137
Keanekaragaman Hayati
Dari sekian banyak jenis tumbuhan tersebut, sebagian besar terdapat di kawasan hutan tropika basah, terutama hutan primer, yang
menutup sebagian besar daratan 63 bumi Indonesia. Hutan ini merupakan struktur yang kompleks yang menciptakan lingkungan yang
sedemikian rupa sehingga memungkinkan keanekaragaman tumbuhan yang tinggi dalam hutan tropika basah.
Penyebaran geografi tumbuhan di Kepulauan Indonesia secara keseluruhan ditentukan oleh faktor geologi, yaitu adanya Paparan Sunda
di bagian barat dan Paparan Sahul di bagian timur yang berbeda sehingga dapat ditarik garis pemisah di antaranya. Dalam tiap-tiap paparan,
keadaan flora mempunyai banyak persamaan, misalnya, persamaan flora antara Kalimantan dan Sumatra dapat mencapai 90. Selanjutnya,
variasi flora dalam tiap-tiap paparan ditentukan oleh faktor lingkungan setempat dalam hal ini tercerminkan oleh berbagai tipe vegetasi yang
terdapat di paparan tersebut.
Selain berbagai macam jenis tumbuhan, Indonesia juga kaya dengan hasil hutan, terutama kayu. Diperkirakan terdapat 4.000 jenis dan 267
jenis di antaranya merupakan kayu niaga yang tergolong dalam 120 macam nama perdagangan. Beberapa di antaranya dapat tumbuh di hutan primer,
seperti Pterocymcium spp, Dyera spp, Alstonia spp, Shorea leptosula,
S leptoclados, S stenoptera, S parvifolia, Duabanga moluccana, Tetrameles nudiflora, Octometes sumatrana, Agathis spp, dan Araucaria spp.
Hutan primer merupakan gudang terbesar sumber hayati yang dapat dimanfaatkan, selain hasil kayu, seperti buah-buahan
Garcinia, Baccaurea, Eugenia, Durio, Lansium, dan Nephelium, karbohidrat
Dioscorea, Colocasia, Alocasia, Arenga, Mypa, Metroxylon, dan Palmae, zat pewarna, minyak atsiri, pestisida Podocarpus, Perris,
Milletia, dan Tephrosia, dan obat-obatan obat tekanan darah tinggi, seperti
Rauvolfia, Alstonia, dan Apocynacceae, baik secara langsung maupun dimanfaatkan sebagai sumber bahan genetika untuk pemuliaan
jenis atau famili yang telah dibudidayakan. Perlu kalian ketahui bahwa pemanfaatan hasil hutan Indonesia telah
meningkatkan pendapatan negara dan kesejahteraan rakyat. Akan tetapi, penebangan kayu telah menimbulkan berbagai kerusakan terhadap
lingkungan, bahkan telah mengakibatkan bencana alam di berbagai daerah di Indonesia. Pengurasan jenis-jenis tertentu, seperti penebangan kayu
ulin, agathis, ramin, dan jelutung tanpa memerhatikan kelestarian jenis secara berlebihan karena permintaan konsumen yang tinggi, akan
mengurangi secara drastis populasi jenis dan bahkan dapat mengakibatkan kepunahan jenis tersebut sehingga mengurangi
biodiversitas kayu di Indonesia.
2. Keanekaragaman Hewan di Indonesia
Jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis yang terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga
± 17 fauna serangga di dunia, 4.000 jenis ikan, 2.000 jenis burung, serta 1.000 jenis reptilia dan amphibia.
Pembagian fauna menjadi dua kelompok didasarkan pada adanya Paparan Sunda dan Paparan Sahul menjadi lebih jelas lagi daripada
pembagian flora. Di sini dapat ditarik garis pemisah yang lebih jelas yang disebut garis Wallace ditemukan oleh Alfred Russel Wallace.
Beberapa jenis hewan, seperti ikan tawar dari kelompok timur dan barat penyebarannya tidak pernah bertemu. Akan tetapi, ada pula hewan-
Di unduh dari : Bukupaket.com
Biologi Kelas X
138
hewan, seperti burung, amphibia, dan reptilia yang sering kali antara penyebaran kelompok timur dan barat saling tumpang-tindih. Paparan
sunda sangat kaya akan berbagai jenis mamalia dan burung; diperkirakan di kawasan ini terdapat ratusan jenis burung dan 70 di antaranya
merupakan penghuni hutan primer darat; keanekaragaman ini jauh lebih tinggi daripada di Afrika.
Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace. Garis Wallace membelah Selat Makassar menuju ke selatan
hingga ke Selat Lombok. Jadi, garis Wallace memisahkan wilayah Oriental termasuk Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan dengan wilayah
Australia Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Weber, seorang ahli zoologi dari Jerman. Menurut Weber, hewan-hewan yang ada di Sulawesi tidak
semuanya tergolong kelompok hewan Australia karena ada juga yang memiliki sifat-sifat Oriental sehingga Weber berkesimpulan bahwa
hewan-hewan Sulawesi merupakan hewan peralihan. Weber kemudian membuat garis pembatas yang berada di sebelah timur Sulawesi
memanjang ke utara menuju Kepulauan Aru yang kemudian dikenal dengan nama garis Weber. Sebagai bukti, Sulawesi merupakan wilayah
peralihan, contohnya, di Sulawesi terdapat Oposum dari Australia dan kera Macaca dari Oriental.
Fauna daerah Oriental yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan serta pulau-pulau di sekitarnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Banyak spesies mamalia berukuran besar, seperti badak, gajah,
banteng, dan harimau. Terdapat pula mamalia berkantung, tetapi jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
b. Terdapat berbagai macam kera, terutama di Kalimantan yang paling
banyak memiliki primata, misalnya, orang utan, kukang, dan bekantan.
c. Burung-burung yang dapat berkicau, tetapi warnanya tidak seindah
burung Australia, misalnya, jalak bali Leucopsar rothschildi, murai
Myophoneus melurunus, ayam hutan berdada merah Arborphila hyperithra, dan ayam pegar Lophura bulweri.
Fauna daerah Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, dan Nusa Tenggara relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri yang dimilikinya adalah
sebagai berikut. a.
Mamalia berukuran kecil. Di Irian dan Papua terdapat kurang lebih 110 spesies mamalia, misalnya, kuskus
Spilocus maculates dan Oposum. Di Irian juga terdapat 27 hewan pengerat rodensial,
dan 17 di antaranya merupakan spesies endemik. b.
Banyak hewan berkantung. Di Irian dan Papua banyak ditemukan hewan berkantung, seperti kanguru
Dendrolagus ursinus. c.
Tidak terdapat spesies kera. Spesies kera tidak ditemukan di daerah Australia, tetapi di Sulawesi ditemukan banyak hewan
endemik, misalnya, primata primitif Tarsius spectrum, musang
Macrogalida musschenbroecki, babirusa, anoa, maleo, dan beberapa jenis kupu-kupu.
d. Jenis burung berwarna indah dan beragam. Papua memiliki koleksi
burung terbanyak dibandingkan pulau-pulau lain di Indonesia, kira- kira 320 jenis, dan setengah di antaranya merupakan spesies
endemik, misalnya, burung cenderawasih.
Gambar 7.6 Fauna di Indonesia
bagian timur, seperti kanguru, rusa, dan kelinci tikus
Sumber: Majalah Trubus, Juli 1997 Tabloid Agrobis, Mei 2006
Di unduh dari : Bukupaket.com
139
Keanekaragaman Hayati
Setelah membaca uraian tentang keanekaragaman hayati, apa yang harus kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan ciptaan Tuhan
tersebut? Pertama, kita harus bersyukur kepada Tuhan karena
beragamnya kekayaan hayati yang ada di Indonesia. Kedua, kita harus
bangga hidup di negara yang memiliki kekayaan hayati. Ketiga, kita
harus menjaga dan memelihara keasliannya. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memiliki sifat yang dapat memengaruhi
keanekaragaman hayati. Pengaruh itu dapat merusak atau memelihara. Apa saja kegiatan yang dapat memengaruhi keanekaragaman hayati?
Marilah kita lihat pada uraian setelah latihan dan tugas berikut ini.
Latihan
1. Mengapa Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang
termasuk dalam golongan tertinggi di dunia? 2.
Apakah yang dimaksud dengan ekosistem? Sebutkan ekosistem yang ada di Indonesia
3. Ada berapa macam bioma yang dikenal di Indonesia? Sebutkan
dan berikan contohnya 4.
Berdasarkan apakah pembagian flora dan fauna di Indonesia 5.
Bandingkan ciri-ciri fauna yang terdapat di daerah Oriental dan daerah Indonesia bagian timur
Tu g a s
Buatlah kliping yang berisi artikel dan gambar tentang flora dan fauna yang ada di daerah Oriental dan daerah-daerah Indonesia bagian
timur. Pisahkan flora dan fauna yang termasuk di antara dua daerah tersebut. Kemudian, berilah pembahasan pada tiap-tiap artikel. Kerjakan
secara berkelompok. Kumpulkan kliping dan hasil pembahasan kalian
D. Kegiatan Manusia yang Memengaruhi Biodiversitas