Indikator Kinerja Metode Penilaian Kinerja

18 2. Pengembangan personal sebagai informasi untuk pengambilan keputusan dalam pengembangan personal, dimana secara spesifik bertujuan antara lain untuk : a. Mengenali sumber daya manusia yang perlu dilakukan pembinaan. b. Menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi c. Memperoleh kualitas pelaksanaan pekerjaan. d. Bahan perencanaan manajemen program sumber daya manusia yang akan datang e. Memperoleh umpan balik atas hasil prestasi personal. Gomes 2003: 135

2.1.2.4 Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan aspek yang menjadi ukuran dalam menilai kinerja Sudarmanto, 2009: 11. Menurut John Miner 1988 dalam Sudarmanto 2009: 12, terdapat empat dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja, yaitu: 1. Kualitas, terkait dengan proses atau hasil mendekati sempurna dalam memenuhi maksud atau tujuan, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan. 2. Kuantitas, terkait dengan satuan jumlah atau kuantitas yang dihasilkan. 3. Penggunaan waktu dalam bekerja, terkait dengan waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan aktivitas atau menghasilkan produk, yaitu tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif. 4. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja.

2.1.2.5 Metode Penilaian Kinerja

Menurut T. Hani Handoko 2000: 142 secara garis besar keseluruhan metode penilaian dapat dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu: 19 1. Penilaian yang berorientasi kepada masa lalu Metode penilaian yang berorientasi kepada masa lalu diartikan sebagai penilaian perilaku kerja pegawai yang dilakukan pada masa lalu sebelum penilaian dilakukan, melalui hasil penilaian tersebut dapat dilakukan usaha untuk mengubah perilaku kerja atau pengembangan pegawai. Metode penilaian ini terdiri dari: a. Rating scale, yaitu penilaian yang didasarkan pada skala dari yang tinggi sampai yang rendah, pada standar-standar unjuk kerja seperti inisiatif, tanggung jawab, hasil kerja secara umum. b. Check List, yaitu penilaian yang didasarkan pada suatu standar unjuk kerja yang sudah dideskripsikan terlebih dahulu kemudian penilai memeriksa apakah pegawai sudah memenuhi standar atau belum. Metode ini bisa memberikan suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi item-item yang memadai. c. Critical Incident Methode Metode Peristiwa Kritis, yaitu penilaian yang didasarkan pada perilaku yang khusus dilakukan di tempat kerja baik perilaku yang sangat baik maupun perilaku yang sangat buruk dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan. Perilaku-perilaku tersebut dicatat oleh penilai dalam sebuah catatan. Catatan-catatan ini disebut peristiwa-peristiwa kritis dimana berbagai peristiwa dicatat oleh penyelia selama periode evaluasi terhadap setiap karyawan. d. Observasi dan Tes Prestasi Kerja, yaitu penilaian yang didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan. Tes mungkin tertulis atau peragaan keterampilan. 20 2. Penilaian yang berorientasi kepada masa yang akan datang Metode penilaian masa yang akan datang diartikan dengan penilaian akan potensi seorang pegawai atau penetapan sasaran-sasaran prestasi kerja di masa mendatang. Metode penilaian ini terdiri dari: a. Metode Penilaian Diri Self Assessment, yaitu penilaian pegawai untuk diri sendiri dengan harapan pegawai tersebut dapat mengindentifikasikan aspek- aspek perilaku kerja yang perlu diperbaikinya pada masa yang akan datang. b. Management By Objective MBO, yaitu sebuah program manajemen yang melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan untuk menentukan sasaran-sasaran yang dicapainya yang dapat dilakukan melalui prosedur. Karyawan dan penyelia secara bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan untuk sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang, kemudian dengan menggunakan sasaran-sasaran tersebut, penilaian prestasi kerja dilakukan secara bersama pula. c. Penilaian Secara Psikologis, yaitu proses penilaian yang dilakukan melalui serangkaian teknik penilaian seperti wawancara mendalam, tes-tes psikologi, diskusi dengan atasan langsung dan review evaluasi lainnya. Penilaian ini digunakan untuk menilai potensi karyawan di waktu yang akan datang dan untuk mengetahui potensi seseorang dalam melakukan tanggung jawab yang lebih besar.

2.1.2.6 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

29 338 136

Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (uks) Pada Sekolah Dasar Negeri Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

15 191 100

Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Dan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri 060880 Dan 060890 Kecamatan Medan Polonia Tahun 2009

1 49 57

PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015 2016

0 7 118

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PERSONALITY DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MEDAN BARU.

0 1 36

PERSEPSI GURU TENTANG IKLIM ORGANISASI SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG.

0 0 12

(ABSTRAK) HUBUNGAN MOTIVASI, PERSEPSI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU UKS DALAM PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010.

0 0 3

PELAKSANAAN PROGRAM DOKTER KECIL DALAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016.

1 3 111

Pelaksanaan Program Dokter Kecil dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul Tahun 2014.

0 0 15

PERAN UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH) DALAM UPAYA OBESITAS PADA SISWA DI SDN (SEKOLAH DASAR NEGERI) LAMPER KIDUL 02 SEMARANG

0 5 58