Perhitungan Algoritma Profile Matching

nilai prioritas karyawan per kriteria. Nilai tertinggi pada tabel tersebut merupakan nilai keputusan. Jadi, berdasarkan simulasi melalui metode AHP diperoleh informasi bahwa dari kelima calon karyawan yang paling layak direkrut perusahaan adalah K0001. Hal ini dikarenakan K0001 memiliki nilai prioritas global yang paling tinggi dari calon karyawan lainnya.

3.6 Perhitungan Algoritma Profile Matching

Pada metode Profile Matching proses pertama yang dilakukan metode ini yaitu menentukan profile standar yang digunakan perusahaan dan menentukan aspekkriteria yang digunakan perusahaan tersebut. Pada kasus ini antar aspekkriteria sama seperti yang dilakukan pada metode AHP. Dalam metode ini terdapat 3 hal penting yaitu : penetuan aspekkriteria karyawan dan penentuan standar profile perusahaan, penetuan bobot karyawan serta perankingan.

3.6.1. Penentuan AspekKriteria Karyawan dan profile

Aspekkriteria pada tabel 3.31 berikut merupakan hasil yang diperoleh dari perusahaan untuk menetukan perankingan karyawankurir yang akan direkrut. Tabel 3.31 Tabel Data Aspek Karyawan Nama PW KK Pend Kep PK K0001 85 Ada Diploma 3 Baik ada K0002 90 ada SmaSLTA Baik Tidak K0003 70 Tidak SmaSLTA Sangat Baik Tidak K0004 80 Ada Diploma 3 Baik Tidak K0005 80 Ada SmaSLTA kurang baik ada Kemudian data pada tabel diatas dirubah kedalam bentuk range angka agar dapat dilakukan penentuan nilai GAP dan dapat bobot yang diperlukan. Dimana nilai 1….5 merupakan nilai yang disajikan dalam tabel berikut. Dimana nilai 5 merupak nilai Universitas Sumatera Utara terbaikmaksimal dalam data karyawan tersebut. Berikut data aspekkriteria yang disajikan pada tabel 3.32 Tabel 3.32 Tabel Data Aspek Karyawan Dalam angka Karyawan PW KK Pend Kep PK K0001 4 5 5 4 5 K0002 5 5 4 4 3 K0003 3 3 4 5 3 K0004 4 5 5 4 3 K0005 4 5 4 2 5 Kemudian setelah diperoleh data aspek karyawan maka langkah selanjutnya menetukan standar profile perusahaan yang dimana akan disajikan dalam tabel 3.33 Tabel 3.33 Tabel Standar Profile Perusahaan Aspek PW KK Pend Kep PK Profile 5 5 5 5 5 3.6.2.Penentuan Nilai GAP dan Pembobotan Perhitungan ini dilakukan untuk mencari nilai bobot dari masing-masing aspekkriteria, adapun rumus yang digunakan untuk melakukan pembobotan adalah sebagai berikut : profil yang telah dipilih tabel 3.32 – profil pribadi tabel 3.33. Seperti pada rumus berikut ini : GAPpw = Kpw 1… Kpwn - Ppw GAPkk = Kkk 1… Kkkn – Pkk GAPpend = Kpend1… Kpendn – Ppend GAPkep = Kkep1… Kkepn – Pkep GAPpk = Kpk1… Kpkn – Ppk Keterangan: Kpw1 = Data karyawan 1 kriteria Penguasaan Wilayah Kkk1 = Data karyawan 1 kriteria Kepemilikan Kendaraan Kpend1 = Data karyawan 1 kriteria Pendidikan Kkep1 = Data karyawan 1 kriteria Kepribadian Kpk1 = Data karyawan 1 kriteria Pengalaman Kerja Universitas Sumatera Utara Ppw = Data profile Penguasaan wilayah Pkk = Data profile Kepemilikan Kendaraan Ppend = Data profile Pendidikan Kkep = Data profile Kepribadian Ppk = Data profile Pengalaman kerja Tabel 3.34 Tabel GAP Aspek Karyawan Karyawan PW KK Pend Kep PK K0001 4 5 5 4 5 K0002 5 5 4 4 3 K0003 3 3 4 5 3 K0004 4 5 5 4 3 K0005 4 5 4 2 5 Aspek PW KK Pend Kep PK Profile 5 5 5 5 5 K0001 -1 -1 K0002 -1 -1 -2 K0003 -2 -2 -1 -2 K0004 -1 -1 -2 K0005 -1 -1 -3 Kemudian Setelah Memperoleh nilai GAP maka langkah selanjutnya di peroleh bobot berdasarkan ketentuan pada tabel bobot berikutini dan hasil pembototan masing masing aspek karyawan seperti pada tabel 3.35. Tabel 3.35 Tabel Bobot Nilai Selisih Gap Bobot Nilai Keterangan 6 Tidak ada Gap kompetensi sesuai yang dibutuhkan 1 5,5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkatlevel -1 5 Kompetensi individu kurang 1 tingkatlevel 2 4,5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkatlevel -2 4 Kompetensi individu kurang 2 tingkatlevel 3 3,5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkatlevel Universitas Sumatera Utara -3 3 Kompetensi individu kurang 3 tingkatlevel 4 2,5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkatlevel -4 2 Kompetensi individu kurang 4 tingkatlevel 5 1,5 Kompetensi individu kelebihan 59 tingkatlevel -5 1 Kompetensi individu kurang 5 tingkatlevel Tabel 3.36 Tabel Hasil Pembobotan Aspek Karyawan Aspek PW KK Pend Kep PK K0001 5 6 6 6 6 K0002 6 6 5 5 4 K0003 4 4 5 6 4 K0004 5 6 6 5 4 K0005 5 6 5 6 6

3.6.3. Pengelompokan Core Factor, Secondary Factor dan Perankingan

Setelah dihitung nilai gap dan bobot gap untuk setiap aspek, maka setiap aspek dikelompokkan menjadi 2 dua kelompok yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor :

1. Untuk menghitung nilai Core Factor digunakan rumus :

� �� = ∑�� ����� ∑�� Dimana NRC = Nilai rata-rata core factor tiap aspek NC = Jumlah total nilai core factor tiap aspek IC = Jumlah item tiap aspek 2. Untuk menghitung nilai Secondary Factor digunakan rumus : � � = ∑� ����� ∑�� Universitas Sumatera Utara Dimana NSRF = Nilai rata-rata Secondary Factor tiap aspek NS = Jumlah total nilai Secondary Factor tiap aspek IC = Jumlah item tiap aspek Nilai CF dan SF ditentukan berdasarkan besarnya pengaruh core dan secondary factor terhadap aspek perusahaan . Dalam hal ini persentase core terdiri dari aspek penguasaan wilayah, kepemilikan kendaraan, pendidikan dan diberi bobot 60, sedangkan secondary terdiri dari aspek kepribadian dan pengalaman kerja dan diberi bobot 40. Seperti yang terlihat pada tabel 3.33 berikut : Tabel 3.37 Tabel Hasil Pembobotan Aspek Karyawan Karyawan Core Factor Karyawan Secondary Factor K0001 5,67 K0001 5 K0002 5,67 K0002 5,5 K0003 4,33 K0003 5 K0004 5,67 K0004 5 K0005 5,33 K0005 4 Setelah didapat Nilai Core Factor dan Secondary factor langkah selanjutnya mencari nilai total yang juga hasil akhir dari perhitunga metode profile matching dan seperti pada tabel 3.38. yang diperoleh dari rumus: Nilai TOTAL = 60 CF + 40SF Tabel 3.38 Tabel Hasil Perankingan Karyawan Karyawan Perangkingan K0001 5,4 K0002 5,6 K0003 4,6 K0004 5,4 K0005 5,4 Dari tabel di atas sifat yang paling karyawan K0002 merupakan karyawan yang direkomendasikan dengan nilai 5,6. Universitas Sumatera Utara

3.7 Flow Chart

Dokumen yang terkait

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : Di PT. Oleochem and Soap Industri)

18 109 164

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) Studi Kasus : Kuala Namu - Medan

22 147 107

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Implementasi Metode K- Means Clustering Dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Penilaian Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus : SMP Negeri 21 Medan)

20 99 166

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi, Karakteristik dan Kriteria Jasa Kurir 2.1.1 Defenisi Jasa Kurir - Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

0 0 21

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

0 0 16