2.3 Dukungan Sosial Keluarga 2.3.1 Pengertian Dukungan Sosial Keluarga
Dukungan sosial adalah keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa
ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya Cohen Syme, 1996. Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara
keluarga dengan lingkungan sosial Friedman, 1998. Dalam semua tahap, dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga mampu
berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan. Studi-studi tentang dukungan
keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sosial sebagai koping keluarga, baik dukungan-dukungan yang bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat
bermanfaat. Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat
ibadah, praktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga internal antara lain dukungan suami atau istri, dari saudara kandung, atau dukungan dari anak Friedman, 1998
2.3.2 Jenis Dukungan Keluarga
Menurut Friedman 1998 jenis dukungan keluarga ada empat yaitu: 1. Dukungan instrumental yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan
praktis dan konkret. 2. Dukungan informasional yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah
kolektor dan diseminator penyebar informasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Dukungan penilaian appraisal, keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan
sebagai sumber dan validator identitas keluarga. 4. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman
dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.
Dukungan keluarga pada lansia menjadi sangat berharga dan akan menambah ketentraman hidupnya. Namun demikian dengan adanya dukungan keluarga tersebut
tidaklah berarti bahwa setelah memasuki masa seorang lanjut usia hanya tinggal duduk, diam, tenang dan berdiam diri saja. Untuk menjaga kesehatan fisik dan
jiwanya, usia lanjut justru tetap harus melakukan aktifitas yang berguna bagi kehidupannya.
Menurut Rook Dooley 1985 dalam Kuntjoro 2002, keluarga merupakan bagian dari dukungan sosial untuk usia lanjut. Dukungan keluarga adalah termasuk
dukungan dari anak, istri, suami dan kerabat, dimana termasuk dalam dukungan sosial jenis dukungan natural yaitu dukungan pada usia lanjut yang melalui interaksi
sosial dalam kehidupan usia lanjut secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dukungan keluarga tersebut mencakup : jumlah sumber dukungan dan
tingkat kepuasan akan dukungan. Kurangnya dukungan keluarga dapat menjadi pemicu depresi pada usia lanjut. Depresi pada lansia banyak ditemukan pada lansia
dengan riwayat kekerasan baik berupa kekerasan fisik, emosi, sex maupun pengabaian oleh keluarga. Faktor lain yang mungkinkan tingginya kasus depresi pada
Universitas Sumatera Utara
lansia adalah kurangnya dukungan dari keluarga. Lansia yang tinggal sendiri atau tinggal pada keluarga yang terlalu ramai memiliki kecenderungan menderita depresi
Vilhjalmsson, 1993. Adanya gangguan dalam fungsi keluarga, konflik keluarga, perceraian dan kematian pasangan hidup merupakan faktor risiko terjadinya depresi
Raphael, 2009. Ketidakcocokan dalam hubungan dengan tetangga, teman, lingkungan dan
masalah dalam hubungan dengan status sosial dari kelompok merupakan faktor yang dapat meningkatkan kejadian depresi. Dilain pihak kemampuan tenaga pelayanan
kesehatan, dilengkapi dengan keberadaan fasilitas yang memadai dapat menjadi faktor pencegah depresi Kim, 2009.
2.4 Status Kesehatan pada Lansia