Tujuan Pembelajaran Penyusunan bahan ajar implementasi pendekatan tematik dalam Model Uraian Materi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam Standar

121 kontrakan itu mau meratakannya karena akan membangun taman dan kolam renang di situ. Semua penghuni rumah kontrakan itu menjadi gelisah dan risau. “Kenapa risau? Cari saja tempat lain.” Ujar Bu Tati enteng saja. Suarsih cuma tarik nafas. Baru kali ini dia bertemu muka dengan orang yang namanya di puji-puji orang sekampung itu. “Setidaknya saya butuh waktu, Bu”, jelas Suarsih pelan. “Secepatnya sajalah”, gampang saja Bu Tati berkata. “Baik, Bu,” jawabnya pelan. Sambil menggendong anaknya Suarsih menelusuri wilayah itu untuk mencari rumah kontrakan baru. Semua tempat yang banyak rumah kontrakan ia datangi. Tidak ada yang cocok, yang sesuai dengan kemampuannya. Dan hal ini membuatnya makin risau saja. Apalagi Bu Tati mendesak terus menyuruh pindah karena ia dianggap mengulur-ulur waktu saja. 8. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU Memahami Model Terkait, Model Terjala dan Integrasi dalam Pembelajaran Seni Terpadu.

1. Tujuan Pembelajaran Penyusunan bahan ajar implementasi pendekatan tematik dalam Model

Pembelajaran Seni Terpadu untuk SMPMTs ini pada dasarnya merupakan pedoman yang dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi guru dan pihak terkait. Secara rinci, kompetensi yang ingin dicapai diantaranya : a. mampu memahami segi konseptual Pembelajaran Terpadu khususnya model Terkait, model TerjalaTematik dan model IntegrasiTerpadu; b. mampu merancang pusat minat atau fokus pembelajaran dalam pembelajaran Seni Terpadu sesuai SK KD dalam Kurikulum, minat dan perkembangan anak; c. mampu menyusun rencana pembelajaran memetakan kompentensi, menyusun silabus, dan menjabarkan silabus menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Seni Terpadu yang bersifat kontekstual; d. mampu mengimplementasikan pendekatan tematik dalam praktik pembelajaran Seni Terpadu di jenjang pendidikan menengah.

2. Uraian Materi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam Standar

Isi kurikulum yang digunakan saat ini merupakan hasil refleksi, pemikiran, dan pengkajian ulang dari kurikulum yang telah berlaku 122 sebelumnya. Kurikulum baru ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di masa depan. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar diarahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan, persaingan, ketidakpastian, dan kerumitan dalam kehidupan. Dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, telah dilakukan berbagai studi yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi kurikulum dikembangkan berbagai model implementasi kurikulum. Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah SDMI sampai dengan Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah SMAMA. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik Depdikbud, 1996:3. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan Beane, 1995:615. Pendekatan antar atau lintas disiplin ilmu ini diintegrasikan melalui suatu pusat minat atau fokus kajian yang muncul dari adanya konsep atau prinsip yang sama dalam satu bidang ilmu atau bidang ilmu yang serumpun atau lintas bidang ilmu yang berbeda Fogarty, 1991. Melalui pembelajaran Seni Terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh holistik, bermakna, otentik dan aktif. Cara penyajian pengalaman belajar yang dirancang guru secara kreatif sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan hasil pembelajaran bagi para peserta didik. Keragaman pengalaman belajar yang secara nyata menunjukkan kaitan unsur unsur konseptual, keterampilan dan perilaku akan menjadikan proses belajar lebih bermakna. Keterkaitan konseptual yang dipelajari 123 antar atau lintas bidang ilmu Seni yang relevan akan membentuk skema kognitif yang bersifat holistik. Sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Keutuhan belajar tentang Seni, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia nyata dan fenomena budaya hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran Seni Terpadu. Pembelajaran terpadu dalam bidang Seni dapat dikemas secara integratif dengan TEMA atau TOPIK tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Dalam pembelajaran Seni Terpadu, suatu konsep atau tema dapat dibahas dari berbagai aspek bidang kajian Seni dan bidang ilmu lainnya yang relevan. Misalnya tema ”Bencana Alam” dapat dibahas secara luas segi konseptualnya dari sudut IPA, lalu dapat pula dieksplorasi segi kreativitasnya melalui beragam bidang Seni seni tari, seni musik, seni tari dan bidang seni lainnya dan direfleksikan makna peristiwanya dari sudut IPS dan Agama. Pembahasan tema juga dimungkinkan terbatas hanya pada beberapa aspek tertentu saja. Dengan kata lain cakupan bahasan materi pembelajarannya dapat dirancang luas atau sempit sesuai dengan kebutuhan belajar dan tingkat perkembangan anak serta muatan kurikulumnya. Dengan demikian melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep atau prinsip yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif. Dalam pelatihan ini akan dipelajari tentang pendekatan tematik dan bagaimana merencanakan implementasinya di sekolah dasar maupun menengah. Penerapan model pembelajaran terpadu ini merujuk pada teori dan konsep keterpaduan dari Robin Fogarty 1991. Dalam bukunya yang berjudul The Mindful School: How to Integrate the Curricula, ia mengembangkan 10 macam model pembelajaran terpadu yang dikelompokkan dalam 3 kategori yakni : 1 Keterpaduan dalam satu disiplin ilmu, 2 Keterpaduan lintas beberapa disiplin ilmu dan 3 Keterpaduan dalam dan lintas pelaku pembelajaran. Untuk kategori Keterpaduan dalam satu disiplin ilmu ada 3 model yaitu : Fragmented, Connected, Nested. Sedang untuk kategori Keterpaduan lintas beberapa disiplin ilmu ada 5 model yaitu: Sequence, Shared, Webbed, Thread dan Integrated. Untuk kategori Keterpaduan dalam dan lintas pelaku pembelajaran ada 2 model yaitu: Immersed dan Network. 124 Selanjutnya dalam pelatihan ini peserta hanya akan menelaah secara mendalam 3 model pembelajaran terpadu yang diterapkan di sekolah, yaitu: model Connected Terkait, model Webbed Terjala Tematik, dan model Integrated IntegrasiTerpadu. Ketiga jenis model pembelajaran terpadu ini lazim digunakan di berbagai jenjang pendidikan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Implementasinya dalam pembelajaran di kelas perlu memperhatikan prosedur perencanaan dari setiap model pembelajaran karena karakteristiknya yang berbeda sesuai dengan kategori keterpaduannya. Materi pembelajaran Seni Terpadu secara khusus akan menguraikan 3 model pembelajaran terpadu yakni : model Connected Terkait, model Webbed Terjala dan model Intergrated IntegrasiTerpadu berikut dengan perencanaan prosedur pembelajaran Seni Terpadu di sekolah dan latihan latihan pembelajaran yang tertuang dalam beberapa Lembar Kerja. Berikut ini deskripsi uraian materinya :

a. Model Connected Terkait