58
BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI
Pada bagian ini dibahas analisa hasil simulasi heat exchanger dengan variasi vortex generator dan bilangan Reynolds. Variasi penggunaan vortex
generator pada heat exchanger yang disimulasikan adalah plain FTHE, RWPs, DWPs, CWPs dan TWPs vortex generator. Simulasikan dilakukan menggunakan
fluida kerja udara bebas pada bilangan Reynolds 500, 600, 700, 800 dan 900. Analisa hasil simulasi mengacu pada grafik bilangan nusselt, pressure drop,
colburn factor, friction factor, kontur kecepatan aliran dan kontur distribusi temperatur fluida kerja.
4.1 Pengaruh Vortex Generator Terhadap Bilangan Nusselt
500 600
700 800
900 10
15 20
25 30
Nu
Re
Plain FTHE RWPs
DWPs CWPs
TWPs
Gambar 4.1 Grafik pengaruh penggunaan vortex generator terhadap bilangan Nusselt dengan variasi bilangan Reynolds.
Bilangan Nusselt digunakan untuk merepresentasikan performa perpindahan kalor. Gambar 4.1 menunjukkan bilangan Nusselt meningkat dengan
meningkatnya bilangan Reynolds [Lotfi et al, 2003, He et al, 2012] .
Peningkatan koefisien perpindahan kalor yang diakibatkan oleh adanya kenaikan bilangan Reynolds disebabkan oleh rata
– rata perbedaan temperatur yang semakin tinggi antara fluida kerja dan heat exchanger. Dengan demikian,
didapatkan tingkat forced confection yang semakin tinggi sehingga terjadi peningkatan performa perpindahan kalor [Shah, 2003].
Pada Gambar 4.1 ditunjukkan penggunaan vortex generator dapat meningkatkan performa perpindahan kalor
. Vortex generator dapat memicu
terbentuknya longitudinal vortices yang berguna meningkatkan pencampuran aliran sekaligus mengurangi ukuran wake yang berdampak pada peningkatan
performa perpindahan kalor [He dan Zhang, 2012]. Hasil simulasi pada Gambar 4.1 menunjukkan peningkatan performa
perpindahan kalor seiring dengan meningkatnya bilangan Reynolds dan penggunaan vortex generator. Peningkatan performa perpindahan kalor pada plain
FTHE menggunakan bilangan Reynolds 600, 700, 800, dan 900 terhadap bilangan Reynolds 500 secara berturut
– turut adalah 5,51, 10,73, 15,44 dan 19,94. Nilai rata
– rata peningkatan perpindahan kalor dari seluruh kasus penggunaan vortex generator pada bilangan reynolds 600, 700, 800 dan 900 terhadap bilangan
Reynolds 500 berturut – turut adalah 10,20, 19,56, 28,39 dan 36,89.
Urutan rata – rata persentase peningkatan performa perpindahan kalor
pada bilangan Reynolds 500 sampai dengan 900 dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah adalah RWPs, TWPs, CWPs dan DWPs yaitu 63,88,
59,68, 58,82 dan 41,54. Penggunaan RWPs menghasilkan performa yang paling tinggi karena memiliki permukaan perpindahan kalor yang paling luas
sekaligus menghasilkan longitudinal vortices yang paling kuat dibandingkan dengan penggunaan DWPs, CWPs, dan TWPs [Zhou dan Ye, 2012]. Semakin
luas permukaan yang bersentuhan dengan fluida kerja maka semakin tinggi performa perpindahan kalor yang didapatkan [Shah, 2003]. Longitudinal vortices
yang terbentuk mempengaruhi perpindahan kalor pada fluida kerja. Semakin kuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
longitudinal vortices yang terbentuk maka pencampuran fluida kerja menjadi semakin merata. Pencampuran fluida kerja yang lebih merata dapat meningkatkan
pemerataan distribusi temperatur dan berdampak pada meningkatnya performa perpindahan kalor [Zhou dan Ye, 2012].
4.2 Pengaruh Vortex Generator Terhadap Pressure Drop