H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran mengenai objek yang diteliti melalui data sampel
atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum Sugiyono, 2007:206 Dalam
penelitian ini menggunakan acuan penilaian yaitu PAP tipe II dan dilengkapi dengan penghitungan
mean
rata-rata,
median
skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi dua sama besar, dan
modus
skor yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam sekumpulan distribusi skor
untuk variabel kinerja dosen, keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran, gaya belajar, dan prestasi mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II.
Tabel 3.16 Panduan Acuan Patokan PAP Tipe II
Nilai Presentil Kategori
81 - 100 Sangat Tinggi
66 - 80 Tinggi
56 - 65 Cukup
46 - 55 Rendah
45 Sangat Rendah
Sumber: Masidjo, 1995:153
Dalam PAP tipe II terdapat batas atau patokan yang paling rendah
passing score
yaitu 56 dari total skor yang seharusnya dicapai, diberi nilai cukup. PAP II umumnya merupakan cara menghitung dengan skor
minimal 0 dan skor maksimal 100. Pada penelitian ini, peneliti telah menetapkan skor terendah 1 dan skor tertinggi 5, maka untuk
mendeskripsikan kategori variabel kinerja dosen, keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran dan gaya belajar, langkah yang terlebih dahulu harus
dilakukan adalah menentukan skor interval dengan memodifikasi rumus PAP tipe II, sebagai berikut :
Skor = nilai terendah + nilai tertinggi – nilai terendah
2. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum data diolah menggunakan statistik parametrik maupun non parametrik, harus dilakukan pengujiian normalitas terlebih dahulu. Uji
normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji normalitas bivariat. Pengujian normalitas data dilakukan dengan bantuan
program SPSS. Kriteria pengujian data adalah jika R
Square
yang diperoleh dari perhitungan lebih dari 0,8 maka distribusi data dapat
dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai R
Square
yang diperoleh dari perhitungan kurang dari 0,8 maka distribusi data dapat dikatakan tidak
normal.
I. Pengujian Hipotesis
Analisis Korelasi Product Moment
Teknik pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi
Product Moment Pearson,
yaitu mengukur keeratan hubungan antara hasil-hasil pengamatan dari populasi asal sampel mempunyai dua variabel dan berdistribusi normal
Sugiyono, 2007:248. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 2
2 2
. .
.
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
Keterangan : r
xy :
koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y ∑X : skor total variabel X
∑Y : skor total variabel Y N
: jumlah responden Setelah ditemukan nilai r
XY
kemudian ditabulasikan dengan nilai r
tabel
product moment
taraf signifikansi 5. Nilai r
XY
dapat digunakan untuk melihat dua variabel tersebut berhubungan atau tidak.
H
o
= Tidak ada hubungan korelasi antara dua variabel H
a
= Ada hubungan korelasi antara dua variabel Dasar pengambilan keputusan jika rhitung
α = 0,05 maka Ho diterima dan sebaliknya jika rhitung
α = 0,05 maka Ho ditolak. Setelah membandingkan nilai probabilitas, maka langkah selanjutnya adalah
mengintepretasikan nilai koefisien korelasi. Interpretasi nilai koefisien digunakan untuk melihat tingkat keeratan korelasi. Untuk mengetahui
koefisien korelasi maka dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Sudjana, 1996:380:
Keterangan : r
:
koefisien korelasi sederhana n
: jumlah responden PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.17 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kategori
0,00 – 0,20
Sangat lemah 0,21
– 0,40 Lemah
0,41 – 0,70
Kuat 0,71
– 0,90 Sangat Kuat
0,91 – 0,99
Kuat Sekali 1
Sempurna Sumber: Sujarweni, 2012:61
Sifat nilai koefisien bersifat antara plus + atau minus -. Makna sifat korelasi adalah:
a. Korelasi positif + berarti bahwa jika variabel X mengalami kenaikan,
maka variabel Y juga akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya. b.
Korelasi negatif - berarti jika variabel X mengalami penurunan, maka variabel Y akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya.
76
BAB IV GAMBARAN UMUM