Status Mental Emosional Masalah Kesehatan Kronik

4.5 Status Mental Emosional

Distribusi status mental emosional pada lansia yaitu sebanyak 95 orang 59,4 yang mengalami status mental emosional dan sebanyak 65 orang 40,6 yang tidak mengalami status mental emosional, seperti terlihat pada Tabel 4.8 berikut : Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Status Mental pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Tahun 2013 No Status Mental Jumlah n Persentase 1 Tidak ada 65 40,6 2 Ada 95 59,4 Jumlah 160 100,0 Status mental emosional pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Binjai Medan tersebar dalam 9 pernyataan. Dari seluruh pernyataan yang berisi status mental emosional diperoleh sebagian besar mengalami status mental emosional. Status mental emosional pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Binjai Medan yang paling banyak menjawab ya adalah mengalami sukar tidur pernyataan nomor 1 sebanyak 85 53,1, sedangkan yang paling banyak menjawab tidak adalah cenderung mengurung diri di dalam kamar pernyataan nomor 9 sebanyak 133 orang 83,1. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.9. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Item Pernyataan Status Mental pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Tahun 2013 No Pernyataan Ya Tidak n n 1. Anda mengalami sukar tidur 85 53,1 75 46,9 2. Anda merasa sering gelisah 62 38,8 98 61,3 3. Anda sering merasa murung dan atau menangis sendiri 64 40,0 96 60,0 4. Anda sering merasa khawatir 64 40,0 96 60,0 5. Lama keluhan lebih dari tiga bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan 79 49,4 81 50,6 6. Anda mempunyai masalah atau pikiran banyak 59 36,9 101 63,1 7. Anda mempunyai gangguan atau masalah dengan keluarga atau orang lain 54 33,8 106 66,3 8. Anda mempergunakan obat tidur atau penenang atas petunjuk dokter 44 27,5 116 72,5 9. Anda cenderung mengurung diri di dalam kamar 27 16,9 133 83,1

4.6 Masalah Kesehatan Kronik

Distribusi masalah kesehatan kronik pada lansia yaitu sebanyak 86 orang 53,8 yang memiliki masalah kesehatan kronik dan sebanyak 74 orang 46,3 yang tidak menderita sakit, seperti terlihat pada Tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Masalah Kesehatan Kronik pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Tahun 2013 No Masalah Kesehatan Kronik Jumlah n Persentase 1 Tidak memiliki 74 46,3 2 Memiliki 86 53,8 Jumlah 160 100,0 Masalah kesehatan kronik pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Binjai Medan tersebar dalam 25 pernyataan. Dari seluruh pernyataan yang berisi masalah kesehatan Universitas Sumatera Utara kronik diperoleh sebagian besar menderita sakit. Masalah kesehatan kronik pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Binjai Medan yang paling banyak menjawab tidak pernah adalah nyeri pegal pada daerah tengkuk pernyataan nomor 22 sebanyak 107 orang 66,9, lansia yang menjawab jarang adalah mata berair pernyataan nomor 2 sebanyak 99 orang 61,9, lansia yang menjawab sering adalah perubahan kebiasaan BAB mencret atau sembelit pernyataan nomor 15 sebanyak 96 orang 60,0, dan lansia yang menjawab selalu adalah nyeri kaki saat berjalan pernyataan nomor 16 sebanyak 56 orang 35,0. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut : Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Jawaban Item Pernyataan Masalah Kesehatan Kronik Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Tahun 2013 No Pernyataan Tidak Pernah Jarang Sering Selalu n n n n 1. Penglihatan kabur 2 1,3 89 55,6 48 30,0 21 13,1 2. Mata berair 9 5,6 99 61,9 51 31,9 1 0,6

3. Nyeri pada mata 32

20,0 53 33,1 75 46,9 0,0 4. Pendengaran berkurang 87 54,4 50 31,3 23 14,4 0,0 5. Telinga berdenging 58 36,3 78 48,8 24 15,0 0,0 6. Batuk lama disertai keringat malam 11 6,9 49 30,6 59 36,9 41 25,6 7. Sesak napas 20 12,5 92 57,5 26 16,3 22 13,8 8. Berdahak sputum 61 38,1 77 48,1 3 1,9 19 11,9 9. Jantung berdebar – debar 74 46,3 29 18,1 57 35,6 0,0

10. Cepat lelah 70

43,8 30 18,8 56 35,0 4 2,5

11. Nyeri dada 98

61,3 50 31,3 7 4,4 5 3,1

12. Mualmuntah 96

60,0 50 31,3 11 6,9 3 1,9

13. Nyeri ulu hati 103

64,4 46 28,8 7 4,4 4 2,5 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Lanjutan No Pernyataan Tidak Pernah Jarang Sering Selalu n n n n 14. Makan dan minum banyak 8 5,0 72 45,0 78 48,8 2 1,3

15. Perubahan kebiasaan BAB mencret atau

sembelit 39 24,4 5 3,1 96 60,0 20 12,5

16. Nyeri kaki saat berjalan

15 9,4 61 38,1 28 17,5 56 35,0

17. Nyeri pinggang atau tulang belakang

16 10,0 79 49,4 30 18,8 35 21,9

18. Nyeri persendianbengkak

13 8,1 32 20,0 87 54,4 28 17,5

19. Lumpuhkelemahan pada kakitangan

16 10,0 32 20,0 94 58,8 18 11,3

20. Kehilangan rasa 41

25,6 57 35,6 60 37,5 2 1,3

21. Gemetartremor 60

37,5 72 45,0 26 16,3 2 1,3

22. Nyeri pegal pada daerah tengkuk

107 66,9 49 30,6 2 1,3 2 1,3

23. BAK banyak 10

6,3 97 60,6 52 32,5 1 0,6

24. Sering BAK malam hari

9 5,6 76 47,5 75 46,9 0,0

25. Tidak mampu mengontrol

pengeluaran air kemih ngompol 86 53,8 47 29,4 26 16,3 1 0,6 Masalah kesehatan kronik pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Binjai Medan yang paling banyak menjawab tidak pernah adalah nyeri pegal pada daerah tengkuk pernyataan nomor 22 sebanyak 107 orang 66,9, lansia yang menjawab jarang adalah mata berair pernyataan nomor 2 sebanyak 99 orang 61,9, lansia yang menjawab sering adalah perubahan kebiasaan BAB mencret atau sembelit pernyataan nomor 15 sebanyak 96 orang 60,0, dan lansia yang menjawab Universitas Sumatera Utara selalu adalah nyeri kaki saat berjalan pernyataan nomor 16 sebanyak 56 orang 35,0.

4.7 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, jumlah anak hidup dan lamanya tinggal di panti yaitu bahwa persentase umur responden tertinggi pada umur 60-69 tahun sebesar 79-4 dibandingkan umur 70-79 tahun sebesar 20,6. Berdasarkan jenis kelamin yaitu persentase tertinggi perempuan sebesar 55,0 dibandingkan dengan laki-laki sebesar 45,0. Pendidikan responden lebih banyak pada pendidikan SD sebesar 62,5, tidak sekolah 20,6, SMP 8,1, SMA 7,5 dan diplomaperguruan tinggi 1,4. Lansia di UPT Pelayanan Sosial yang sudah menikah 98,1 dan tidak menikah 1,9. Jumlah anak hidup yang dimiliki lansia lebih banyak memiliki 2 anak sebesar 35,6, memiliki 3 anak 22,5, memiliki 1 anak 21,9 dan tidak memiliki anak 20,0. Lamanya tinggal di panti lebih banyak lansia tinggal ≥2 tahun sebesar 57,5 dan yang 2 tahun hanya 42,5. Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Status Perkawinan, Jumlah Anak Hidup dan Lamanya Tinggal di Panti Lansia di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Tahun 2013 No. Karakteristik Jumlah n Persentase 1 Umur 60-69 tahun 127 79,4 70-79 tahun 33 20,6 2 Jenis Kelamin Laki-laki 70 45,0 Perempuan 90 55,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Lanjutan No. Karakteristik Jumlah n Persentase 3 Jumlah Anak Hidup Tidak memiliki anak 32 20,0 Memiliki 1 anak 35 21,9 Memiliki 2 anak 57 35,6 Memiliki 3 anak 36 22,5 4 Pendidikan Tidak sekolah 33 20,6 SD 100 62,5 SMP 13 8,1 SMA 12 7,5 DiplomaPerguruan Tinggi 2 1,3 5 Status Perkawinan Menikah 157 98,1 Tidak menikah 3 1,9 6 Lamanya Tinggal di Panti 2 tahun 68 42,5 ≥2 tahun 92 57,5 4.8 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Gejala Depresi pada Lansia yang Tinggal di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Berdasarkan hasil penelitian hubungan dukungan sosial keluarga dengan gejala depresi pada lansia menunjukkan bahwa dari 78 responden yang mendapat dukungan yaitu ada 47 orang 60,3 yang tidak depresi dan 31 orang 39,7 yang depresi, sedangkan dari 82 responden yang tidak mendapat dukungan yaitu ada 30 orang 36,6 yang tidak depresi dan 52 orang 63,4 yang depresi. Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p=0,003 p0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan gejala depresi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.13. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Gejala Depresi pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Tahun 2013 Dukungan Sosial Keluarga Gejala Depresi Jumlah P χ 2 Tidak Ya n n n Mendukung 47 60,3 31 39,7 78 100,0 0,003 8,972 Tidak mendukung 30 36,6 52 63,4 82 100,0 77 96,9 83 103,1 160 100,0 4.9 Hubungan Status Kesehatan ADL, Status Mental Emosional dan Masalah Kesehatan Kronis dengan Gejala Depresi pada Lansia yang Tinggal di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan 1. ADL Activity Daily of Living Berdasarkan Tabel 4.14 diperoleh bahwa ADL berhubungan dengan gejala depresi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Keluarga Wilayah Binjai Medan dengan nilai p= 0,001. Lansia yang ADL mandiri ada 73 orang yaitu 67,1 yang tidak depresi sedangkan yang depresi ada 32,9, dibandingkan ADL dengan bantuan ada 87 orang yaitu sebesar 32,2 yang tidak depresi sedangkan 67,8 yang depresi. 2. Status Mental Emosional Pada Tabel 4.14 didapatkan dari 65 responden yang tidak mengalami status mental emosional yaitu ada 38 orang 58,5 yang tidak depresi dan 27 orang 41,5 yang depresi. Sebanyak 95 responden yang ada status mental emosional yaitu ada 39 orang 41,1 yang tidak depresi dan 56 orang 58,9 yang depresi. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara status mental emosional dengan gejala depresi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Keluarga Wilayah Binjai Medan dengan nilai p= 0,030. Universitas Sumatera Utara 3. Masalah Kesehatan Kronik Terdapat hubungan antara masalah kesehatan kronik dengan gejala depresi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Keluarga Wilayah Binjai Medan dengan nilai p=0,001. Berdasarkan persentase masalah kesehatan kronik diperoleh 74 orang yang tidak menderita sakit yaitu sebesar 63,5 yang tidak depresi dan 36,5 yang depresi, sedangkan 86 orang lansia menderita sakit diperoleh sebesar 34,9 yang tidak depresi dan sebesar 65,1 yang depresi. Tabel 4.14 Tabulasi Silang Hubungan Status Kesehatan ADL, Status Mental Emosional dan Masalah Kesehatan Kronis dengan Gejala Depresi pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Tahun 2013 Status Kesehatan Gejala Depresi Jumlah P χ 2 Tidak Ya n n n ADL Mandiri 49 67,1 24 32,9 73 100,0 0,001 19,410 Dengan bantuan 28 32,2 59 67,8 87 100,0 Status Mental Emosional Tidak ada 38 58,5 27 41,5 65 100,0 0,030 4,685 Ada 39 41,1 56 58,9 95 100,0 Masalah Kesehatan Kronik Tidak memiliki 47 63,5 27 36,5 74 100,0 0,001 13,059 Memiliki 30 34,9 56 65,1 86 100,0 4.10 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dan Status Kesehatan dengan Gejala Depresi pada Lansia yang Tinggal di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi gejala depresi pada lansia menggunakan uji regresi logistik ganda multiple logistic regression, karena variabel independennya 2 kategori. Regresi logistik ganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen Universitas Sumatera Utara terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik ganda adalah variabel yang mempunyai nilai p 0,25 pada analisis bivariatnya adalah variabel dukungan sosial keluarga, ADL, status mental emosional dan masalah kesehatan kronik. Dari hasil analisis bivariat semua variabel independen masuk dalam analisis multivariat. Tabel 4.15 Pemilihan Kandidat Model untuk Tahap Pemodelan Multivariat No Variabel p 1. Dukungan Sosial Keluarga 0,003 2. ADL 0,001

3. Status mental emosional

0,030

4. Masalah Kesehatan Kronik

0,001 Keterangan : variabel yang masuk model Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kolinearitas antar semua variabel independen yang masuk dalam kandidat model multivariat lihat lampiran 6. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan masalah kesehatan kronis, sehingga variabel tersebut tidak boleh bertemu dalam satu model, oleh karena itu alternatif model yang dapat dibentuk dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut : Tabel 4.16 Alternatif Model Regresi Logistik Alternatif Model Fungsi Nilai p χ 2 Percentage correct Model 1 Gejala depresi = f dukungan, ADL, status mental emosional 0,001 28,366 67,5 Model 2 Gejala depresi = f ADL, masalah kesehatan kronis, status mental emosional 0,001 27,769 67,5 Universitas Sumatera Utara Karena nilai percentage correct sama maka χ 2 lebih besar pada model 1, maka sebagai model analisis multivariat dipilih model 1 dimana gejala depresi = f dukungan, ADL. Kemudian dilakukan pemeriksaan interaksi pada alternatif model yang terpilih. Ternyata tidak ada interaksi antar dukungan dengan ADL activity daily of living, dilihat dari nilai p variabel interaksi semua 0,05, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut : Tabel 4.17 Hasil Uji Interaksi Variabel B P Exp B ADL by dukungan -0,766 0,281 0,465 Dukungan 1,431 0,008 4,183 ADL 1,894 0,001 6,643 Konstanta -1,488 - - Selanjutnya seluruh variabel tersebut dengan metode Backward LR dimasukkan secara bersama-sama kemudian variabel yang nilai p0,05 akan dikeluarkan secara otomatis dari komputer sehingga didapat variabel yang berpengaruh. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi logistik ganda dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut : Tabel 4.18 Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda Variabel B Sig. OR 95CI Dukungan Sosial Keluarga 1,004 0,004 2,729 1,376-5,410 ADL 1,485 0,001 4,416 2,222-8,776 Konstanta -1,238 - - - Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa dukungan sosial keluarga berpengaruh terhadap gejala depresi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Universitas Sumatera Utara Binjai Medan dengan nilai p=0,004 p0,05. Dukungan sosial keluarga memiliki nilai OR = 2,729, artinya peluang lansia mengalami depresi hampir 3 kali lebih besar apabila tidak mendapat dukungan sosial keluarga dibanding dengan lansia yang mendapat dukungan sosial keluarga. ADL berpengaruh terhadap gejala depresi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan dengan nilai p=0,001 p0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa ADL memiliki nilai OR = 4,416 artinya peluang lansia mengalami depresi sebesar 4 kali lebih besar dengan aktivitas sehari-hari lansia yaitu ADL dengan bantuan dibanding dengan lansia yang ADL mandiri mampu melakukan aktifitas harian. Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi gejala depresi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan adalah sebagai berikut: 485 , 1 004 , 1 238 , 1 2 1 1 1 X X e p + + − − + = Keterangan: P : Probabilitas gejala depresi X 1 : Dukungan, koefisien regresi 1,004 X 2 : ADL, koefisien regresi 1,485 a : Konstanta -1,238 e : 2,71828 Universitas Sumatera Utara Persamaan di atas diketahui bahwa lansia yang tidak mendapat dukungan dan ADL dengan bantuan memiliki probabilitas sebesar 77,8 untuk depresi, sedangkan lansia yang mendapat dukungan dan ADL mandiri memiliki probabilitas sebesar 22,2 untuk tidak depresi. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Gambaran Spiritual Lansia Yang Menderita Penyakit Kronis di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

5 63 86

Hubungan Interaksi Sosial Lansia Dengan Kesepian Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Balita di Wilayah Binjai dan Medan

30 172 95

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PENDERITA KUSTA PADA LANSIA

0 3 86

Gambaran Spiritual Lansia Yang Menderita Penyakit Kronis di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 0 12

Gambaran Spiritual Lansia Yang Menderita Penyakit Kronis di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 0 2

JURNAL ILMIAH HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANSIA PASURUAN DI LAMONGAN

0 0 9

Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dan Status Kesehatan dengan Gejala Depresi pada Lansia yang Tinggal di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Tahun 2013

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lanjut Usia 2.1.1 Pengertian Lanjut Usia - Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dan Status Kesehatan dengan Gejala Depresi pada Lansia yang Tinggal di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Tahun 2013

0 0 34

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dan Status Kesehatan dengan Gejala Depresi pada Lansia yang Tinggal di UPT Pelayanan Sosial Wilayah Binjai Medan Tahun 2013

0 0 12

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN KESEPIAN LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DAN BALITA WILAYAH BINJAI DAN MEDAN

0 1 10