B. Usia Karyawan PT. PLN Persero
Usia mengacu pada lamanya suatu organisme telah hidup. Usia pada manusia mengacu pada proses multidimensional yang meliputi perubahan
biologis fisik, psikologis dan sosial. Penting untuk memperhatikan bukan hanya perubahan biologis tetapi juga perubahan budaya dan sosial yang
terjadi. Perubahan biologis mengacu pada perubahan keadaan fisik dari setiap organisme. Sedangkan, perubahan sosial mengacu pada harapan masyarakat
tentang cara seseorang bertindak saat memasuki usia tertentu Omari et al, 2014
Scott Cook dalam Omari, 2014 mengemukakan bahwa usia sebagai salah satu bagian dari informasi yang paling berguna mengenai
individu. Usia mampu memberikan informasi tentang anatomi tubuh, sikap dan perilaku sosial yang dilakukan oleh seseorang.
Usia dalam konteks organisasi menjadi hal yang banyak diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan usia karyawan berhubungan dengan pengalaman dan
pengetahuan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, usia karyawan juga berkaitan dengan kemajuan dalam organisasi.
Karyawan PT. PLN Persero Area Sumba dikelompokkan menjadi dua berdasarkan usianya yaitu kelompok karyawan dengan usia muda 35
tahun dan kelompok karyawan dengan usia tua 35-56 tahun. Pengelompokkan usia tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Warger
dan Rush dalam Jahangir et al, 2004, yang juga membagi pekerja menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dua kelompok usia yaitu young worker 20-34 tahun dan older worker 35-55 tahun.
Warger Rush 2000 menyatakan bahwa younger worker diasosiakan dengan tahun pembentukan dan penetepan karir, sedangkan older
worker diasosiasikan dengan rasa yang kuat akan diri dan posisi baik dalam bermasyarakat maupun pekerjaan. Selain itu, Kanungo Conger dalam
Warger Rush, 2000 mengemukakan bahwa younger worker mampu lebih fleksibel dalam menyesuaikan kebutuhan pribadi dengan kebutuhan
organisasi. Berbeda dengan older worker yang cenderung lebih kaku dalam menyesuaikan kebutuhan mereka dengan organisai.
Oleh karena itu, younger dan older worker memiliki pandangan yang berbeda dalam orientasi mereka terhadap diri, orang lain dan pekerjaannya.
Dimana perbedaan-perbedaan ini dapat menyebabkan motif yang berbeda untuk OCB antara younger dan older worker.
Perbedaan kelompok usia memunculkan perbedaan karakteristik
perilaku kerja karyawan Jahangir et al, 2004. Karyawan dengan usia muda memiliki kelebihan dan kekurangan terkait perilakunya di lingkungan kerja.
Karyawan yang lebih muda memiliki motivasi, ambisi dan usaha yang kuat dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Selain itu, karyawan dengan
usia muda juga memiliki kemampuan untuk belajar dengan cepat serta ketertarikan untuk terus mengembangkan kompetensinya dalam bekerja
Posthuma Campion, 2009. Namun, karyawan dengan usia muda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cenderung memiliki emosi yang kurang stabil dan kurang loyal pada organisasi.
Sedangkan karyawan dengan usia lebih tua dipandang cenderung mengalami penurunan dalam fungsi kognitif, fisik maupun mentalnya
sehingga menyebabkan karyawan kurang kreatif, tidak fleksibel, dan menetang adanya perubahan serta tidak tertarik mengikuti kegiatan pelatihan
atau pengembangan. Namun, karyawan yang lebih tua memiliki stabilitas emosi, komitmen organisasi dan kepuasan kerja yang baik Posthuma
Campion, 2009. Selain itu, karyawan dengan usia yang lebih tua juga memiliki banyak pengalaman dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan
pekerjaannya secara efektif dan efisien Cataldi, 2012.
C. Perbedaan Tingkat OCB berdasarkan Kelompok Usia
Usia merupakan salah satu karakteristik personal yang dimiliki oleh individu. Omari et al 2014 mendefinisikan usia sebagai lamanya individu
telah hidup, dimana terjadi proses multidimensional yang meliputi perubahan biologis, psikologis dan sosial. Perubahan-perubahan yang terjadi berpengaruh
pada persepsi, perilaku dan sikap individu baik dilingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja.
Usia karyawan PT. PLN Persero dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok usia muda 35 tahun dan kelompok usia tua 35-56 tahun.
Pembagian kelompok usia tersebut sesuai dengan kelompok usia yang dikemukakan oleh Warger Rush 2000. Warger Rush 2000
menyatakan bahwa younger worker diasosiakan dengan tahun pembentukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan penetepan karir, sedangkan older worker diasosiasikan dengan rasa yang kuat akan diri dan posisi baik dalam bermasyarakat maupun pekerjaan. Selain
itu, Kanungo Conger dalam Warger Rush, 2000 mengemukakan bahwa younger worker mampu lebih fleksibel dalam menyesuaikan kebutuhan
pribadi dengan kebutuhan organisasi. Berbeda dengan older worker yang cenderung lebih kaku dalam menyesuaikan kebutuhan mereka dengan
organisasi. Kemudian, Posthuma Campion 2009 mengemukakan bahwa
karyawan dengan usia lebih muda cenderung lebih mudah beradaptasi dan berinteraksi dengan rekan kerja serta memiliki motivasi, ambisi dan usaha
yang kuat dalam menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, karyawan yang lebih muda juga memiliki kemampuan kognitif yang baik sehingga mampu belajar
dengan cepat serta tertarik dalam mengikuti aktivitas pelatihan dan pengembangan untuk terus memperbaharui kompetensi yang dimilikinya.
Namun di sisi lain, karyawan dengan usia muda memiliki emosi yang tidak stabil.
Sedangkan karyawan dengan usia yang lebih tua memiliki komitmen dan stabilitas emosi yang baik. Namun, karyawan mengalami penurunan
fungsi kognitif, fisik dan mentalnya sehingga menyebabkan karyawan kurang kreatif, tidak fleksibel dan tidak menerima adanya perubahan serta tidak
tertarik untuk mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi Posthuma Campion, 2009 . Selain itu, Cataldi 2012 menyatakan bahwa penurunan
fungsi fisik pada karyawan dengan usia lebih tua menyebabkan karyawan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lebih mudah terserang penyakit sehingga karyawan kurang efektif dalam menyelesaikan tugas.
Berdasarkan kajian tersebut didapatkan bahwa setiap kelompok usia memunculkan karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh kelompok usia
lainnya. Karakteristik-karakteristik tersebut dipandang berkaitan dengan dimensi-dimensi dari OCB yang kemudian akan berpengaruh pada
OCB karyawan secara keseluruhan. Sebagai contoh, karakteristik kelompok usia
muda yang memiliki motivasi dan ambisi yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaannya akan berdampak pada kecenderungan penggunaan waktu kerja
dengan efisien. Hal ini berkaitan dengan dimensi conscientiousness pada OCB, sehingga karyawan dengan usia muda dipandang mampu dengan
sukarela bekerja di luar tugas pokoknya. Oleh sebab itu, perbedaan karakteristik yang dari setiap kelompok
usia dipandang dapat berdampak pada perbedaan tingkat OCB yang dimunculkan oleh tiap karyawan. Karyawan dengan usia muda akan
membentuk pola perilaku dan tingkat OCB yang berbeda dengan kelompok usia yang lebih tua.