Sosiologi SMA Kelas XII
50
a. Perubahan itu dipaksakan oleh pihak lain yang menghendaki perubahan, sementara masyarakat setempat menolaknya.
b. Perubahan sosial budaya yang tidak sejalan dengan norma yang berlaku dan tidak dipahami oleh masyarakat.
c. Perubahan sosial budaya tersebut dinilai sebagai ancaman terhadap nilai- nilai yang ada dalam masyarakat setempat.
Dengan demikian, telah berlaku proses penerimaan selektif, karena beberapa perubahan diterima dengan beberapa penyesuaian lainnya
memerlukan penundaan yang lama, ada perubahan yang ditolak sepenuhnya, dan ada pula beberapa perubahan lainnya yang hanya diterima sebagian.
Penerimaan dan penolakan itu dapat dilihat dalam beberapa contoh sebagai berikut.
a. Masyarakat kita menerima jenis jagung orang Indian sepenuhnya. b. Menerima dan memodivikasi tembakau India.
c. Menerima sebagian kecil dan menolak sebagian besar budaya luar. d. Menolak agama yang datang dari luar.
e. Menerima gaya perumahan dari Spanyol. f.
Menerima sebagian seni bangunan masjid, dan lain sebagainya. Penerimaan terhadap perubahan tidak pernah bersifat menyeluruh, tetapi
bersifat selektif dan didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut.
a. Sikap dan Nilai-Nilai Khusus yang Terdapat dalam Masyarakat
Dalam sistem sosial, setiap masyarakat memiliki banyak sikap dan nilai-nilai khusus yang berkaitan dengan objek dan kegiatan masyarakat.
Perasaan senang atau tidak senang yang sudah mapan dalam masyarakat merupakan faktor yang penting dalam perubahan sosial. Jika objek itu
dinilai baik berdasarkan manfaat yang diberikannya, maka perubahan yang diajukan akan diterima dengan baik.
Namun jika sebuah objek kebudayaan tradisional dipandang secara intrinsik, yakni dinilai dari sudut objek itu sendiri dan terlepas dari
kegunaan yang dapat diberikannya, maka perubahan yang diajukan kurang siap untuk diterima.
Sebagai contoh, pada masyarakat pedesaan biasa mengolah lahan pertanian, misalnya adanya traktor untuk membajak, mesin pemanen, maka
masyarakat cenderung selektif dalam menerima perubahan itu. Ada yang langsung menerapkannya terutama mereka yang berpikiran maju,
namun ada pula yang menolaknya dengan alasan bahwa pertanian itu adalah tradisional. Jika tidak dilaksanakan secara tradisi, maka dianggap bukan
lagi pertanian. Itu berarti dalam masyarakat pertania terutama yang tradisional masih memegang tradisinya dalam bertani. Bahkan yang lebih
parah lagi pada saat sekarang dimana para petani padi selalu merugi karena harga jual tidak sebanding dengan biaya produksi, tetapi petani tatap saja
menanam padi. Sangat sulit untuk memanfaatkan lahan pertaniannya untuk menanami jenis tanaman lain yang lebih memberikan keuntungan. Ini tidak
lain karena adanya nilai-nilai khusus petani yang sangat sulit untuk diubah.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
51
b. Pembuktian Perubahan Sosial
Suatu perubahan akan diterima secara cepat jika kegunaannya dapat ditunjukkan dengan mudah. Namun demikian, kita baru dapat menentukan
kegunaan praktis dari kebanyakan perubahan sosial setelah menerapkannya. Situasi inilah yang memperlambat penerimaan perubahan sosial. Sebagai
contoh masih dalam bidang pertanian, dimana pemerintah menawarkan jenis padi baru yang lebih baik karena umurnya pendek tapi buahnya bagus.
Meskipun telah diberikan penyuluhan berkali-kali, tetapi masyarakat sulit untuk mencobanya. Mereka baru akan mencoba kalau ada orang lain yang
sudah mencoba dan berhasil. Begitu pula pada kasus pupuk tablet yang ditawarkan pemerintah. Para petani tetap saja tidak mau menggunakan
pupuk tablet, melainkan sampai sekarang tetap lebih memilih menggunakan pupuk serbuk.
c. Kesesuaian dengan Budaya yang Berlaku