Pendidikan IPA SD IPA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17 manusia atau para ahli. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena-fenomena alam dan dikembangkan berdasrkan percobaan induktif namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori deduktif. IPA didefenisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan peristiwa alam yang diperoleh dari hasil pemikiran da penelitian para ilmuan yang dilakukan dengan kecakapan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan gejala-gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suau rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA adalah sekumpulan pengetahuan tentang objek, peristiwa alam, konsep, prinsip yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

2.1.3.2 Pendidikan IPA SD

Menurut Samatowa 2011:5-6 IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting, sebab IPA memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih keterampilan- keterampilan proses IPA dan yang perlu dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya. Proses pembelajaran IPA menitik beratkan pada suatu proses penelitian. Hal ini terjadi ketika belajar IPA mampu meningkatkan proses berpikir peserta didik untuk memahami fenomena-fenomena alam. Dengan demikian, proses pembelajaran IPA mengutamakan penelitian dan pemecahan masalah. Proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 pembelajaran IPA seperti ini akan melatih anak untuk berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar berarti pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmuan, yaitu rasional dan objektif. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan faktanya atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera. Menurut Wisudawati 2014:10 Konsep IPA merupakan suatu konsep memerlukan penalaran dan proses mental yang kuatpada seorang peserta didik. Proses mental peserta didik dalam pembelajaran IPA merupakan kemampuan mengintegrasikan pengetahuanskema kognitif peserta didik yang tersusun dari atribut-atribut dalam bentuk keterampilan dan nilai untuk mempelajari fenomena- fenomena alam. Sebagai guru harus mengetahui bahwa profesionalisme seorang guru bukan hanya ditentukan pada kemampuannya memahami dan menyampaikan ilmu pengetahuan tetapi juga kemampuannya melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna pada siswa terlebih pada konsep IPA. Dalam mengajarkan konsep IPA, seorang guru harus menata materi yang akan diberikan kepada siswa agar terintegrasi dengan aplikasi yang ada dijumpai peserta didik. Menurut Putra 2013:40 pendidikan IPA di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa untuk mengembangkan kompetensi agar mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. 19 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA sangatlah penting, pendidikan IPA dapat melatih anak berpikir kritis dan objektif dan setiap guru harus menata materi yang akan diberikan kepada peserta didik agar terintegrasi dengan aplikasi yang dijumpai peserta didik, dan guru harus paham akan pentingnya IPA diajarkan di sekolah dasar.

2.1.4 Kurikulum KTSP