mengeluarkan biaya untuk kesehatan lebih sedikit daripada lansia yang lain. Penelitian yang sama juga menemukan bahwa mereka yang beresiko untuk tidak
mengalami penuaan yang sukses adalah mereka dengan kondisi kesehatan yang buruk, yang ditinggal mati pasangannya, yang status mentalnya membahayakan, yang
mengidap kanker, dan mereka yang dipaksa untuk pensiun atau berhenti karena kondisi kesehatan yang buruk Stanley, 2007.
2.4.1 Indikator Status Kesehatan
Indikator status kesehatan lansia ataupun gambaran kondisi kesehatan lansia dapat dilihat dari mortalitas angka kematian, morbiditas angka kesakitan dan
perilaku kesehatan Manulang, 2012.
1. Mortalitas Angka Kematian
Pada tahun 1998, lima penyebab utama kematian untuk lansia berdasarkan jumlah kematian adalah: penyakit Jantung, Kanker, Stroke,
Penyakit Paru Obstruktif Kronis PPOK, dan Pneumonia serta Influenza. Penyakit Jantung, Stroke, dan PPOK merupakan penyebab kematian
tertinggi, hampir tujuh dari setiap sepuluh kematian. Selama 50 tahun terakhir angka mortalitas keseluruhan lansia menurut usia secara kontinu
menunjukkan penurunan. Alasan utamanya adalah menurunnya angka kematian akibat penyakit jantung dan stroke. Walaupun menurun,
penyakit jantung tetap menjadi penyebab utama kematian untuk kelompok lansia, sekitar 35 dari seluruh kematian. Tidak seperti angka kematian
untuk penyakit jantung dan stroke, angka kematian akibat kanker tetap
Universitas Sumatera Utara
sama setiap tahun. Peningkatan tertinggi angka kematian untuk lansia terjadi pada kasus Diabetes dan PPOK. Antara tahun 1980-1997, angka
kematian menurut usia akibat Diabetes meningkat 32, sementara akibat PPOK 57 Depkes RI, 2008.
Makna penting penyebab utama lainnya terhadap kematian lansia bervariasi bergantung pada ras, etnis dan jenis kelamin. Pada tahun 1997,
Diabetes merupakan penyebab utama ketiga untuk kematian di kalangan penduduk Indian Amerika dan penduduk asli Alaska serta yang keempat
untuk orang Amerika keturunan Hispanik, sementara untuk ras lainnya pada urutan keenam. Penyakit Alzaimer menempati urutan kesembilan
untuk kematian di kalangan orang Amerika kulit putih dan yang ke enam di kalangan wanita kulit putih usia di atas 85 tahun, tetapi tidak termasuk
dalam sepuluh besar penyebab kematian untuk ras lainnya Bustan, 2007.
2. Morbiditas Angka Kesakitan
Mutu kehidupan lansia menurun jika lansia sering sakit, dan jika kondisi sering kronis atau cedera yang mengakibatkan selalu membatasi
kemampuan. Jika lansia dapat mempertahankan kemandirian mereka tentu akan menghindari jasa perawatan yang mahal, misalnya belanja sendiri,
masak sendiri makanan mereka, mandi dan berpakaian sendiri, dan berjalan serta menaiki tangga tanpa bantuan orang lain. Untuk lansia umur
70 tahun ke atas yang tidak dirawat, hampir sepertiganya mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan seperempatnya tidak
Universitas Sumatera Utara
dapat melakukan aktivitas sedikitnya satu dari aktivitas fisik misalnya: berjalan seperempat mil, berjalan menanjak sepuluh langkah tanpa
beristirahat, berdiri atau bertumpu pada kedua kaki selama dua jam duduk selama dua jam, membungkuk, berjongkok atau berlutut, menjangkau
sesuatu yang tinggi, menjulurkan tangan seolah-olah hendak menjabat tangan orang dengan menggunakan jari-jari untuk menggenggam atau
memegang, mengangkat atau membawa sesuatu seberat 5 kg. Keterbatasan aktivitas fisk pada lansia semakin bertambah seiring dengan
semakin bertambahnya usia dan wanita lebih berkemungkinan daripada pria untuk mengalami keterbatasan fisik. Berkurangnya aktivitas itu dapat
dikelompokkan ke dalam dua tipe, kondisi kronis dan kerusakan Manulang, 2012.
3. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan dan faktor sosial merupakan hal yang memengaruhi lansia dalam hal membantu lansia memelihara kesehatan
dan menjalani hidup sehari-hari. Beberapa lansia percaya bahwa mereka terlalu tua untuk mendapatkan manfaat apapun dari perubahan perilaku
kesehatan mereka. Hal itu tentu saja tidak benar, tidak pernah ada kata terlambat untuk melakukan perubahan untuk kebaikan.
Pada umumnya lansia memiliki lebih banyak perilaku kesehatan yang baik daripada orang yang lebih muda. Lansia akan lebih kecil
kemungkinannya untuk mengkonsumsi minuman beralkohol, merokok
Universitas Sumatera Utara
karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Pada tahun 1995, didapatkan data bahwa 28 pria lansia dan 39 wanita lansia lebih
banyak duduk daripada mereka yang aktif, tipe aktivitas yang paling umum dilakukan adalah aktivitas ringan sampai
menengah, misalnya berjalan-jalan, berkebun, dan melemaskan diri Koswara, 2011.
2.4.2 Pengkajian Status Kesehatan pada Lansia
Menurut WHO 2002 dalam Tamher 2011, saat ini sedang terjadi pergeseran penduduk dunia ke arah usia lanjut. Dengan meningkatnya jumlah lansia,
timbul beragam masalah antara lain masalah medis teknis, mental psikologi, dan sosial ekonomi. Kebutuhan pelayanan kesehatan akan mengalami peningkatan karena
terjadinya pergeseran pola penyakit serta perubahan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
Menurut Tamher 2011 kegiatan pembinaan yang ditujukan bagi lansia dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Upaya semacam ini dapat ditujukan agar
para lansia lebih menyadari perlunya meningkatkan taraf kesehatannya. Dilain pihak, agar para keluarga dapat berpartisipasi secara aktif dalam upaya serupa, sehingga
pelayanan yang diterima oleh kelompok lansia akan lebih meningkat. Status kesehatan pada lansia dikaji secara komprehensif, akurat dan
sistematis. Tujuan dari melakukan pengkajian adalah untuk menentukan kemampuan lansia dalam memelihara diri sendiri, melengkapi data dasar untuk membuat rencana
keperawatan serta memberi waktu pada lansia untuk berkomunikasi. Pengkajian ini
Universitas Sumatera Utara
meliputi aspek fisik, psikis, sosial dan spiritual dengan melakukan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan.
Pengkajian pada lansia yang ada di keluarga dilakukan dengan melibatkan keluarga sebagai orang terdekat yang mengetahui tentang masalah kesehatan lansia.
Sedangkan pengkajian pada kelompok lansia di panti ataupun dimasyarakat dilakukan dengan melibatkan penanggung jawab kelompok lansia, kultural, tokoh masyarakat
serta petugas kesehatan Maryam, 2011. Dalam penelitian ini, status kesehatan lansia yang digunakan adalah :
1. Activity of Daily Living ADL ADL adalah merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi
antara lain: ke toilet, makan, berpakaian berdandan, mandi dan berpindah tempat. Pengkajian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan.
Dengan kata lain, besarnya bantuan yang diperlukan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari serta untuk menyusun rencana perawatan jangka
panjang. Dalam literatur terdapat pula istilah ADL instrumen, merupakan aktivitas yang lebih kompleks namun mendasar bagi situasi kehidupan lansia
dalam bersosialisasi. Dalam Sugiarto 2005 macam – macam ADL, adalah :
1. ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan
minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL
Universitas Sumatera Utara
dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas.
2. ADL instrumental, yaitu ADL yang berhubungan dengan penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan
makanan, menggunakan telefon, menulis, mengetik, mengelola uang kertas ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar
yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan dan minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang
memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan
kemampuan mobilitas. Pengkajian ADL umumnya mengikuti indeks pengukuran yang
dikembangkan oleh Barthel dan Kats. Indeks ini didasarkan pada hasil evaluasi terhadap tingkat kemandirian atau keadaan sebaliknya yaitu tingkat
ketergantungan secara fungsional. Indeks terdiri atas 7 tingkat, sebagai hasil penilaian terhadap perihal melakukan kegiatan mandi, berpakaian, ke toliet,
beranjak, kontinensia dan makan. 2. Status Mental Emosional
Adapun pengkajian fungsi psikososial dilakukan melalui observasi wawancara, dan pemeriksaan status mental. Informasi yang dihimpun melalui
fungsi kognitif, psikomotor, pandangan dan penalaran, serta kontak dengan realita Black, 1990 dalam Tamher, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Pengkajian status psikososial meliputi pengkajian fungsi kognitif dan pengkajian psikososial mental, emosional. Bagian yang popular dan
sederhana adalah yang disebut Mini Mental State Examination MMSE. Pemeriksaan ini dilakukan untuk dapat menentukan pikiran serta proses
mental, apakah lansia dapat memperlihatkan fungsi optimal. 3. Masalah Kesehatan Kronis
Penyebab penyakit pada lansia pada umumnya berasal dari dalam tubuh endogen, pada orang dewasa berasal dari luar tubuh eksogen. Hal ini
karena pada lansia telah terjadi penurunan fungsi dari berbagai organ-organ tubuh akibat kerusakan sel-sel karena proses menua, sehingga produksi
hormon, enzim, dan zat-zat yang diperlukan untuk kekebalan menjadi berkurang. Sering pula, penyakit lebih satu jenis multipatologi dimana satu
sama lain dapat berdiri sendiri maupun saling berkaitan dan memperberat. Pada lansia yang telah lama menderita sakit sering depresi. Oleh karena itu,
dalam pengobatannya tidak hanya gangguan fisiknya saja yang diobati, tetapi juga gangguan jiwanya yang justru sering tersembunyi gejalanya.
Masalah kesehatan kronis merupakan keluhan kesehatan atau gejala yang dialami oleh lansia dalam waktu 3 bulan terakhir berkaitan dengan
fungsi-fungsi Maryam, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Pembinaan Kesehatan Lansia di Panti