297 meningkat melalui penerapan pembelajaran terpadu dengan model jaring
laba-laba di SMP Negeri X Jakarta Jakarta Timur. Minat belajar dan kesadaran siswa akan pentingnya pembelajaran tari diharapkan dapat
mempermudah siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berdampak pada pemahaman yang lebih optimal pada siswa dalam
pembelajaran tari.
B. Rumusan Masalah Apakah model pembelajaran terpadu dapat meningkatkan minat belajar
Seni Budaya kelas VII SMP Negeri X Jakarta?
Bagian terakhir pendahuluan adalah tujuan dan manfaat penelitian. Tujuan PTK tidak sekedar ingin “mengetahui peningkatan” variabel terikat
yang akan ditingkatkan tetapi lebih pada “meningkatkan” variabel terikat itu. Ingin “mengetahui peningkatan” mempunyai konotasi “setelah
tahu akan selesai” sehingga peneliti PTK banyak yang kembali ke metode semula setelah penelitian selesai; sedangkan “meningkatkan” mempunyai
arti ingin menggunakan metode baru yang ditemukan untuk seterusnya. Manfaat penelitian sebaiknya dirinci untuk berbagai pihak agar makna
penelitian menjadi labih besar, misalnya bagi siswa, guru, dan sekolah.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar seni budaya siswa.
D. Manfaat Penelitian
Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan minat belajar seni budaya. Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan membiasakan diri menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi
sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif, yang membimbing siswa menjadi insan yang cerdas
dan komprehensif.
d. Kajian Pustaka Bab 2
Deskripsi teori memberikan dasar teori pada variabel-variabel yang Anda teliti. Baik variabel bebas tindakan yang diberikan dan variabel terikat
yang ditingkatkan dua-duanya harus didukung dengan teori. Ini sejalan
298 dengan ciri seorang profesional, yang setiap tindakannya didukung
dengan teori yang sudah mantap. Analoginya dengan dokter, setiap obat yang diresepkan harus didukung dengan teori atau hasil penelitian yang
sudah mantap. Jika tidak, dokter itu akan lebih tepat disebut dukun.
Namun fungsi teori dalam PTK agak berbeda dengan fungsinya dalam penelitian formal. Asumsinya, peneliti PTK adalah guru profesional yang
sudah berusaha menerapkan teori-teori yang sudah mantap itu dalam pembelajaran, tetapi belum berhasil. Sebagaimana kita ketahui banyak
sekali teori-teori yang mantap itu berasal dari negara Barat, yang berbeda budaya dengan kita. Dalam PTK Anda dapat saja menemukan teori yang
sama sekali baru—disebut grounded theory yang sesuai dengan konteks sekolah Anda. Jadi teori yang dirujuk dalam PTK sifatnya hanya sebagai
bahan pertimbangan.
Kata “pustaka” digunakan untuk membedakan dengan “teori’ yang bersifat akademis. Pustaka lebih bersifat umum; Undang-Undang dan
Peraturan Menteri dapat dimasukkan ke dalamnya. Dokumen-dokumen itu merupakan kebijakan sehingga tidak dapat dimasukkan dalam kategori
teori.
Selain variabel bebas dan variabel terikat, Anda perlu mencari teori yang berkenaan dengan pembelajaran khusus, untuk mata pelajaran Anda.
Gunanya agar temuan-temuan yang Anda peroleh nanti tidak menyimpang dari karakteristik mata pelajaran yang Anda ampu.
Sebaiknya penyajian hakikat variabel bebas didahulukan agar pembaca langsung dapat mengetahui inovasi yang ditawarkan pada kesempatan
pertama. Berikut ini adalah contoh deskripsi teori untuk judul “Peningkatan Minat Belajar Seni Budaya Siswa Kelas VIII SMP X Jakarta
melalui Model Pembelajaran Terpadu”.
BAB 2 Kajian Pustaka A. Deskripsi Teori