifan kegiatan Pentas Seni
merupakan usaha yang kurang menyenangkan
3 Kegiatan pentas seni perlu didukung oleh
guru 4
Kegiatan pentas seni diselenggarakan untuk mengisi waktu luang
5 dts.
Teknik ini dapat digunakan pada berbagai bidang, dan teknik ini sederhana dan mudah diimplementasikan dalam pengukuran dan skala
sikap di kelas. Langkah-langkah pengembangan skala dengan teknik ini sebagai berikut:
•Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya, misalnya
“Mata Pelajaran Seni Tari” •Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan
dengan objek
penilaian sikap.
Misalnya menarik;
penting; menyenangkan’ mudah dipelajari; dan sebagainya.
•Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala •Menentukan rentang skala pasangan dan penskorannya.
Tabel 3.22. Skala Sikap terhadap kegiatan Pentas Seni di sekolah.
7 Penilaian Diri Self Assessment
Penilaian diri di tingkat kelas PDK atau Classroom Self Assessment CSA adalah penilaian sendiri siswa yang bersangkutan untuk
kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar KBM ditingkat kelas. Penerapan konsep PDK adalah sejalan dengan penerapan Kurikulum
Berbasis Kompetensi KBK yang menerapkan penilaian berbasis kelas atau
267 Classroom Based Assessment.
Tabel 3.23. Format Penilaian Konsep Diri Siswa Mata Pelajaran Seni Tari
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
Ya Tidak
1 2
3 4
5
6
7 8
9 Saya sulit mengikuti pelajaran Seni Tari
Saya sulit menghafal urutan gerak dalam tari Saya sulit melakukan gerak tari dengan baik
Saya sulit mengikuti gerak tari yang docontohkan
Saya belum bisa melaksanakan menari dengan benar
Saya suka belajar tari di luar jam pelajaran sekolah
Saya selalu mengikuti pentas seni di sekolah Saya membutuhkan waktu lama untuk belajar
tari Saya ….dts.
268
BAB IV PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas 1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Bagian ini Anda akan dapat: a. Menjelaskan prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas PTK
b. Menjelaskan perbedaan PTK dengan penelitian formal c. Menjelaskan hubungan antara PTK dengan guru profesional
d. Mendeskripsikan masalah secara rinci e. Menemukan akar masalah dan tindakan untuk memecahkan
f. Membuat proposal sederhana dalam bentuk matriks
2. Uraian Materi a. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Di Indonesia PTK tergolong masih baru dibandingkan dengan penelitian- penelitian formal yang sudah banyak dilakukan. Metode penelitian
deskriptif, eksperimen, dan ex post facto adalah tiga penelitian formal yang sudah banyakm kita kenal. PTK mmempunyai karakteristik yang berbeda
dengan penelitian-penelitian itu.
Beberapa karakteristik PTK antara lain: •
Masalahnya nyata, tidak dicari-cari, bersifat kontekstual. •
Berorientasi pada pemecahan masalah, bukan hanya mendeskripsikan masalah.
• Data diambil dari berbagai sumber.
• Bersifat siklik: penelitian-tindakan-penelitian-tindakan-... dst.
• Partisipatif, dilakukan sendiri.
• Kolaboratif, dibantu rekan sejawat.
Perbedaan antara PTK dengan penelitian formal adalah sebagai berikut : PTK:
• Dilakukan sendiri oleh guru
• Memperbaiki pembelajaran secara langsung
• Hipotesisnya disebut hipotesis tindakan
• Tidak menggunakan analisis statistik yang rumit
• Tidak terlalu memperhatikan validitas dan reliabilitas instrumen
• Sampel tidak perlu representatif