Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan 1 Latar belakang masalah, 2 Rumusan masalah, 3 Tujuan penelitian, 4 Manfaat penelitian, 5 Definisi Operasional, 6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan.

1.1. Latar Belakang Masalah

Nias adalah pulau yang terletak dibagian utara pulau Sumatera, Indonesia. Pulau ini adalah pulau yang memiliki Sumber Daya Alam SDM yang banyak. Selain itu, pulau Nias merupakan salah satu objek wisata seperti selancar surfing, rumah tradisional, penyelaman, fahombo lompat batu. Nias memiliki satu Kota yaitu Kota Gunungsitoli dan empat Kabupaten antara lain Kabupaten Nias Induk, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Nias Barat yang juga baru terbentuk. Kabupaten Nias Barat memiliki 8 kecamatan antara lain kecamatan Mandrehe, Mandrehe Utara, Mandrehe Barat, Lahomi, Sirombu, Moro’o, Ulu Moro’o, Moi. Penelitian dilakukan di kecamatan Mandrehe khususnya di SDN No. 071094 Desa Lologolu. SDN No. 071094 Lologolu sudah berdiri sejak tahun 1956 yang didirikan oleh Bapak Togoli Gulo Alm. sekolah ini didirikan supaya masyarakat desa Lologolu dan masyarakat sekitarnya mendapatkan pendidikan formal yaitu di sekolah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia SDM melalui kegiatan pengajaran. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 juga dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Lingkungan sekolah dikelilingi dengan pemukiman warga yang berada di lingkungan hijau yang dipenuhi dengan tanaman dan tumbuhan-tumbuhan. Latar belakang siswa SDN No. 071094 secara umum berekonomi dari menengah ke bawah. Mata pencaharian rata-rata orang tua siswa adalah menyadap karet. Pekerjaan menyadap karet tidak memiliki target umur sehingga anak SD dari kelas I pun sudah bisa diajak untuk belajar menyadap karet dan mengumpulkan getah karet. Kegiatan sehari-hari orang tua siswa pada musim kemarau adalah menyadap karet. Saat musim hujan, masyarakat sulit menyadap karet sehingga masyarakat mengubah matapecaharian ke bercocoktanam. Salah satu cara masyarakat agar bisa bertahan hidup adalah bercocok tanam seperti tanaman pangan yang bisa dan siap dikosumsi yaitu dengan menanam pisang, singkong, dan ubi jalar. Masyarakat Nias menanam pisang tidak mengetahui berapa minimal dan maksimal pohon pisang yang hidup pada setiap lubang tanam, dan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 menanam singkong masyarakat tidak mengetahui bagaimana jarak yang baik antara tanaman yang satu dengan tanaman lainnya, juga dalam setiap lahan, tidak ada pembedaan setiap tanaman maunya semua jenis tumbuhan dapat hidup dalam satu lahan begitu juga dengan ubi jalar, anak-anak tidak biasa mengosumsi ubi, karena ubi ditanam untuk diambil daunnya dijadikan makanan babi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan sebuah modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman untuk membantu anak belajar struktur tumbuhan sekaligus belajar bertanam yang benar pendekatan yang diambil adalah pendidikan emansipatoris karena mampu membuat anak lebih kreatif dan mampu membuat anak lebih mandiri serta mempermudah mereka dalam belajar. Pengembangan modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman itu juga didukung dengan pengambilan data awal berupa hasil kuesioner yang peneliti dapatkan dari 25 siswa kelas IVA pada September 2016 adalah 92 siswa mengatakan memerlukan pembelajaran yang membuat mereka berpikir dan bertindak. Sebanyak 92 siswa merasa memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungannya di Nias Barat. Sebanyak 96 siswa menyatakan modul pembelajaran dan LKS dapat mempermudah mereka mengikuti pembelajaran dan membuat mereka mandiri. Kemudia 96 siswa menyatakan menyukai pembelajaran yang menghargai mereka sebagai manusia dan mengajak mereka untuk berpikir kritis dan 100 siswa mengatakan dengan adanya modul pembelajaran dan LKS dapat meningkatkan motivasi mereka dalam belajar. Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh, peneliti mendapatkan informasi bahwa 4 para guru membutuhkan modul pembelajaran budidaya tanaman sangat baik untuk digunakan untuk membuat siswa lebih aktif dan mandiri.

1.2 Rumusan Masalah