Archaebacteria Archaebacteria dan Eubacteria

Biologi Kelas X 68 Gambar 4.1 Yogurt atau susu fermentasi Sumber: http: www.e-dukasi.net Perhatikan Gambar 4.1. Pernahkah kalian minum Yakult? Bagaimana rasanya? Gambar di atas adalah susu hasil fermentasi yang sering disebut dengan yogurt. Bakteri Lactobacillus dapat dimanfaatkan untuk membuat yogurt. Sebagian bakteri adalah bakteri patogen. Kendati reputasinya buruk, kebanyakan bakteri menguntungkan dan dapat dimanfaatkan, misalnya berperan dalam pembuatan susu dan yogurt. Pernahkan kalian merasakan yogurt? Monera adalah makhluk hidup dengan sel prokariotik tunggal, yaitu suatu sel yang tidak mengandung nukleus atau organel yang terikat membran. Bakteri dan Cyanobacteria ganggang biru adalah Monera. Monera adalah bentuk kehidupan paling sederhana yang paling ada. Umumnya, mereka berkembang biak dengan pembelahan biner. Selama lebih dari 2 juta tahun, mereka adalah satu-satunya bentuk kehidupan di bumi. Sekarang jumlahnya masih sangat banyak. Monera memegang peranan penting dalam mendaur ulang zat makanan mineral. Kelompok ini berjumlah lebih dari 4.000 spesies. Sebagian besar bakteri mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Akan tetapi, dari biologi molekuler ditemukan adanya perbedaan pada RNA ribosom. Perbedaan itu dijadikan dasar pembagian Archaebacteria dan Eubacteria. Bakteri dan Cyanobacteria adalah sebagian contoh dari Eubacteria. Pembagian ini dilakukan dengan metode sequencing gen yang dilakukan oleh Woese dan kawan-kawan. Sekarang marilah kita pelajari lebih jauh tentang Archaebacteria dan Eubacteria pada bahasan berikut ini.

A. Archaebacteria dan Eubacteria

Jika kita amati dengan mikroskop, kebanyakan bakteri mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Akan tetapi, bukti biologi molekuler menunjukkan adanya perbedaan pada RNA ribosom. Pada ahli mikrobiologi membagi bakteri menjadi dua, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria. Dengan metode skeunsing gen, Woese Woese Woese Woese Woese dan kawan-kawan membagi kelompok bakteri menjadi Archaebacteria dan Eubacteria.

1. Archaebacteria

Archaebacteria merupakan kelompok bakteri yang menghasilkan gas metan dari sumber karbon yang sederhana, uniseluler, mikroskopik, dinding sel bukan peptidoglikon, dan secara biokimia berbeda dengan Eubacteria. Selain itu, sifat Archaebacteria yang lain adalah bersifat anaerob, dapat hidup di sampah, tempat-tempat kotor, saluran pencernaan manusia atau hewan, halofil ekstrem, lingkungan bergaram, serta termoplastik pada suhu panas dan lingkungan asam. Archaebacteria dianggap sebagai nenek moyang dari bakteri yang ada sekarang ini. Di unduh dari : Bukupaket.com 69 Monera Archaebacteria mencakup makhluk hidup autotrof dan heterotrof. Archaebacteria terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut. a. Bakteri metanogen. b. Halobakterium. Genus Halobacterium dan Halococcus mencakup bakteri yang halofil ekstrem, bersifat aerob, dan heterotrof. Bakteri genus ini banyak ditemukan di tambak garam laut. Pada saat terjadi penggandaan sel dari halobakterium yang mengandung karotenoid, air akan berwarna merah intensif. Selain itu, Halobakterium dan Halococcus dapat tumbuh optimum pada larutan NaCl, 3,5 sampai 5 molar, serta mampu memanfaatkan energi cahaya untuk metabolisme tubuhnya. c. Bakteri termo-asidofil. Dalam kelompok ini, terhimpun Archaebacteri yang bersifat nonmetanogen yang berbeda-beda. Di dalamnya juga terdapat wakil autotrof dan heterotrof, asidofil ekstrem, neurofil, serta aerob dan anaerob.

2. Eubacteria