20
dan pemerintahan dalam membentuk peserta didik. Kurikulum operasional yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan kaakteristik dan
perbedaan daerah desentralistik, Sanjaya:2008. Tujuan KTSP adalah menanamkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan pendidikan lanjut Trianto: 2009. Pembelajaran yang cocok untuk anak Indonesia yang memiliki kondisi,
karakteristik dan sikap budaya yang berbeda-beda adalah belajar melalui pengalaman langsung Learning by doing. Pembelajaran ini akan memperkuat
daya ingat siswa dan biayannya yang sangat murah sebab menggunakan alat-alat dan
media belajar
yang ada
dilingkungan siswa
sendiri. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa KTSP merupakan sebagai
bagian yang dalam meningkatkan mutu sekolah, dan efisiensi pendidikan dengan memperhatikan karakteristik, perbedaan daerah dan membuat pembelajaran yang
memperkuat daya ingat siswa dengan pengalaman langsung dengan tujuan untuk menanamkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri.
2.1.5 Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak ditengah antara dua pihak atau
kutub atau suatu alat Anita 2010:4. Definisi ini sejalan dengan definisi yang diantaranya disampaikan oleh Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan
Association of Education and Communication TechnologyAECT di Amerika, yakni sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
21
menyalurkan pesaninformasi. Menurut Munadi 2010:7-8 media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tecipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Fungsi media pembelajaran yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau
pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efisien Mudlofir
dan Rusydiyah,
2016:133. Tujuan media pembelajara Sanaky, 2013:6 antara lain: Pertama,
mempermudah proses pembelajaran dikelas. Kedua, meningkatkan efisiensi proses pembelajara. Ketiga, menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan
tujuan belajar. Keempat, membantu konstentrasi pembelajaran dalam proses pembelajaran.
Manfaat media pembelajaran bagi siswa dalam Sanaky 2013:7 adalah: Pertama, meningkatkan motivasi belajar siswa. Kedua, memberikan dan
mengikatkan variasi belajar bagi siswa. Ketiga, memudahkan siswa untuk belajar. Keempat, merangsang siswa untuk berfikir dan beranalisis. Kelima, pembelajaran
dalam kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Keenam, siswa dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang
disajikan.
2.1.6 Modul
2.1.6.1 Pengertian Modul
22
Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi. Modul adalah alat ukur yang lengkap. Menurut Sakiman 2012:132 modul adalah paket program yang
disusun secara terencana dalam bentuk satuan tertentu guna membantu peserta didik secara individual dalam mencapai tujuan belajar. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia modul adalah unik kecil dari suatu pemebelajaran yang beroperasi sendiri Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002: 662. Modul pada
dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia
mereka, agar mereka dapat belajar sendiri mandiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidikan Prastowo, 2013:106. Dari beberapa
presepsi diatas peneliti menyimpulkan bahwa modul adalah salah satu bahan pembelajaran terencana yang memudahkan peserta didik dalam mencapai tujuan
belajar. Menurut Prastowo 2014:210-211 modul mempunyai empat fungsi
sebagai berikut: Pertama, bahan ajar mandiri maksudnya meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung pada kehadiran pendidik
guru. Kedua, pengganti fungsi pendidik, maksudnya bahan ajar yang mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan mudah dan baik dipahami oleh siswa
sesuai tingkat pengetahuan dan usianya. Ketiga, sebagai alat evaluasi maksudnya dengan modul siswa dituntut dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat
penguasaanya terhadap materi yang telah dipelajari. Keempat, sebagai bahan rujukan bagi siswa maksudnya karena modul mengandung berbagai materi yang
harus dipelajari oleh siswa, maka modul juga memiliki fungsi sebagai ruukan bagi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
siswa. Penyusunan atau pembuatan modul dalam kegiatan pembelajaran
mempunyai lina tujuan, sebagai berikut: Pertama, agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa, atau, dengan bimbingan pendidik yang minimal. Kedua, agar
peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajara. Ketiga, melatih kejujuran siswa. Keempat, mengakomodasi berbagai tngkat dan
kecepatan belajar siswa. Kelima, agar siswa mampu mengukur swndiri tingkat penguasaan
materi yang
telah dipelajarinya.
Modul memiliki empat macam kegunaan dalam proses pembelajaran, seperti diungkapkan Andriani dan Andi Prastowo, yaitu: Pertama, modul sebagai
penyedia informasi dasar. Kedua, modul sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi siswa. Ketiga, modul sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang
komunikatif. Keempat, modul bisa menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik dan menjadi bahan utuh berlatih siswa dalam melakukan penilaian
sendiri self-assesment.
2.1.6.2 Karakteristik Modul
Dalam menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi
penggunanya, modul harus mencakup beberapa karakteristik tertentu. Karakteristik pengembangan modul antara lain sebagai berikut: Pertama, self
instructional. Melalui modul, peserta didik mampu belajar mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Kedua, self contained. Seluruh materi pembelajaran
dari unit standar kompetensi dasar yang dipelajari terdapat didalam satu modul PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
secara utuh. Ketiga, stand alone. Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.
Keempat, yaitu adaptive. Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Kelima, adalah user friendly. Modul
hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau muda digunakan oleh peserta didik seperti penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti,
Sukiman 2012:133.
Berdasarkan kelima karakteristik modul tersebut peneliti menyimpulkan bahwa materi atau kegiatan dalam modul harus sesuai dengan pemahaman peserta
didik, mampu mebuat siswa lebih mandiri dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
sehingga ia
dapat mencapai
tujuan belajar.
2.1.6.3 Keuntungan dan Kelebihan Penggunaan Modul
Menurut Susyaningsih, 2010:31 bahwa beberapa keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dalam penerapan modul antara lain meliputi:
Pertama, meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuannya. Kedua,
setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada modul yang mana yang mereka belum
berhasil. Ketiga, bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester. Keempat, pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran yang disusun
menurut jenjang pendidikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Adapun kekurangan dalam penggunaan modul Suparman 1993:197 yang mengungkapkan bahwa bentuk kegiatan pembelajaran yang menggunakan modul
memilikikeurangan-kekurangan antara lain: biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu dibutuhkan lama, menentukan displin belajar yang tinggi,
membutuhkan ketekunan yang tinggi dari fasilitator untuk terus menerus memantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu
setiap waktu siswa membutuhkannya.
2.1.7 LKS 2.1.7.1 Pengertian LKS
LKS Lembar Kerja Siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar
tersebut secara mandiri, Mudlufir dan Rusydiyah 2016: 43. Pendapat lain oleh Trianto 2010: 212, lembar kerja siswa adalah lembaran yang berisikan pedoman
bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang sudah diprogramkan. Selaras dengan itu dalam Depdikbud dalam Trianto 2010: 212 mengatakan lembar kerja yang
digunakan sebagai alat untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan dalam lembar kerja siswa dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan
pengajuan pertanyaan. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa lembar kerja siswa mempunyai hubungan yang erat dengan model pembelajaran yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
2.1.7.2 Fungsi, Tujuan dan kegunaan LKS
26
Berdasarkan pengertian LKS tersebut, pada dasarnya sudah dapat diterka apa saja fungsinya dalam kegiatan pembelajaran tematik. Berikut ini merupakan fungsi
dari LKS yaitu Pertama, LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa. Kedua, LKS sebagai bahan ajar yang
mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. Ketiga, LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. Keempat, LKS
mempermudah pelaksanaan
pengajaran kepada
siswa. Tujuan penyusunan LKS yaitu: menyajikan bahan ajar yang memudahkan
siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, menyajikan tugas-tugas yang meningkatkab penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan, melatih
kemandirian belajar siswa, dan memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada
siswa, Adriani
dalam Andi,
2014:270. LKS memiliki banyak manfaat bagi pembelajaran tematik, diantaranya
melalui LKS salah satunya kita dapat memancing siswa agar secara aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
2.1.8 Budidaya Tanaman
Dalam pertanian budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaathasil
panennya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budidaya adalah usaha yg bermanfaat dan memberi hasil. U
saha budi daya tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen
bagiannya yang bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buahbulir, daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi.
27
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibagi dalam dua penelitian yaitu penelitian yang berhubungan
dengan modul
pembelajaran dan
LKS. 2.2.1
Penelitian yang
berhubungan dengan
modul pembelajaran
Berikut ini adalah penelitian yang relevan yang telah dilakukan peneliti sebelumnya
Rismawati Halawa
2012 dalam
penelitiannya yang
berjudul “Pengembangan Modul Tanaman Obat Untuk Pendidikan Konservasi Lingkungan
Di Kelas V SDN No 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat”. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas V lima sekolah dasar di SDN No. 075046 lolofitu
Kabupaten Nias Barat Berjumlah 27 siswa dan 3 orang Guru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan RD. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Validasi dilakukan oleh 2 pakar yaitu
Dosen ahli
biologi dan
dosen ahli
bahasa indonesia.
Rosa De Shinta Anggraeni 2015 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Modul Praktikum Ipa Sebagai Suplemen Kuriulum 2013 Untuk
mendorong Siswa Kelas IV Berpikir”. Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
dan pengembangan RD. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner wawancara. Validasi dilakukan oleh dosen ahli IPA.