2.8.3 Persamaan Momentum Tiga Dimensi
Hukum newton yang ke dua menyatakan besarnya perubahan momentum dari satu partikel fluida sama dengan jumlah total gaya yang diterima partikel
tersebut. Besarnya peningkatan momentum x, y, dan z per satuan volume dituliskan dengan
Dt Du
,
Dt Dv
dan
Dt Dw
. Gaya pada partikel fluida dapat
dibedakan menjadi dua tipe:
1. Surface forces
a. Gaya tekan b. Gaya viscous
2. Body forces
a. Gaya gravitasi b. Gaya sentrifugal
c. Gaya Coriolis d. Gaya elektromagnetik
Pada Gambar 2.15, tegangan yang dialami elemen fluida didefinisikan sebagai tekanan dan sembilan komponen tegangan viscous. Tekanan adalah
tegangan normal yang dinotasikan dengan
p
dan tegangan viscous dinotasikan dengan
τ . Notasi
ij
τ
digunakan untuk mengindikasikan arah dari tegangan viscous. Akhiran
i
dan
j
pada
ij
τ
mengindikasikan komponen tegangan tersebut bekerja dengan arah
j
dan tegak lurus dengan arah
i
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.15 Skema komponen tegangan yang terdapat pada setiap permukaan dari satu elemen fluida [Versteeg dan Malalasekera, 1995].
Dengan melihat Gambar 2.16, dapat diperhitungkan gaya pada komponen x berdasarkan tekanan
p
dan komponen tegangan
xx
τ
,
yx
τ
dan
zx
τ
. Besarnya resultan gaya dari tegangan permukaan adalah produk dari perhitungan
tegangan dan luasan tertentu. Gaya – gaya sejajar dan searah dengan sumbu
koordinat mendapat tanda positif dan yang sebaliknya mendapat tanda negatif. Neto gaya pada arah x adalah jumlah total komponen yang bekerja pada elemen
fluida dengan arah x .
Gambar 2.16 Komponen tegangan pada arah x [Versteeg dan Malalasekera, 1995]. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada sepasang permukaan ,
W E
didapatkan
z y
x x
x p
z y
x x
x x
p p
z y
x x
x x
p p
xx xx
xx xx
xx
2 1
2 1
2 1
2 1
2.24a
Neto gaya sejajar arah x pada sepasang permukaan ,
S N
adalah
z y
x y
z x
y y
z x
y y
yx yx
yx yx
yx
2
1 2
1 2.24b
Neto gaya sejajar arah x pada permukaan
T
dan
B
dapat dituliskan
z y
x z
y x
z z
y x
z z
zx zx
zx zx
zx
2
1 2
1 2.24c
Total gaya per satuan volume pada fluida berdasarkan gaya – gaya permukaannya
adalah sama besarnya dengan jumlah total persamaan 2.24a, 2.24b dan 2.24c dibagi
dengan volume
z y
x
yang dapat
dituliskan dengan
z y
x p
zx yx
xx
. Dengan mengabaikan gaya bidang yang ada, maka
pengaruh secara keseluruhan dapat ditambahkan dengan menentukan sumber momentum x
Mx
S
per satuan volume per satuan waktu. Komponen x dari persamaan momentum adalah besarnya perubahan
momentum x partikel fluida sama dengan total gaya arah x pada elemen berdasarkan gaya permukaan dan ditambah besarnya peningkatan momentum x
berdasarkan sumbernya: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mx zx
yx xx
S z
y x
p Dt
Du
2.25a
Untuk komponen
y
dari persamaan momentum dapat dituliskan
My zy
yy xy
S z
y p
x Dt
Dv
2.25b
Untuk komponen
z
dari persamaan momentum adalah
Mz zz
yz xz
S z
p y
x Dt
Dw
2.25c
Tanda disesuaikan dengan keadaan tekanan yang arahnya berkebalikan dari arah tegangan viscous normal. Hal tersebut dikarenakan tanda yang biasanya
digunakan untuk tegangan tarik adalah tegangan normal positif, jadi tekanan yang didefinisikan sebagai tegangan normal tekan memiliki tanda negatif [Versteeg dan
Malalasekera, 1995]. Pengaruh tegangan permukaan dihitung secara eksplisit. Nilai
Mx
S
,
My
S
dan
Mz
S
pada persamaan 2.25a-c dihitung berdasarkan gaya bidang saja. Sebagai contoh, gaya bidang berdasarkan gravitasi dapat dimodelkan
menggunakan nilai
Mx
S
,
My
S
dan
g S
Mz
.
2.8.4 Persamaan Energi Tiga Dimensi