Sosiologi SMA Kelas XII
94
Berdasarkan sudut pandang pemahaman manusia, agama mempunyai dua segi yang membedakan dalam perwujudannya, yaitu segi kejiwaan dan segi objektif.
Segi kejiwaan berkenaan dengan apa yang dirasakan penganut agama mengenai kondisi subjektif dalam jiwa manusia. Sedangkan kondisi objektif merupakan
dimensi luar tentang empiris dari agama. Segi objektif inilah yang dapat dipelajari apa adanya, dan dengan demikian dapat dipelajari menggunakan metode ilmu
sosial.
Lembaga-lembaga yang berhubungan dengan kehidupan beragama dalam masyarakat adalah ibadah, pendidikan agama dan dakwah, hukum dan pengadilan
agama, partai politik yang berdasarkan agama, ekonomi yang berdasarkan agama, keluarga, sosial, pertahanan, ilmu pengetahuan, kesusasteraan, dan
kesenian.
a. Hubungan Agama dengan Lembaga Lain
Peranan penting agama bagi manusia selalu terkait dengan lembaga sosial yang lain. Dalam sistem kemasyarakatan yang kompleks, pranata
keagamaan yang ada juga sangat kompleks dan bermacam ragam, sesuai dengan tujuan masing-masing lembaga agama. Dalam suatu badan atau
organisasi keagamaan saja, terdapat banyak lembaga-lembaga agama. Dalam keadaan ini, peran agama akan semakin meluas karena adanya divergensi
lembaga-lembaga agama tersebut. Masing-masing lembaga biasanya memiliki karakteristik dan pola masing-masing sesuai dengan tujuannya. Untuk
memperjelas eksistensi lembaga agama dalam kehidupan sosial, maka akan lebih bermakna apabila menghubungkan lembaga agama dengan lembaga-
lembaga yang lain, dalam mengkaji bahasan berikut ini.
1 Agama dan Keluarga
Agama merupakan pengendali lembaga keluarga. Tanpa berpegang pada keyakinan agama, suatu keluarga tidak akan memiliki pedoman
hidup sejati, yang sangat bermanfaat bagi orang yang memeluknya. Keluarga juga akan kehilangan arah, tidak teratur, dan dampaknya tidak
dapat bermasyarakat dengan baik. Akan sangat berbeda dengan keluarga yang berpegang teguh terhadap
agama, maka perilakunya akan sesuai dengan tuntutan agama dan dapat bermasyarakat dengan baik. Ketika agama melarang perzinaan,
pelacuran, perceraian, maka bagi keluarga yang berkeyakinan teguh akan menghindarkannya, karena yakin jika melanggar akan mendapat sanksi
agama. Ketika agama menganjurkan untuk berperilaku baik dengan tetangga dan masyarakat, maka ia pun akan melaksanakannya. Jelasnya,
peran lembaga agama sangat besar tehadap keteraturan lembaga keluarga.
2 Agama dan Politik
Agama dan politik memiliki hubungan yang berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Lembaga agama sesuai dengan pedoman
hidup manusia, memberikan kekuatan moral bagi manusia sesuai dengan tuntutannya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 3
- Lembaga Sosial
95
Kekuatan moral inilah yang dapat berfungsi terhadap lembaga politik untuk bermain politik di bawah kendali moral. Meskipun tujuan
akhir dari politik adalah kekuasaan, namun keluarga itu tidak terlepas dari sikap moral. Hal ini mengingat agama juga menganjurkan agar setiap
orang mampu menjadi pemimpin. Begitu pula dengan cara-cara untuk mendapatkan kekuasaan, maka agama memerintahkan agar kekuasaan
itu diperoleh dengan cara yang baik, tidak merugikan pihak lain, dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral pada masyarakat.
3 Agama dan Ekonomi
Agama dan ekonomi juga memiliki hubungan yang berkesinambungan. Kegiatan ekonomi yang baik dalam kehidupan
bemasyarakat akan berlandaskan pada kaidah-kaidah agama. Perilaku produksi, distribusi, maupun konsumsi akan menunjukkan hal yang positif
jika didasari oleh kekuatan agama. Kegiatan ekonomi yang demikian tidak akan menimbulkan kerugian pada masyarakat. Manusia
diperbolehkan mencari harta sebanyak-banyaknya karena tidak ada satupun agama yang melarangnya. Namun yang perlu dperhatikan adalah
apakah proses pencapaian itu sudah benar atau belum, sesuai dengan keyakinan agama atau tidak. Agama juga memerintahkan manusia untuk
menjalankan pola kerja yang baik, perilaku konsumsi yang benar, dan hal-hal lain bersifat positif. Jika dalam melakukan kegiatan ekonomi orang
tidak didasari oleh kekuatan agama, maka yang timbul adalah kecurangan- kecurangan pola kerja yang tidak baik, kolusi, dan nepotisme, serta hal-
hal lain yang sifatnya destruktif.
4 Agama dan Pendidikan
Pendidikan manapun yang tidak didasari oleh agama akan runtuh. Hal ini dilihat dalam filosofi yang mengatakan bahwa, agama tanpa
ilmu buta, dan ilmu tanpa agama membabi buta. Filosofi ini menunjukkan bahwa hubungan antara agama dengan pendidikan atau
ilmu sangat erat, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika agama tanpa ilmu maka tidak akan mampu melihat secara utuh ilmu
ataupun fungsi agama secara nyata. Begitu pula ilmu tanpa agama akan kehilangan arah, tidak terkendali, dan menyimpang dari kaidah-kaidah
yang berlaku dalam masyarakat. Penyalahgunaan narkotika, alkohol, perang, adalah bukti ilmu yang tidak didasari oleh norma-norma agama.
b. Fungsi Agama