Perlindungan Alam Upaya-Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia

143 Keanekaragaman Hayati 3. Apakah yang dimaksud dengan keanegaragaman hayati? 4. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kepunahan keaneka- ragaman hayati 5. Sebutkan berbagai aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan dan meningkatkan keanekaragaman hayati Tu g a s Datalah tumbuhan dan hewan langka yang kalian ketahui. Sajikan gambarnya dalam kliping dan berikan uraian mengenai hewan atau tumbuhan langka tersebut Diskusikan dengan kelompokmu

E. Upaya-Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Alam yang ada di sekitar kita mempunyai sifat yang beraneka ragam, tetapi secara alamiah tetap tampak serasi dan seimbang. Coba kalian berpikir, perlukah kita menjaga keanekaragaman ini? Secara konkret, yang dimaksud dengan upaya pelestarian keanekaragaman hayati adalah upaya-upaya untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan flora, fauna, tanah, air, dan ekosistem lainnya.

1. Perlindungan Alam

Alam merupakan tempat manusia hidup sekaligus tempat untuk memperoleh bahan kebutuhannya. Dari alam, manusia mendapatkan makanan dan energi. Kebutuhan manusia yang diperoleh dari lingkung- annya bukan hanya sesaat, melainkan selama spesies itu ada sehingga kebutuhan itu tetap ada, bahkan makin meningkat. Untuk dapat menyediakan kebutuhan hidup secara berkesinambungan itu, manusia harus selalu berusaha menjaga kelestarian keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati dalam lingkungan perlu dilestarikan untuk mempertahankan beberapa nilai yang terkandung di dalamnya, antara lain, sebagai berikut a. Nilai ilmiah, artinya pelestarian keanekaragaman hayati dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini dapat dilakukan penelitian yang memungkinkan ditemukannya sesuatu yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. b. Nilai ekonomi. Semua kebutuhan manusia diperoleh dari lingkungannya. Oleh karena itu, menjaga kelestarian berarti men- jamin ketersediaan kebutuhan manusia secara berkesinambungan. c. Nilai mental spiritual. Alam yang serasi dan seimbang adalah alam yang indah dambaan setiap manusia. Kekaguman terhadap alam dapat meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. d. Nilai keindahan dan keselarasan. Alam yang mengandung komponen-komponen ekosistem secara seimbang akan menjamin keselarasan proses yang terjadi di dalamnya. Perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia telah dilaksanakan semenjak pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya tahun 1912, yang berpusat di Bogor. Setelah merdeka, perlindungan alam dilaksanakan oleh Departemen Kehutanan dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. Perlindungan alam secara umum berarti melindungi semua komponen alam secara keseluruhan yang meliputi kesatuan flora, fauna, Di unduh dari : Bukupaket.com Biologi Kelas X 144 dan tanahnya. Perlindungan alam secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut. a. Perlindungan alam ketat. Keadaan alam dibiarkan menurut kehendak alam tanpa campur tangan manusia, kecuali jika diperlukan. Biasanya, daerah ini digunakan untuk kepentingan ilmiah atau penelitian, misalnya, Ujung Kulon dan Pulau Panaitan. b. Perlindungan alam terbimbing. Keadaan alam di suatu daerah tidak dilepaskan begitu saja, tetapi dibina oleh para ahli, misalnya, Kebun Raya Bogor. c. Taman nasional. Biasanya meliputi daerah yang luas, tidak boleh ada bangunan tempat tinggal, dan biasanya berfungsi sebagai tempat rekreasi. Ciri-ciri taman nasional, antara lain: 1 tersedianya kawasan yang cukup luas bagi pengembangan satu atau lebih ekosistem yang tidak banyak dijamah oleh manusia. Dalam kawasan ini berkembang jenis tanaman dan hewan yang memiliki nilai ilmiah; 2 karena kepentingannya yang khas bagi ilmu pengetahuan, pengelolaannya berada di tangan pemerintah; 3 karena memiliki unsur ilmu pengetahuan dan daya tarik ilmiah, kawasan ini dapat dikunjungi dan dikelola untuk kemanfaatan manusia, tanpa mengubah ciri-ciri ekosistem. Saat ini pemerintah Indonesia telah mengembangkan 14 taman nasional, antara lain, sebagai berikut. a. Taman Nasional Gunung Leuser terletak di Provinsi Sumatra Utara dan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Di tempat ini, sekurang- kurangnya ada 50 jenis anggota famili Dipterocarpaceae meranti, keruing, dan kapur dan beberapa jenis buah, seperti jeruk hutan Citrus macroptera, durian hutan Durio exyleyanus, buah limus Mangifera foetida, rukem Flacuortia rukam, serta flora langka Rafflesia arnoldii var atjehensis dan Johannesteisjmannia altrifrons sejenis palem. Delapan puluh sembilan jenis satwa langka yang dilindungi, antara lain, gajah Elephas maximus, beruang Malaya Ursus malayanus, harimau sumatra, badak sumatra Dicerorhinus sumatrensis, orang utan sumatra Pongo pygmaeus abelii, kambing sumba, dan tapir Tapirus indicus. b. Taman Nasional Kerinci Seblat terletak membentang di empat provinsi, yaitu Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Bengkulu. Jenis flora terutama famili Dipterocarpaceae, Leguminosae, dan Liana, juga terdapat tanaman langka, yaitu bunga bangkai Amorphophallus titanium dan Rafflesia arnoldii. Jenis lainnya adalah palem Livistona altissima, anggrek Bilbophyllum sp., Dendrobium sp., pasang Quercus, dan kismis Podocarpus, sp.. Jenis-jenis fauna yang dilindungi, antara lain, kelinci hutan, bangka ungko, rusa, harimau kumbang, badak Sumatra, gajah, tapir, muncak, kera ekor panjang, siamang, berang-berang, serta jenis burung dan reptilia. c. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan membentang dari ujung selatan Provinsi Bengkulu sampai ujung selatan Provinsi Lampung. Jenis-jenis flora, antara lain, meranti Shorea sp., keruing Dipterocarpus, pasang Quercus spp., damar Agathis alba, kemiri Aleurutes mollucana, pengarawang Hopea, spp., temu- temuan Zingiberaceae, cemara gunung Cassuarina equisetifolia, Gambar 7.13 Rafflesia arnoldii Sumber: Encarta, 2006 Gambar 7.12 Harimau sumatra menjadi salah satu hewan yang dilindungi. Sumber: Encarta, 2006 Di unduh dari : Bukupaket.com 145 Keanekaragaman Hayati mengkudu Morinda citrifolia, danRafflesia arnoldii. Sementara itu, jenis fauna yang ada, antara lain, babi rusa, beruang madu, macan tutul, gajah, tapir, kijang, landak, ular sanca, dan berbagai jenis burung. d. Taman Nasional Ujung Kulon terletak di ujung paling barat Pulau Jawa. Taman nasional ini adalah habitat terakhir dari hewan-hewan yang terancam punah, seperti badak bercula satu Rhinoceros sondaicus, banteng Bos sondaicus, harimau loreng Panthera tigris, Surili Presbytis aygula, dan owa jawa Hylobathes moloch. e. Taman Nasional Gunung Gede – Pangrango terletak di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Taman nasional ini mewakili hutan hujan tropis pegunungan di Jawa. Karena iklimnya lembap, kawasan ini didominasi oleh jenis paku-pakuan, misalnya, Hymmeno- phyllaceae, Gleischenia, Gaulthenisa, dan semak Rhododendron. Pohon raksasa yang ada ialah rasamala Altingia exelsa yang dapat mencapai tinggi 60 m. Di samping itu, juga terdapat bunga abadi yang tidak pernah layu, yaitu bunga Anaphalis javanica. f. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membentang di Kabupaten Probolinggo, Malang, Pasuruan, dan Lumajang, Jawa Timur. Jenis tumbuhan yang spesifik adalah cemara gunung Cassuarina junghuniana, sedangkan jenis fauna yang dilindungi adalah kijang, ayam hutan, babi hutan, ajak, rusa, dan macan tutul. g. Taman Nasional Baluran terletak di ujung timur Pulau Jawa. Taman nasional ini merupakan contoh ekosistem dataran rendah kering, dengan musim kering yang panjang antara 4 – 9 bulan. Flora yang dilindungi di sana, antara lain, dadap biru Eythrina eudophylla, pilang, kosambi, kemloko, widoro, klampis, kemiri, talok, wungur, laban, dan asam. Faunanya, antara lain, banteng, rusa, kerbau liar, ular piton, macan tutul, ajak, linsang, kijang, dan babi hutan. h. Taman Nasional Tanjung Puting terletak di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Taman ini menjadi pusat rehabilitasi orang utan sebelum dilepas ke alam. Jenis flora yang dilindungi adalah Gluta renghas, yaitu tanaman yang mengandung getah dan merusak saraf, serta durian Durio spp., sedangkan fauna yang ada, yaitu muncak, kucing hutan, musang, lutung merah, dan orang utan.

2. Pengawetan Hutan