Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

50 b Variabel Independen 1 Kinerja Lingkungan Kinerja lingkungan ini diukur dari prestasi perusahaan dalam mengikuti PROPER yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup KLH. Sistem peringkat kerja PROPER mencakup pemeringkatan perusahaan dalam lima warna yakni emas, hijau, biru, merah, dan hitam. Setiap warna mewakili hasil penilaian Kementrian Lingkungan Hidup terhadap pengelolaan lingkungan oleh perusahaan serta upaya-upaya perusahaan dalam menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Dalam penelitian ini, pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai sesuai dengan peringkat warna yang diperoleh perusahaan kemudian nilai tersebut ditransformasi menjadi data interval dengan menggunakan method of successive interval MSI. Tabel 5.2 Peringkat PROPER Perusahaan Sampel Th 2009-2011 No Kode 2009 2010 2011 Skor Skor Skor 1 AMFG Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 Hijau 4 3,9236 2 ASII Hijau 4 3,9236 Hijau 4 3,9236 Hijau 4 3,9236 3 CTBN Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 Hijau 4 3,9236 4 FASW Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 5 INKP Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 Hijau 4 3,9236 6 INTP Emas 5 5,0366 Hijau 4 3,9236 Biru 3 2,6414 7 KAEF Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 8 KBRI Hitam 1 1,0000 Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 9 KLBF Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 10 NIKL Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 11 SMCB Hijau 4 3,9236 Emas 5 5,0366 Emas 5 5,0366 51 Tabel 5.2 Peringkat PROPER Perusahaan Sampel Th 2009-2011 lanjutan No Kode 2009 2010 2011 Skor Skor Skor 12 SMGR Hijau 4 3,9236 Hijau 4 3,9236 Hijau 4 3,9236 13 SRSN Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 14 TPIA Biru 3 2,6414 Hijau 4 3,9236 Hijau 4 3,9236 15 UNIC Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 16 UNVR Biru 3 2,6414 Hijau 4 3,9236 Hijau 4 3,9236 17 ULTJ Hitam 1 1,000 Biru 3 2,6414 Biru 3 2,6414 18 SPMA Hitam 1 1,000 Merah 2 1,5014 Biru 3 2,6414 Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup 2 CSR Disclosure CSR disclosure diukur dengan menggunakan indeks CSR yang merupakan luas pengungkapan relatif setiap perusahaan sampel atas pengungkapan sosial yang dilakukannya Zuhroh dan Sukmawati, 2003. Pendekatan untuk menghitung indeks Corporate Social Responsibility CSR menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSR adalah sebagai berikut: Indeks CSR Tabel 5.3 Indeks CSR Periode 2009-2011. No Kode Tahun 2009 2010 2011 Total Item Indeks CSR Total Item Indeks CSR Total Item Indeks CSR 1 AMFG 42 0,5385 38 0,4872 41 0,5256 2 ASII 50 0,6410 51 0,6538 53 0,6795 3 CTBN 32 0,4103 39 0,5000 41 0,5256 4 FASW 37 0,4744 39 0,5000 43 0,5513 52 Tabel 5.3 Indeks CSR Periode 2009-2011 lanjutan No Kode Tahun 2009 2010 2011 Total Item Indeks CSR Total Item Indeks CSR Total Item Indeks CSR 5 INKP 46 0,5897 41 0,5256 44 0,5641 6 INTP 45 0,5769 53 0,6795 51 0,6538 7 KAEF 32 0,4103 34 0,4359 36 0,4615 8 KBRI 24 0,3077 30 0,3846 31 0,3974 9 KLBF 44 0,5641 46 0,5897 49 0,6282 10 NIKL 42 0,5385 40 0,5128 41 0,5256 11 SMCB 48 0,6154 49 0,6282 50 0,6410 12 SMGR 52 0,6667 56 0,7179 55 0,7051 13 SRSN 32 0,4103 33 0,4231 36 0,4615 14 TPIA 36 0,4615 33 0,4231 27 0,3462 15 UNIC 38 0,4872 34 0,4359 35 0,4487 16 UNVR 56 0,7179 54 0,6923 58 0,7435 17 ULTJ 27 0,3462 25 0,3205 28 0,3589 18 SPMA 34 0,4359 35 0,4487 32 0,4103 Sumber: Data diolah 2. Menentukan Metode Analisis Data a Transformasi Data Ordinal Method of Succesive Interval merupakan metode yang digunakan untuk mengkonversi data ordinal menjadi data interval. Langkah method of succesive interval adalah: 1 Menghitung frekuensi setiap kategori Tabel 5.4 Frekuensi Setiap Kategori PROPER Peringkat PROPER Skor Frekuensi Emas 5 3 Hijau 4 15 Biru 3 32 Merah 2 1 Hitam 1 3 Total Frekuensi 54 53 2 Menghitung proporsi untuk setiap kategori dengan membagi jumlah frekuensi tiap kategori dengan total keseluruhan sampel. a Peringkat Hitam skor 1 = = 0,055556 b Peringkat Merah skor 2 = = 0,018519 c Peringkat Biru skor 3 = = 0,592593 d Peringkat Hijau skor 4 = = 0,277778 e Peringkat Emas skor 5 = = 0,055556 3 Menjumlahkan proporsi secara beruntun sehingga menhasilkan proporsi kumulatif untuk setiap kategori. a Pk 1 = 0,055556 b Pk 2 = 0,055556 + 0,018519 = 0,074074 c Pk 3 = 0,500000 + 0,592593 = 0,666667 d Pk 4 = 0,937500 + 0,277778 = 0,944444 e Pk 5 = 0,979167 + 00,055556 = 1 4 Menghitung nilai Z setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif setiap kategori dengan menggunakan tabel distribusi normal baku. a Menghitung nilai Z yang akan digunakan dengan menggunakan rumus =NORMSINV nilai Pk dalam microsoft excel. Tabel 5.5 Nilai Z Nilai Z Z 1 -1,59322 Z 2 -1,44610 Z 3 0,430727 Z 4 1,593219 Z 5 ~ 54 b Menentukan ordinat Z yang akan digunakan dengan menggunakan rumus =NORMDISTnilai Z,0,1,0 Tabel 5.6 Nilai Ordinat Z Nilai Ordinat Z 1 0,112128 Z 2 0,140219 Z 3 0,363600 Z 4 0,112128 Z 5 ~ 5 Menghitung nilai skala untuk setiap nilai Z dengan rumus : a = -2,01831 b = -1,51692 c = -0,37695 d = 0,905297 e = 2,018309 6 Melakukan transformasi nilai skala dengan rumus: Y= SV i + SV Min a Ubah nilai Scale Value SV terkecil menjadi sama dengan 1 SV terkecil adalah -2,01831 Maka Y 1 = -2,01831+ 2,01831+ 1 Y 1 = -2,01831+ 3,01831 Y 1 = 1 55 b Transformasi nilai skala dengan rumus: Y = Sv + Sv min Y 1 = 1 Y 2 = -1,51692 + 3,01831= 1,501385 Y 3 = -0,37695+ 3,01831 = 2,641355 Y 4 = 0,905297+ 3,01831= 3,923607 Y 5 = 2,018309+ 3,01831= 5,036618 Tabel 5.7 Hasil Transformasi Data dengan Metode Succesive Interval MSI Peringkat Proper Frekuensi Skor Kategori Ordinal Skor Kategori Interval Emas 3 5 5,036618 Hijau 15 4 3,923607 Biru 32 3 2,641355 Merah 1 2 1,501385 Hitam 3 1 1 b Statistik Deskriptif Tabel 5.8 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation K_Lingkungan 54 1.0000 5.0366 2.9369410 .8151780 CSR_Disclosure 54 .3077 .7435 .507850 .1213880 ROA 54 -.6193 .4038 .091885 .1436128 ROE 54 -.7674 1.2195 .167443 .2762824 PER 54 -24.45 81.92 17.4572 17.78754 Valid N listwise 54 Sumber: Data diolah Statistik deskriptif memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian serta cara pengumpulan dan penyajian data sehingga 56 mudah dipahami. Tabel statistik deskriptif menunjukkan nilai minimum, maksimum, mean, serta standar deviasi pada kinerja lingkungan, CSR Disclosure, ROA, ROE serta PER. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa kinerja lingkungan memiliki rata-rata sampel berada pada skor 2,936941 atau jika dilihat berdasarkan kategori PROPER berada pada kriteria Biru. Skor terendah kinerja lingkungan adalah 1 yang berarti bahwa ada perusahaan sampel yang berada pada kriteria hitam. Perusahaan-perusahaan yang memperoleh peringkat hitam merupakan perusahaan-perusahaan yang dinilai belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan serta berpotensi mencemari lingkungan. Sampel perusahaan yang mendapatkan peringkat hitam dengan nilai terendah 1 yaitu PT. Ultrajaya Milk, Tbk, PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk pada tahun 2009 dan PT. Suparma, Tbk. Nilai tertinggi kinerja lingkungan adalah 5,0366 yang berarti ada perusahaan yang mendapatkan peringkat emas yang merupakan peringkat tertinggi dalam PROPER. Perusahaan yang memperoleh peringkat emas yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk pada tahun 2009 serta PT. Holcim Indonesia, Tbk pada tahun 2010 dan 2011. Perusahaan ini dinilai telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan. Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa rata-rata untuk CSR Disclosure sebesar 0,518272. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan- perusahaan sampel sudah melakukan pengungkapan sekitar 51,83 dari 57 total pengungkapan sebanyak 78 item. Perusahaan yang memiliki indeks pengungkapan CSR paling tinggi adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2011 dengan indeks CSR Disclosure sebesar 0,7435 dengan total pengungkapan 58 item dari 78 item. Perusahaan yang paling sedikit melaporkan CSR Disclosure adalah PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk pada tahun 2009 sebesar 0,3077 dengan total pengungkapan 24 item dari 78 item. Kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan ROA menunjukkan rata-rata sebesar 0, 091885 atau 9,19. Unilever pada tahun 2012 memiliki nilai ROA tertinggi yaitu sebesar 40,38 yang berarti perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk menghasilkan laba dengan mengelola dan mengolah semua aset yang dimilikinya. Nilai ROA terendah dimiliki oleh PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk pada tahun 2010 yaitu -0,619 atau -61,9. Hal ini mengindikasikan bahwa PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk belum dapat memanfaatkan asetnya dengan sebaik-baiknya. PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk mengalami kerugian dua tahun berturut-turut pada tahun 2010 dan 2011 sehingga menyebabkan nilai ROA perusahaan ini bernilai negatif. Kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan ROE menunjukkan rata-rata sebesar 0,167443. Nilai ROE tertinggi adalah 1,2195 yaitu ROE pada PT. Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2011. 58 Sedangkan nilai terendah sebesar -0,767 yaitu ROE pada PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk. Kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan PER menunjukkan rata-rata sebesar 17,4572. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk pada tahun 2011 memiliki nilai PER tertinggi yaitu sebesar 81,92. Nilai PER terendah adalah -24,45 yaitu PER pada perusahaan PT. Kertas Basuki Rachmat Indah, Tbk pada tahun 2012. c Uji Asumsi Klasik 1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan melalui uji Kolmogorov-Smirnov. Apabila angka signifikansi 0,05 maka data berdistribusi normal. Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Persamaan Nilai Asymp. Sig. Keterangan Persamaan I 0,560 Normal Persamaan II 0,100 Normal Persamaan III 0,059 Normal Tabel 5.9 menunjukkan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk persamaan I hingga persamaan III. Output pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-smirnov untuk persamaan pertama dalam tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai asymp.sig 2-tailed bernilai 0,560 lebih besar dari angka signifikansi 0,05, menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Uji Kolmogorov- 59 smirnov untuk persamaan kedua pada table 5.9 menunjukkan bahwa nilai asymp.sig 2-tailed bernilai 0,100 lebih besar dari angka signifikansi 0,05 hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Tabel 5.9 menunjukkan bahwa data pada persamaan ketiga terdistribusi normal. Nilai asymp. sig 2-tailed pada uji normalitas dengan uji Kolmogorov-smirnov untuk persamaan ketiga adalah 0,059 lebih besar dari angka signifikansi 0,05, menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. 2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Jika terdapat multikolinearitas akan berakibat koefisien regresi tidak dapat ditentukan serta standar deviasi menjadi tidak terhingga. Suatu model regresi menunjukkan adanya multikolinearitas jika nilai Tolerance 0,10, atau Nilai VIF 10. Dari output regresi jika didapatkan nilai tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 5.10 menunjukkan hasil uji multikolinearitas untuk persamaan I hingga persamaan III. Output pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 60 Tabel 5.10 Hasil Uji Multikolinearitas Persamaan Variabel Independ. Nilai Tolerance Nilai VIF Keterangan Persamaan I ROA K_Link ICSR 0,635 1,576 Tidak ada Multikolinearitas Persamaan II ROE K_Link ICSR 0,635 1,576 Tidak ada Multikolinearitas Persamaan III PER K_Link ICSR 0,635 1,576 Tidak ada Multikolinearitas Berdasarkan uji multikolinearitas dengan SPSS dapat diketahui bahwa nilai tolerance untuk semua persamaan lebih besar dari 0,01 dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara kinerja lingkungan dan CSR Disclosure dengan ROA dalam persamaan pertama, antara kinerja lingkungan dan CSR Disclosure dengan ROE dalam persamaan kedua, antara kinerja lingkungan dan CSR Disclosure dengan PER dalam persamaan ketiga. 3 Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Tabel 5.11 Hasil Uji Heterokedastisitas Persamaan Variabel Independ Uji Glejser Keterangan Persamaan I ROA K_Link ICSR 0,150 0,416 Tidak ada Heterokedastisitas Persamaan II ROE K_Link ICSR 0,531 0,075 Tidak ada Heterokedastisitas Persamaan III PER K_Link ICSR 0,122 0,696 Tidak ada Heterokedastisitas 61 Berdasarkan uji heterokedastisitas menggunakan uji Glejser dengan SPSS dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk semua persamaan lebih besar dar 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada permasalahan heteroedastisitas antara kinerja lingkungan dan CSR Disclosure dengan ROA dalam persamaan pertama, antara kinerja lingkungan dan CSR Disclosure dengan ROE dalam persamaan kedua serta antara kinerja lingkungan dan CSR Disclosure dengan PER dalam persamaan ketiga. 4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t -1 pada persamaan regresi linear. Dalam model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi. Ada atau tidak adanya autokorelasi dapat diketahui dengan melakukan uji run test. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak. Tabel 5.11 menunjukkan hasil uji autokorelasi untuk persamaan I hingga persamaan III. Output pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 5.11 Hasil Uji Autokorelasi Persamaan Run Test Keterangan Persamaan I ROA 0,272 Tidak Terdapat Autokorelasi Persamaan II ROE 0,583 Tidak Terdapat Autokorelasi Persamaan III PER 0,783 Tidak Terdapat Autokorelasi 62 Pada uji autokorelasi dengan menggunakan uji run test pada persamaan pertama hingga persamaan ketiga dapat diketahui bahwa tidak terdapat permasalahan autokorelasi pada persamaan pertama, kedua maupun pada persamaan ketiga. d Pengujian Data Panel Analisis regresi data panel digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pooled ols. Model analisis yang digunakan dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis diformulasikan sebagai berikut: 1 Persamaan Model Pertama KK ROA = 1 + 1 KL + 2 CSRD + Keterangan: 1 : Intersep konstanta perusahaan pembanding 1 ; 2 : Koefisien Regresi : Error term CSRD : Corporate Social Responsibility Disclosure KL : Kinerja Lingkungan Perusahaan Tabel 5.12 Hasil Regresi Data Panel Persamaan Pertama ROA Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.313 .069 -4.571 .000 K_Link .017 .023 .094 .709 .481 CSRD .702 .157 .593 4.461 .000 a. Dependent Variable: ROA 63 Berdasarkan tabel 5.12 maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: KK ROA = -0,313 + 0,017KL + 0,702CSRD Nilai konstanta untuk persamaan regresi adalah -0,313. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya kinerja lingkungan dan CSR Disclosure maka ROA akan mengalami penurunan sebesar 0,313. Besarnya hubungan antara variabel ROA dengan kinerja lingkungan ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,017. Koefisien ini berarti bahwa setiap peningkatan 1 nilai kinerja lingkungan mengakibatkan kenaikan ROA sebesar 1,7 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Hubungan antara variabel ROA dengan CSR Disclosure ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,702. Koefisien regresi sebesar 0,702 ini berarti bahwa setiap peningkatan 1 CSR Disclosure, ROA akan mengalami peningkatan sebesar 70,2 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. 2 Persamaan Kedua KK ROE = 1 + 1 KL + 2 CSRD + Tabel 5.13 Hasil Uji Panel Persamaan Kedua ROE Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.581 .134 -4.327 .000 K_Link_transform .013 .046 .040 .294 .770 CSRD 1.395 .308 .613 4.529 .000 64 Berdasarkan tabel 5.13 maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: KF ROE = -0,581 + 0,013KL + 1,395CSRD Nilai konstanta untuk persamaan regresi kedua adalah -0,581. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya kinerja lingkungan dan CSR Disclosure maka ROE akan mengalami penurunan sebesar 0,581. Besarnya hubungan antara variabel ROE dengan kinerja lingkungan ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,013. Koefisien ini berarti bahwa setiap peningkatan 1 nilai kinerja lingkungan mengakibatkan kenaikan ROE sebesar 1,3 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Hubungan antara variabel ROE dengan CSR Disclosure ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,395. Koefisien regresi sebesar 1,395 ini memiliki arti bahwa setiap peningkatan 1 indeks CSR berarti ROA akan mengalami peningkatan sebesar 139,5 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. 3 Persamaan Ketiga KF PER = 1 + 1 KL + 2 CSRD + Tabel 5.14 Hasil Uji Panel Persamaan Ketiga PER Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .793 10.530 .075 .940 K_Link -5.315 3.599 -.244 -1.477 .146 CSRD 63.553 24.168 .434 2.630 .011 a. Dependent Variable: PER 65 Berdasarkan tabel 5.14 maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: KF PER = 0,793 -5,315KL + 63,553CSRD Nilai konstanta untuk persamaan regresi ketiga adalah 0,793. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya kinerja lingkungan dan CSR Disclosure maka PER akan mengalami penurunan sebesar 0,793. Besarnya hubungan antara variabel PER dengan kinerja lingkungan ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar - 5,315. Koefisien ini berarti bahwa setiap peningkatan 1 nilai kinerja lingkungan mengakibatkan menurunnya PER sebesar 5,315 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Hubungan antara variabel PER dengan CSR Disclosure ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 63,553. Koefisien regresi sebesar 63,553 ini memiliki arti bahwa setiap peningkatan 1 CSR Disclosure berarti PER akan mengalami peningkatan sebesar 63,553 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. e Pengujian Hipotesis 1 Uji Signifikansi Simultan Uji F Uji F menunjukkan pengaruh secara bersama-sama variabel CSR Disclosure dan kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan perusahaan. 66 a. Merumuskan Hipotesis H o : β 1 = β 2 = 0 H a : β 1 ≠ β 2 ≠ 0 H o CSR Disclosure dan kinerja lingkungan secara bersama- sama tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. H a CSR Disclosure dan kinerja lingkungan secara bersama- sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan. b. Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi α yang diharapkan adalah 5 0,05 atau confidance interval sebesar 95. Nilai F tabel dengan derajat bebas = k-1 dan n-k = 2-1 dan 54-2 adalah 4,03. c. Menentukan Kriteria Pengujian H o tidak ditolak apabila F hitung ≤ F tabel H o ditolak apabila F hitung F tabel d. Membandingkan F hitung dengan F tabel dan membandingkan p- value dengan tingkat signifikansi. Tabel 5.16 Perbandingan F hitung, F tabel dan p-value Variabel Dependen F hitung F tabel p-value Keterangan ROA 19.094 4,03 0,000 H ditolak, signifikan ROE 17,500 4,03 0,000 H ditolak, signifikan PER 4,467 4,03 0,039 H ditolak, signifikan 67 e. Menarik Kesimpulan Berdasarkan uji F diperoleh hasil bahwa F hitung F tabel yaitu 19,094 4,03 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 dengan demikian H ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel CSR Disclosure dan kinerja lingkungan secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA perusahaan. Hasil uji F terhadap ROE sebagai variabel dependen menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 17,500 dengan p- value sebesar 0,000. Nilai F hitung 17,500 F tabel 4,03 dan p- value 0,000 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak sehingga secara bersama-sama variabel CSR Disclosure dan kinerja lingkungan berpengaruh terhadap ROE perusahaan. Hasil uji F pada persamaan ketiga menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari pada F tabel yaitu F hitung 4,467 F tabel 4,03 dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 yaitu 0,039 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak. Dengan demikian CSR Disclosure dan kinerja lingkungan secara bersama-sama berpengaruh terhadap PER. 2 Melakukan Pengujian Hipotesis dengan Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini 68 digunakan untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan dan CSR Disclosure terhadap kinerja keuangan. a. Merumuskan hipotesis H : β1 ; β2 ; β3 ; β4 ; β5 ; β6 ; β7 ; β8; β9 ; β10 = 0 H a : β1 ; β2 ; β3 ; β4 ; β5 ; β6 ; β7 ; β8; β9 ; β10 ≠ 0 H 01 Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ROA t+1 H a1 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan ROA t+1 H 02 Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ROE t+1 H a2 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan ROE t+1 H 03 Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan PER t+1 H a3 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan PER t+1 H 04 Pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ROA t+1 H a4 Pengungkapan CSR berpengaruh terhadap kinerja keuangan ROA t+1 H 05 Pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ROE t+1 69 H a5 Pengungkapan CSR berpengaruh terhadap kinerja keuangan ROE t+1 H 06 Pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan PER t+1 H a6 Pengungkapan CSR berpengaruh terhadap kinerja keuangan PER t+1 b. Menentukan tingkat signifikan Tingkat signifikansi sebesar 5 dengan tingkat keyakinan sebesar 95 dengan pengujian dua sisi. Derajat bebas untuk pengujian adalah df = n-2 = 54-2 sehingga diperoleh nilai t tabel sebesar 2,007. c. Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan tingkat signifikan Apabila t hitung t tabel , maka H ditolak Apabila t hitung t tabel , maka H tidak ditolak Tabel 5.17 Perbandingan t hitung dan t tabel Persamaan Variabel Independ t tabel t hitung p-val Keterangan I ROA K_Link ICSR 2,007 2,007 0,709 4,461 0,481 0,000 H tidak ditolak H ditolak II ROE K_Link ICSR 2,007 2,007 0,294 4,529 0,770 0,000 H tidak ditolak H ditolak III PER K_Link ICSR 2,007 2,007 -1,477 2,630 0,146 0,011 H tidak ditolak H ditolak d. Menarik kesimpulan Berdasarkan tabel 5.17, variabel kinerja lingkungan pada persamaan pertama memiliki t hitung sebesar 0,709 dan nilai p- 70 value sebesar 0,481. Nilai t hitung 0,709 t tabel 2,007, dengan nilai p-value 0,481 0,050. Berdasarkan pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang ditunjukkan oleh variabel ROA. Tabel 5.17 juga menunjukkan hasil bahwa variabel CSR Disclosure pada persamaan pertama memiliki t hitung sebesar 4,461 dan nilai p-value sebesar 0,000. Nilai t hitung 4,461 t tabel 2,007 dan nilai p-value 0,000 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa CSR Disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang ditunjukkan oleh variabel ROA. Uji t pada persamaan kedua diperoleh hasil bahwa t hitung untuk variabel kinerja lingkungan pada persamaan kedua sebesar 0,294 dan nilai p-value sebesar 0,770. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap ROE. Hasil uji t juga menunjukkan bahwa t hitung CSR Disclosure lebih besar dari pada t tabel , yaitu t hitung 4,529 2,007 dengan p-value 0,000 0,050 sehingga dapat disimpulkan bahwa CSR Disclosure berpengaruh terhadap ROE. Berdasarkan hasil uji t untuk persamaan ketiga, diperoleh hasil bahwa variabel kinerja lingkungan memiliki t hitung sebesar -1,477 dan nilai p-value sebesar 0,146. Nilai 71 t hitung 1,477 t tabel 2,007 dan nilai p-value 0,146 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang ditunjukkan oleh variabel PER. Tabel 5.17 juga menunjukkan bahwa variabel CSR Disclosure memiliki t hitung sebesar 2,630 dan nilai p-value sebesar 0,011. Nilai t hitung 2,630 t tabel 2,007, dengan nilai p- value 0,011 0,050. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa CSR Disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang ditunjukkan oleh variabel PER. 3 Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variabel terikat, yaitu dengan menghitung koefisien determinasi adjusted R 2 . Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas, begitu pula sebaliknya Ghozali, 2006: 83. Semakin besar adjusted R 2 suatu variabel independen, maka menunjukkan semakin dominan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 5.18 Hasil Koefisien Determinasi Persamaan Adjusted R Square Persamaan I 0,406 Persamaan II 0,384 Persamaan III 0,085 Berdasarkan tabel 5.18 dapat dilihat bahwa nilai adjusted R 2 pada persamaan I sebesar 0,406. Hal ini berarti 40,6 variabel 72 ROA dapat dijelaskan oleh variabel kinerja lingkungan dan CSR Disclosure. Adjusted R 2 pada persamaan II sebesar 0,384. Hal ini berarti 38,4 variabel ROE dapat dijelaskan oleh variabel kinerja lingkungan dan CSR Disclosure. Sedangkan adjusted R 2 pada persamaan III hanya sebesar 0,085. Hal ini berarti variabel kinerja lingkungan dan CSR Disclosure dapat menjelaskan variabel PER sebesar 8,5.

B. Pembahasan

1. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Return on Assets ROA Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian tentang pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan yang digambarkan dengan rasio ROA diperoleh hasil bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap ROA. Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan memaksimalkan asetnya. Perusahaan berusaha untuk bertindak sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat agar aktivitas perusahaan dapat diterima oleh masyarakat. Menjaga kelestarian alam dengan cara mengelola kinerja lingkungannya dengan baik merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan agar aktivitasnya diterima oleh masyarakat sehingga perusahaan dapat terus bertahan hidup. Penerimaan aktivitas perusahaan oleh masyarakat ini diharapkan dapat berpengaruh terhadap laba perusahaan dan perkembangan perusahaan. Pemerintah melalui PROPER 73 telah memfasilitasi sekaligus mengawasi pengelolaan kinerja lingkungan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Namun, pengaruh kinerja lingkungan terhadap laba bersih perusahaan sangat kecil sehingga kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap ROA. Kinerja lingkungan tidak dapat mempengaruhi biaya produksi maupun biaya opersional perusahaan secara langsung. Kinerja lingkungan memiliki pengaruh jangka panjang terhadap kinerja keuangan fundamental perusahaan. Rasio ROA dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Meningkatnya ROA sangat dipengaruhi oleh laba perusahaan dan aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Harjosoemarto dalam Pujiasih 2013 faktor internal yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan adalah manajemen personalia, manajemen perusahaan, manajemen produksi dan manajemen keuangan. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan khususnya ROA yaitu leverage, solvabilitas, size, pendanaan serta efisiensi biaya operasional. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rakhiemah 2009, Titisari 2012 dan Fitriyani 2012 yang menyatakan bahwa kinerja lingkungan yang diukur dengan menggunakan peringkat PROPER tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan fundamental yang diproksikan dengan ROA. Kinerja finansial yang diukur menggunakan ROA menggambarkan bagaimana perusahaan tersebut memperoleh laba dalam periode yang telah ditentukan. Return tersebut dapat meningkat dengan 74 meningkatnya kinerja keuangan itu sendiri, seperti meningkatnya produksi dan naiknya penjualan. 2. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap ROE Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian tentang pengaruh kinerja lingkungan terhadap ROE diperoleh hasil bahwa kinerja lingkungan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE. Hal ini berarti bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian investasi yang diterima investor. ROE merupakan rasio profitabilitas yang perubahannya dipengaruhi oleh adanya perubahan laba dan perubahan jumlah ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan, dengan demikian hasil penelitian ini berarti bahwa kinerja lingkungan tidak dapat memberi pengaruh pada perubahan laba maupun jumlah ekuitas perusahaan. Peringkat PROPER yang dipublikasikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup pada saat ini belum mendapat perhatian khusus dari masyarakat luas sehingga peringkat PROPER tersebut belum dapat mengangkat citra perusahaan di mata masyarakat. Hal ini menyebabkan kinerja lingkungan tidak dapat mempengaruhi laba perusahaan maupun reaksi investor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Haryati 2013 dan Sarumpaet 2005 yang menyimpulkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE. Penilaian kinerja lingkungan yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan 75 Hidup secara langsung tidak memiliki pengaruh terhadap finansial perusahaan. Kinerja lingkungan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan ataupun penurunan laba perusahaan serta perubahan ekuitas perusahaan. Menurut Handayani 2010 ROE dapat dipengaruhi oleh proporsi kepemilikan insider, kebijakan pendanaan, proporsi kepemilikan institusi dan proporsi kepemilikan publik. Sedangkan menurut Pujiasih 2013 kinerja keuangan perusahaan dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di negara tempat perusahaan tersebut beroperasi, kondisi industri, leverage, corporate governance, struktur modal, kultur organisasi, size serta struktur manjerial perusahaan. 3. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap PER Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja lingkunga tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan price earning ratio PER. PER menunjukkan jumlah rupiah yang rela dibayarkan oleh investor untuk setiap 1 rupiah laba periode berjalan. Rasio ini menggambarkan bagaimana pandangan investor terhadap risiko dan prospek perusahaan di masa yang akan datang Brigham, 2013. Hal ini berarti bahwa kinerja lingkungan yang diukur dengan peringkat PROPER tidak berpengaruh terhadap penilaian investor terhadap saham perusahaan. PER merupakan rasio yang membandingkan antara harga saham dengan laba bersih per saham oleh karena itu besar kecilnya PER sangat bergantung pada besarnya permintaan dan penawaran saham serta laba 76 perusahaan. Semakin banyak investor yang tertarik membeli saham perusahaan tersebut maka semakin tinggi harga sahamnya. Peringkat PROPER tidak dapat mempengaruhi reaksi investor. Banyak pihak yang menganggap peringkat PROPER yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup belum dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Hal ini karena peringkat PROPER yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dianggap tidak mendorong penataan kinerja lingkungan secara menyeluruh. WALHI bahkan menganggap bahwa Kementrian Lingkungan Hidup dengan sengaja menerapkan standar ganda dalam melakukan penilaian sehingga peringkat PROPER dianggap kurang menggambarkan kepatuhan perusahaan dalam melestarikan lingkungan Sufa, 2012. Selain itu peraturan PROPER tidak bersifat wajib sehingga perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam PROPER sebagian besar merupakan perusahaan- perusahaan yang memang sudah siap untuk dinilai sehingga PROPER dinilai belum dapat memberi gambaran yang sesungguhnya kinerja lingkungan perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan kinerja lingkungan tidak dapat mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi dan tidak dapat mempengaruhi penilaian konsumen terhadap perusahaan. Menurut Haryati 2013 faktor yang dapat mempengaruhi PER antara lain EPS, return on assets, return on equity, debt equity ratio,dan deviden. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rafianto 2013 dan Sarumpaet 2005 yang menyatakan bahwa kinerja lingkungan tidak

Dokumen yang terkait

Factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2012-2013

2 33 71

Pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (Studi empiris pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 10 144

Analisis agency cost terhadap kecendrungan income smoothing (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2009)

20 122 94

Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap profitabilitas dana reputasi perusahaan (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia)

0 14 133

Pengaruh audit operasional terhadap kinerja non keuangan dengan audit atas persediaan sebagai variabel intervening (studi empiris pada perusahaan manufaktur di Tangerang)

7 29 93

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2012

1 8 137

Analisis pengaruh profil perusahaan, profitabilitas, tingkat leverage, dan kelengkapan laporan keuangan terhadap pengungkapan corporate social responsibility (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010)

1 7 106

Analisis pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek INdonesia (BEI).

1 11 115

Pengaruh diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013

1 12 111

Analisis kinerja keuangan perbankan sebelum dan sesudah mempunyai unit usaha syariah (studi empiris pada perusahaan perbaukan yang terdaftar di bi)

1 3 142