Pengaruh kinerja lingkungan dan corporate social responsibility (CSR) disclosure terhadap kinerja keuangan (studi empiris pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2009-2011.
viii ABSTRAK
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)
Brigita Tryas Wijayati NIM: 092114032 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan, (2) mengetahui pengaruh corporate social
responsibility (CSR) disclosure terhadap kinerja keuangan. Kinerja lingkungan
diukur menggunakan PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Lingkungan Perusahaan) dari Kementrian Lingkungan Hidup, CSR disclosure diukur menggunakan indeks CSR, kinerja keuangan diukur menggunakan Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Price Earnings Ratio (PER)
Penelitian ini merupakan jenis penelitian empiris. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan sampel 18 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengikuti PROPER periode 2009-2011. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel dengan pendekatan Ordinary Least Square.
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA, ROE dan PER. Sedangkan CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA, ROE dan PER.
(2)
ix
ABSTRACT
The Influence of Environmental Performance and Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure on the Financial Performance
(An Empirical Study on the Manufacturing Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange during the Period of 2009-2011)
Brigita Tryas Wijayati NIM: 092114032 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
The purposes of this research are (1) to find out the effect of the environmental performance on the financial performance, (2) to find out the effect of Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure on the financial performance. The environmental performance is measured using PROPER (Program Penilaian
Peringkat Kinerja Lingkungan Perusahaan) from State Minister for The
Environment (Kementrian Lingkungan Hidup), CSR disclosure is measured using CSR index and financial performance is measured using Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), and Price Earnings Ratio (PER).
This research is an empirical research. The sample taken using purposive sampling methods were 18 manufacturing companies listed in the Indonesian stock exchange in the period of 2009-2011. The panel data is analyzed using Ordinary Least Square approach.
The researcher found that the environmental performance did not have the effect to the financial performance which measured using ROA, ROE and PER. Furthermore, CSR disclosure has an effect on the financial performance which measured using ROA, ROE and PER.
(3)
i
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh : Brigita Tryas Wijayati
NIM: 092114032
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
Skripsi
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN CORPORATE SOCIAL
RE S PON SIBIL ITY GS R) D IS CLOSITftE TEREADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yangterdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009 -2011)
(5)
RESPONSIBILITY €SR} DISCLOSURE TERHADAP KINERJA KEAANGAN {Studi Empiri s pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)
Ketua
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Brigita Tryas Wijayati NINI. 092114032
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
P ada T anggal 22 Junt 201 5
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, S.E., M.Si., Ak., C.A. , Sekretaris Lisia Apriani- S.E., M Si , Ak., QIA., C.A.
Anggota
Ir
Drs. Hansiadi Yuli H, M.Si". Ak., QfA, C.A.Anggota
llsa Haruti Suryandari. S.E., S.IP, M.Sc. Ak., C.A.Anggota
Trisnawati Rahayu., S.E., M.Si.,Ak,
QIA1(alta,3 1 Jtlli 201 5
konomi
Sanata Dharma Tanda Tangan
r. Herry Maridto, M.Si
(6)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Musuh besar sebuah niat baik adalah bayangan tentang besarnya
tantangan, pengalaman tentang susahnya menjalankan, serta adanya
kemungkinan tawaran alternatif yang lebih menarik”
- Fr. Mario SJ –
No one has the ability to do something perfect, but each person is given a lot of opportunity to do something right.
-Anonymous-
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
-Pengkhotbah 3-
Skripsi ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menuntun dan menyertaiku Bapak dan Ibu yang selalu mendukung dan menguatkanku Mbak dan masku yang selalu mengingatkan dan mendukungku Sahabat-sahabatku yang luar biasa Keluarga Universitas Sanata Dharma
(7)
v
MOTTO
“If you give up now because you feel too weak or lazy, there is no
hope for next time”
- Reply 1997 –
“If you don’t fight you can’t win”
-Eren Jaeger, Attack On Titan-
Be joyful in hope, patient in trouble, and persistent in prayer -Romans
(8)
12:12-PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yalllg be■al■da tangan di bawttlini,saya mcnyatakall ballwa skripsi denganjudul:
PENGARUⅡ KrNERJA LINGKUNGAN DAN COWθ
ん47E Sθ CIAZRESPθ
ttJり Ty _6o D∬
α θSじRE TERⅡ ADAP KINERJA
KEUANGAN dan dimaJukan ul■ tuk ditti pada tallgga1 22 Juni 2015 adalah hasil
karya saya.
Dengall inl saya menyatakall dengan sesunggubl■ ya bahwa dalam
skripsi ini tidak terdapat kcscluruhan atau sёbagian tulisan orallg lain dengan cara
menyalin atau mcniru dalal■■bentulc rangkaiall kalimat atau simbol yallg
mell■ゴukkan gagasan atau pel■ dapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku ttau seolal■ ―olah sebagtt tulisan saya sclldi五 ,dan ttau tidak terdaptt bagian
atau kcseluruhan tulisan yang saya salin,tiru9 atau saya all■ bil dari tulisan orang
lain tanpa rnemberlkan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melttukan hal tersebut di ttas,baik sengttamaupun tidak,
dengan ini saya menyatakan mcnank skripsl yang saya aJukan sebagai hasil
tulisan saya sendi五 ini.Bila kcllnudian tcrbukti bahwa saya tcrllyata llnelakukan
tindakan lncnyalin atau ineniru tulisan orang lain seolah― olah hasil pellnikiran saya
scndi五 ,bcrarti gelar dalll ttasah yang telah dibe五 kall olch universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2015
Yang membuat pernyataan
@
(Brigita Tryas Wij ayati)(9)
LEⅣ
IBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILⅣ
IIAⅡUNTUK KEPENTINGAN AKADEⅣ
IISYang bertanda tangan di barvah ini. saya mahasislvi Universitas Sanata Dhanna:
Nama
:
Bligita Tlyas WijayatiNomor Mahasisu,a
:
092114032Demi pengembarrgan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang beq'udul "Pengaruh Kinerja Lingkungan dan CSR Disclosure Terhadap Kinerja Keuangan" beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalih dalam bentuk media lain, mengelola dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mernublikasikannya di intemet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta
ijin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencanfumkan nama saya sebagai penulis.Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Juli 2015 Yang menyatakan
(Brigita Tryas Wijayati)
(10)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi,
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati, memberikan
rahmat, dan membimbing dan menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi.
2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc.,Ph.D Selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Ir. Drs. Hansiadi YH., M.Si., Ak., QIA.,C.A. selaku Dosen Pembimbing yang
telah dengan sabar dan penuh perhatian membantu serta memberikan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A. untuk waktu yang telah diberikan serta
untuk bimbingan dan perhatian kepada penulis sehingga mampu
(11)
ix
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi yang telah membagikan ilmunya
kepada penulis selama proses perkuliahan.
6. Bapakku R. Sri Legowo dan Ibuku TH. Suparyati, Mbak Siska, Mas Agung,
Mas Dwi, mbak Emma, Pakdhe dan Budhe Dibyo, mbak Wiwin dan Mas
Anto, mas Widi, mbak Evi yang telah memberikan dukungan, perhatian,
semangat, cinta, motivasi dan doa yang tulus untuk penulis dan
keponakan-keponakanku Fabian dan Yovan yang selalu bisa membuatku tersenyum
semangat lagi.
7. Sahabat-sahabatku Aster, Dicsa “mbel”, Tota, Chika, Vani “emak”, Indy
“Lintin”, Happy, Sekar atas waktu, perhatian, dukungan, semangat, doa, bantuan serta persahabatan yang luar biasa.
8. Teman-teman seperjuangan kelas MPT Tika, Dhea, Ayu “Bola”, Maria untuk dukungan, semangat, masukan serta sharing selama penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman Akuntansi angkatan 2009 yang telah memberikan bantuan,
masukan dan semangat pada saat kuliah maupun dalam penyusunan skripsi.
10.Teman-teman Cana Community terutama Anton, Dio, Yos, Ima, Nita, Siska,
mbak Tari, Wahyu, Aris, Angelin, Diana, Mayun, Karini dan Rm. Elias atas
dukungan, bantuan, cinta, kebersamaan, pengertian, dorongan dan semangat
yang telah diberikan dengan caranya masing-masing.
11.Teman-teman 9C terutama Fitri, Yunita “mbing”, Endah, mbak Yani, Vera
“Pe2nk” untuk dukungan, semangat, penghiburan dan bantuannya selama penulisan skripsi ini.
(12)
x
12.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penlis mengharapkan kritik dan saran. Akhir kata penulis memohon
maaf apabila dalam proses pembuatan skripsi ini penulis melakukan
kesalahan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Yogyakarta, 31 Juli 2015
(13)
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
ABSTRAK ... xvi
ABSTRACT ... xvii
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II Landasan Teori A. Teori Legitimasi ... 8
B. Signaling Theory... 8
C. Teori Keagenan ... 9
D. Kinerja Lingkungan ... 10
E. Corporate Social Responsibility ... 12
(14)
xii
G. Kinerja Keuangan ... 15
H. Pengembangan Hipotesis ... 19
1. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan ... 19
2. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Kinerja Keuangan ... 21
I. Kerangka Pemikiran ... 24
BAB III Metoda Penelitian A. Jenis Penelitian ... 25
B. Variabel Penelitian ... 25
C. Tempat dan Waktu Penelitian... 28
D. Subjek dan Objek Penelitian ... 28
E. Populasi dan Sampel ... 29
F. Jenis dan Sumber Data ... 30
G. Data yang Dibutuhkan dalam Penelitian ... 31
H. Teknik Pengumpulan Data ... 31
I. Teknik Analisis Data ... 31
1. Transformasi Data Ordinal ... 32
2. Statistik Deskriptif ... 32
3. Uji Asumsi Klasik ... 33
4. Regresi Data Panel ... 35
5. Pengujian Hipotesis ... 37
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan A. Bursa Efek Indonesia ... 43
B. Data Singkat Perusahaan ... 45
BAB V Analisis Data dan Pembatasan A. Analisis Data... 46
1. Menghitung Variabel Penelitian ... 46
a. Variabel Dependen ... 46
b. Variabel Independen ... 50
2. Menentukan Metode Analisis Data ... 52
(15)
xiii
b. Statistik Deskriptif ... 55
c. Uji Asumsi Klasik ... 58
d. Pengujian Data Panel ... 62
e. Pengujian Hipotesis ... 65
B. Pembahasan ... 72
1. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap ROA ... 72
2. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap ROE ... 74
3. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap PER ... 75
4. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap ROA ... 77
5. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap ROE ... 78
6. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap PER ... 80
BAB VI Penutup A. Kesimpulan ... 81
B. Keterbatasan ... 81
C. Saran ... 81
Daftar Pustaka ... 83
(16)
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kriteria Peringkat PROPER ... 11
Tabel 3.1 Skor Berdasarkan Peringkat PROPER ... 25
Tabel 3.2 Pemilihan Sampel ... 28
Tabel 4.1 Perusahan yang Terdaftar di BEI dan Mengikuti PROPER tahun 2009-2011 ... 42
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan ... 46
Tabel 5.2 Peringkat PROPER Perusahaan Sampel Tahun 2009-2011 ... 48
Tabel 5.3 Indeks CSR Periode 2009-2011 ... 49
Tabel 5.4 Frekuensi Setiap Kategori PROPER ... 50
Tabel 5.5 Nilai Z ... 51
Tabel 5.6 Nilai Ordinat Z ... 51
Tabel 5.7 Hasil Transformasi Data dengan Metode Succesive Interval ... 53
Tabel 5.8 Statistik Deskriptif... 53
Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas... 56
Tabel 5.10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 57
Tabel 5.11 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 58
Tabel 5.12 Hasil Uji Autokorelasi ... 59
Tabel 5.13 Hasil Regresi Data Panel Persamaan Pertama (ROA) ... 60
Tabel 5.14 Hasil Uji Panel Persamaan Kedua (ROE) ... 61
Tabel 5.15 Hasil Uji Panel Persamaan Ketiga (PER) ... 62
Tabel 5.16 Perbanding Fhitung dan Ftabel ... 64
Tabel 5.17 Perbandingan thitung dan ttabel ... 67
(17)
xv
DAFTAR GAMBAR
(18)
xvi ABSTRAK
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)
Brigita Tryas Wijayati NIM: 092114032 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan, (2) mengetahui pengaruh corporate social
responsibility (CSR) disclosure terhadap kinerja keuangan. Kinerja lingkungan
diukur menggunakan PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Lingkungan Perusahaan) dari Kementrian Lingkungan Hidup, CSR disclosure diukur menggunakan indeks CSR, kinerja keuangan diukur menggunakan Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Price Earnings Ratio (PER)
Penelitian ini merupakan jenis penelitian empiris. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan sampel 18 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengikuti PROPER periode 2009-2011. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel dengan pendekatan Ordinary Least Square.
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA, ROE dan PER. Sedangkan CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA, ROE dan PER.
(19)
xvii
ABSTRACT
The Influence of Environmental Performance and Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure on the Financial Performance
(An Empirical Study on the Manufacturing Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange during the Period of 2009-2011)
Brigita Tryas Wijayati NIM: 092114032 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
The purposes of this research are (1) to find out the effect of the environmental performance on the financial performance, (2) to find out the effect of Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure on the financial performance. The environmental performance is measured using PROPER (Program Penilaian
Peringkat Kinerja Lingkungan Perusahaan) from State Minister for The
Environment (Kementrian Lingkungan Hidup), CSR disclosure is measured using CSR index and financial performance is measured using Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), and Price Earnings Ratio (PER).
This research is an empirical research. The sample taken using purposive sampling methods were 18 manufacturing companies listed in the Indonesian stock exchange in the period of 2009-2011. The panel data is analyzed using Ordinary Least Square approach.
The researcher found that the environmental performance did not have the effect to the financial performance which measured using ROA, ROE and PER. Furthermore, CSR disclosure has an effect on the financial performance which measured using ROA, ROE and PER.
(20)
1
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini semakin
pesat. Semakin besar perusahaan semakin besar tanggung jawab perusahaan
tersebut. Perusahaan memiliki tanggung jawab melaporkan kegiatannya dengan
annual report dan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bentuk
pertanggung jawaban manajemen kepada pihak internal maupun eksternal
perusahaan. Investor, calon investor dan masyarakat dapat mengetahui kinerja
keuangan perusahaan dengan melihat laporan keuangan perusahaan. Kinerja
keuangan merupakan ukuran-ukuran tertentu yang dapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto,
2003). Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sangat penting
karena laba dapat digunakan sebagai salah satu ukuran keberhasilan suatu
perusahaan serta dapat digunakan untuk menunjukkan prospek perusahaan di
masa yang akan datang (Pujiasih, 2013).
Perusahaan selalu berupaya memperoleh laba sebesar-besarnya. Dalam
upayanya memperoleh laba, perusahaan sering kali menyebabkan kerusakan
lingkungan di sekitarnya. Banyak perusahaan yang kurang memperhatikan
dampak-dampak sosial yang timbul sebagai akibat aktivitas industri seperti
memperoleh bahan baku, proses produksi hingga pembuangan limbah produksi
(21)
2
dikendalikan (Fitriyani, 2012). Saat ini di Indonesia sering terjadi konflik
akibat kerusakan alam Indonesia yang semakin tidak terkendali. Adanya
eksploitasi alam yang berlebihan tanpa adanya konservasi serta buruknya
pengelolaan limbah menyebabkan munculnya berbagai permasalahan yang
berdampak pada kehidupan masyarakat, misalnya semakin banyaknya sungai
yang tercemar limbah industri, polusi udara semakin parah, banjir dan longsor
terjadi di berbagai tempat sebagai akibat semakin berkurangnya hutan
Indonesia.
Seiring berjalannya waktu masyarakat semakin menyadari dampak sosial
yang ditimbulkan perusahaan dalam menjalankan operasinya. Oleh karena itu,
masyarakat menuntut agar perusahaan memperhatikan dampak-dampak sosial
yang ditimbulkan dan berupaya mengatasinya (Rakhiemah, 2009). Perusahaan
dituntut tidak hanya memiliki laba besar melainkan juga harus mampu
mengelola limbahnya dengan baik, menjamin keselamatan dan kesejahteraan
pegawainya serta dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Saat ini
pelestarian dan konservasi alam serta tanggung jawab sosial perusahaan
menjadi perhatian baik pemerintah, investor maupun konsumen.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia menyadari bahwa masyarakat saat
ini sudah lebih memperhatikan dampak sosial yang ditimbulkan oleh
perusahaan oleh karena itu saat ini banyak perusahaan yang bersaing
menunjukkan corporate social responsibility perusahaannya pada masyarakat
umum. Hal ini dilakukan untuk memperoleh nama baik dan untuk
(22)
3
Dampak sosial yang ditimbulkan oleh perusahaan yang saat ini dianggap
sudah kritis dan menjadi perhatian banyak pihak adalah dampak terhadap
lingkungan. Konsumen, stakeholder, pemerintah, pihak-pihak yang terkait
dalam lingkungan hidup baik secara independen, nasional maupun
internasional berupaya meminimalisir dan mengatasi kerusakan lingkungan
hidup (Fitriyani, 2012). Masyarakat menginginkan agar dampak sosial yang
ditimbulkan perusahaan dapat dikontrol karena dampak sosial yang
ditimbulkan terhadap kehidupan masyarakat sangat besar (Pujiasih, 2013).
Pemerintah sudah membuat peraturan terkait dengan pengelolaan lingkungan
dan pengendalian pencemaran lingkungan di Indonesia. Pada tahun 1998 telah
ditetapkan Pelita Ketujuh TAP MPR No. II/MPR/1998 tentang GBHN yang
membahas mengenai pembangunan lingkungan hidup demi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan yang dinamis antara sistem ekologi, sosial
ekonomi dan sosial budaya.
Untuk mendukung pelaksanaan undang-undang yang mengatur mengenai
pengelolaan lingkungan, pemerintah membuat program untuk mengawasi dan
mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja lingkungannya yaitu
dengan mengadakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). PROPER memberikan
kesempatan kepada masyarakat luas untuk berperan secara aktif dalam
pengendalian dampak lingkungan. Pengawasan oleh masyarakat dan pasar
(23)
4
lingkungan hidup. Prinsip dasar PROPER adalah mendorong penataan
perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui instrumen insentif reputasi
dan disinsentif reputasi bagi perusahaan yang terlibat di dalamnya. Perusahaan
akan berupaya meningkatkan peringkat PROPER-nya apabila PROPER dapat
meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Namun, meskipun ada insentif dan disinsentif reputasi sampai saat ini masih
banyak perusahaan yang belum mengikuti PROPER. Perusahaan-perusahaan
yang telah mengikuti PROPER pun masih banyak yang belum menaati
peraturan. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyak perusahaan yang berada
pada peringkat merah dan hitam.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apakah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
2. Apakah CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
C.BATASAN MASALAH
1. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio return on
assets (ROA), rasio return on equity (ROE) dan rasio price earning ratio
(PER).
2. Kinerja lingkungan diukur dengan menggunakan Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
(24)
5
3. Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure diukur dengan indeks
CSR yang dihitung dengan menggunakan item-item pengungkapan
informasi sosial menurut Sembiring.
4. Data yang digunakan untuk menganalisis CSR Disclosure adalah annual
report perusahaan.
D.TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui apakah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
2. Untuk menetahui apakah CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
E.MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan
pengambilan keputusan mengenai kebijakan-kebijakan kinerja lingkungan
dan CSR Disclosure serta kinerja keuangan.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan
dan masukan yang memberikan suatu informasi, masukan atau bahan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan investasi pada suatu
(25)
6 3. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan dan
acuan dalam penelitian di bidang kinerja lingkungan bagi Universitas
Sanata Dharma.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini adalah sarana untuk memperdalam dan menerapkan
teori yang telah dipelajari selama ini.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk
penelitian selanjutnya.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini berisi uraian tentang teori-teori, kerangka pemikiran dan
pengembangan hipotesis yang digunakan dalam analisis
pembahasan masalah dalam penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, variabel penelitian,
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek
(26)
7
penelitian, jenis dan sumber data, data yang dibutuhkan, tehnik
pengumpulan data dan tehnik analisis data yang digunakan
dalam penelitian.
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi uraian tentang gambaran singkat Bursa Efek
Indonesia (BEI), gambaran singkat mengenai PROPER dan
gambaran mengenai perusahaan-perusahaan yang dijadikan
sampel.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi uraian tentang deskripsi data, pengolahan data,
analisis data, serta hasil dari penelitian yang dilakukan.
Bab VI : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran
(27)
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Legitimasi
Kinerja lingkungan dan CSR disclosure sangat erat kaitannya dengan
teori legitimasi. Teori legitimasi mengungkapkan bahwa perusahaan secara
berkelanjutan berusaha untuk bertindak sesuai dengan batas-batas dan
norma-norma dalam masyarakat, atas usahanya tersebut perusahaan berusaha agar
aktivitasnya diterima menurut persepsi pihak eksternal (Deegan, 1996)
Tanggung jawab sosial dan pengungkapannya merupakan usaha
perusahaan untuk memenuhi harapan-harapan masyarakat terhadap
perusahaan. Jika kinerja lingkungan perusahaan dan tanggung jawab sosial
perusahaan baik maka perusahaan dapat diterima oleh investor maupun
masyarakat pada umumnya. Perusahaan yang selalu berusaha untuk
menyelaraskan diri dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat dan
mengantisipasi terjadinya legitimacy gap maka perusahaan tersebut dapat
terus dianggap sah dalam masyarakat dan dapat terus bertahan hidup
(Fitriyani, 2012).
B. Signaling Theory (Teori Sinyal)
CSR disclosure dan kinerja keuangan perusahaan sangat berhubungan
dengan signaling theory. Teori sinyal menjelaskan adanya perbedaan
(28)
9
perusahaan untuk memberikan laporan keuangan pada pihak eksternal
(Prasetyaningrum, 2008, dalam Fitriyani, 2012).
Segala kebijakan dalam perusahaan akan berdampak pada stakeholders,
dalam hal ini khususnya terhadap investor dan calon investor. Oleh karena itu,
perusahaan harus menerbitkan annual report sebagai informasi mengenai
kondisi perusahaan. Informasi dalam laporan tahunan ini merupakan sinyal
bagi para investor dan calon investor yang dapat berarti positif maupun
negatif. Sinyal ini dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dalam
masyarakat. Salah satu aktivitas perusahaan yang memberikan informasi
sekaligus memberikan sinyal bagi pada investor adalah pengungkapan CSR
yang dilakukan oleh perusahaan terkait (Roida, 2008, dalam Fitriyani, 2012)
Perusahaan dapat meningkatkan nilainya melalui pelaporannya.
Signaling theory menekankan bahwa perusahaan akan cenderung menyajikan
informasi yang lebih lengkap untuk memperoleh reputasi yang lebih baik
dibandingkan perusahaan-perusahaan yang tidak mengungkapkannya
sehingga perusahaan tersebut dapat menarik investor (Fitriyani, 2012).
Perusahaan-perusahaan yang berani mengungkapkan CSR yang sudah mereka
lakukan dalam laporan tahunannya memberikan sinyal bahwa mereka lebih
baik dari pada perusahaan yang tidak mengungkapkannya.
C. Teori Agensi
Teori agensi merupakan teori yang berakar dari teori ekonomi, teori
keputusan, sosiologi dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini adalah
(29)
10
dengan pihak yang menerima wewenang, yaitu manager dalam bentuk kontrak
kerja sama. Kesenjangan informasi antara pemegang saham dan organisasi
sering kali timbul akibat adanya perbedaan kepentingan. Teori agensi
mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingan mereka
sendiri. Pemegang saham diasumsikan hanya tertarik pada hasil keuangan
yang meningkat atau pada kondisi investasi mereka. Sedangkan para agen
diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan
syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut (Permana, 2012).
D. Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan
lingkungan yang baik (green) (Suratno, 2006: 23). Perusahaan memberikan
perhatian terhadap lingkungan sebagai wujud pertanggung jawaban dan
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Kinerja lingkungan dapat
dilakukan dengan menerapkan akuntansi lingkungan yang merupakan
pengakuan dan integrasi dampak isu-isu lingkungan pada sistem akuntansi
tradisional suatu perusahaan. Dalam akuntansi juga memperhitungkan biaya
lingkungan yang merupakan eksternalitas ekonomi negatif atau biaya-biaya
yang timbul di luar pasar.
Kinerja lingkungan dapat diukur dengan menggunakan Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PROPER). PROPER merupakan salah satu upaya kebijakan yang dilakukan
pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong
(30)
11
penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan. Pelaksanaan PROPER diharapkan dapat memperkuat berbagai
instrumen pengelolaan lingkungan yang ada, seperti penegakan hukum
lingkungan, dan instrumen ekonomi. Di samping itu, penerapan PROPER
dapat menjawab kebutuhan akses informasi, transparansi dan partisipasi
publik dalam pengelolaan lingkungan. Pelaksanaan PROPER dilakukan
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 7 tahun 2008.
Hasil PROPER dipublikasikan secara terbuka kepada publik dan
stakeholder lainnya. Kinerja perusahaan dalam hal ini dikelompokkan ke
dalam peringkat warna. Peringkat kinerja penataan perusahaan PROPER
dikelompokkan dalam 5 (lima) peringkat warna. Masing-masing peringkat
warna mencerminkan kinerja perusahaan. Kinerja penaatan terbaik adalah
peringkat emas, dan hijau, selanjutnya biru, merah, dan kinerja penataan
terburuk adalah peringkat hitam. Lebih rincinya dijelaskan dalam tabel
berikut:
Tabel 2.1 Kriteria Peringkat PROPER
No Peringkat Keterangan
1 Emas Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan telah melakukan upaya 3 R
(Reuse, Recycle, Recovery), menerapkan sistem
pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan, serta melakukan upaya-upaya yang berguna bagi kepentingan masyarakat jangka panjang.
2 Hijau Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah mempunyai sistem pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R
(31)
12
Tabel 2.1 Kriteria Peringkat PROPER (lanjutan)
No Peringkat Keterangan
3 Biru Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
4 Merah Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
5 Hitam Belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan berarti, secara sengaja tidak melakukan upaya pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan, serta berpotensi mencemari lingkungan.
Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup, 2009
E. Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Darwin (2004) dalam Rahmawati (2012), tanggung jawab
sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan
perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan
interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di bidang
hukum.
Menurut Friedman (dalam Solihin, 2011), tanggung jawab sosial
perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan pemilik
perusahaan (owners), biasanya dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak
mungkin dengan senantiasa mengindahkan aturan dasar yang digariskan
dalam suatu masyarakat sebagaimana diatur oleh hukum dan
perundang-undangan. Konsepsi CSR harus diartikan sebagai salah satu strategi
(32)
13
Schermerhorn dalam Fitriyani (2012, 14) mendefinisikan CSR sebagai
suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka
sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik
eksternal. Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya
(profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan
(planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan
professional merupakan wujud nyata dari pelaksanaan CSR dalam upaya
penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat.
Berbagai cara yang dilakukan perusahaan untuk menjalankan CSR. Ada
beberapa perusahaan yang mendirikan yayasan atau organisasi sosial, ada juga
perusahaan yang bekerja sama dengan pihak lain atau dengan menjalankan
sendiri. Corporate Social Responsibility dapat diidentifikasi menjadi lima
dimensi, yaitu environmental, social, economic, stakeholder, and voluntariness.
F. Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure
Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure merupakan suatu
proses penyedia informasi yang dirancang untuk mengemukakan masalah
seputar social accountability, yang mana secara khas tindakan ini dapat
dipertanggungjwabkan dalam media-media seperti laporan tahunan maupun
dalam bentuk iklan yang berorientasi sosial. Pengungkapan CSR merupakan
pengungkapan suatu informasi mengenai aktivitas sosial yang dilakukan
perusahaan yang diharapkan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat
(33)
14
2001 dalam Rakhiemah, 2009: 5). CSR disclosure merupakan suatu metode
yang digunakan manajemen untuk berinteraksi dengan masyarakat secara luas
untuk mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap suatu organisasi atau
perusahaan.
Menurut Verrecchia (1983, dalam Suratno, Darsono dan Mutmainah,
2006) dengan discretionary disclosure teorinya mengatakan pelaku
lingkungan yang baik percaya bahwa dengan mengungkapkan performance
mereka berarti menggambarkan good news bagi pelaku pasar. Oleh karena itu,
perusahaan dengan environmental performance yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih
dibandingkan dengan perusahaan dengan environmental performance lebih
buruk.
Ada dua jenis pengungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah
ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Jenis
pengungkapan yang pertama adalah pengungkapan wajib (mandatory
disclosure), yaitu informasi yang harus diungkapkan oleh emiten yang diatur
oleh peraturan pasar modal di suatu negara. Sedangkan yang kedua adalah
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), yaitu pengungkapan yang
dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang
ada. Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi
yang sifatnya sukarela. Pengungkapan sosial di Indonesia termasuk ke dalam
kategori voluntary disclosure. Oleh karena itu perusahaan memiliki kebebasan
(34)
15
penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh
entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki filosofi manajerial yang
berbeda dan keluasaan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi
kepada masyarakat (Fitriyani, 2012: 14).
G. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu ukuran tertentu yang
digunakan oleh entitas untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kemampuan
perusahaan di dalam memperoleh laba dari aktivitas operasi perusahaan.
Kinerja keuangan juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang
telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja keuangan merupakan gambaran dari
keberhasilan perusahaan di dalam mengelola dan mengalokasikan sumber
dayanya. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menghitung
rasio-rasio perusahaan. Berikut ini rasio keuangan yang digunakan untuk
mengukur kinerja perusahaan menurut Brigham (2013):
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu
dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio likuiditas sering disebut
dengan short term liquidity. Rasio likuiditas ada dua, yaitu:
a) Rasio Lancar (Current Ratio) = x 100%
(35)
16
2. Rasio Manajemen Aset (Asset Management Ratios)
Rasio manajemen aset adalah rasio yang mengukur seberapa efektif
sebuah perusahaan mengatur asetnya. Rasio manajemen aset terdiri dari:
a) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) = b) Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih = c) Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover Ratio)
=
d) Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover) =
3. Rasio Manajemen Utang (Leverage)
Rasio manajemen utang/leverage menunjukkan proporsi atau
penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Rasio leverage menurut
Brigham (2013) :
a) Total Utang terhadap Total Aset (Debt Ratio) = b) Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga =
c) Rasio Cakupan EBITDA
=
4. Rasio Profitabilitas
Rasio keuangan banyak jumlahnya dan setiap rasio memiliki
(36)
17
investor dan calon investor. Jika investor ingin melihat seberapa besar
perusahaan menghasilkan return atas investasi yang akan mereka tanamkan,
yang akan dilihat pertama kali adalah rasio profitabilitas (Anindito, 2012).
Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.
Semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan
keuntungan perusahaan. Menurut Brigham (2013), rasio profitabilitas
secara umum ada empat, yaitu:
a) Pengembalian atas Total Aset (Return on Assets)= b) Pengembalian atas Ekuitas Biasa (Return On Equity) = c) Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (BEP) =
d) Margin Laba atas Pejualan (Profit Margin on Sales) =
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA dan ROE.
ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki
perusahaan. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk melihat kinerja
manajer di dalam mengelola perusahaan, dan bagaimana manajer dapat
menggunakan aset semaksimal mungkin unuk menghasilkan laba
perusahaan semaksimal mungkin. Kinerja perusahaan dinilai baik apabila
nilai ROA meningkat, yang berarti perusahaan semakin efisien dalam
(37)
18
kinerja keuangan perusahaan semakin baik. ROA digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan mengelola
dan mengolah semua aset yang dimilikinya. ROA tinggi mengindikasikan
bahwa perusahaan dapat memanfaatkan asetnya dengan sebaik-baiknya.
Menurut Sinaga (2011) ROA biasanya digunakan oleh manajemen sebagai
indikator untuk mengukur kinerjanya.
ROE dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas
perusahaan serta dapat digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan
dalam mengelola modal yang dimiliki. ROE yang meningkat dapat
diartikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan profit yang besar tanpa
harus meningkatkan modal. Semakin besar prosentase ROE maka akan
semakin baik kinerja perusahaan. ROE sering digunakan sebagai indikator
oleh investor dalam analisis fundamentalnya karena ROE berkaitan
langsung dengan return yang akan investor terima (Sinaga, 2011).
5. Rasio Nilai Pasar
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan, pengukurannnya berdasarkan harga saham saat ini terhadap
beberapa nilai akuntansi tertentu. Rasio nilai pasar memberikan indikasi
bagi manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap resiko
dan prospek perusahaan dimasa depan (Brigham, 2013). Rasio nilai pasar
terdiri dari:
a) Earning per Share =
(38)
19
c) Price Cash Flow Ratio =
d) Market/Book Ratio =
H. Pengembangan Hipotesis
Pengembangan hipotesis perlu dilakukan dengan menggunakan teori yang
relevan atau dengan logika dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hipotesis
perlu dikembangkan dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya karena
hasil tersebut digunakan untuk menentukan arah dari hipotesisnya (Jogiyanto,
2004). Pengembangan hipotesis berdasarkan penelitian terdahulu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja keuangan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan akan
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Almilia dan Wijayanto
(2007) membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi. Kinerja lingkungan yang baik
dipercaya dapat meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat
sehingga dapat menjamin legitimasi dan keberlanjutan masa hidup
perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang mengelola lingkungan dengan
baik dan sudah mendapatkan pengakuan secara resmi dari pemerintah tidak
akan mengalami permasalahan sosial yang berarti sehingga dapat
meminimalisir dana yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan
sosial. Dengan demikian dana yang dimiliki perusahaan dapat digunakan
(39)
20
Hasil penelitian Djuitaningsih (2012) dan Suratno (2006) juga
menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan baik
akan memperoleh reward dari pasar. Perusahaan yang memiliki kinerja
lingkungan baik sebenarnya didukung oleh sistem manajemen lingkungan
yang baik. Sistem manajemen lingkungan yang baik dapat mencegah
terjadinya konflik sosial. Kinerja lingkungan yang baik juga dapat
berpengaruh terhadap penilaian masyarakat terhadap perusahaan sehingga
dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap produk-produk dari
perusahaan tersebut.
PROPER dapat menjadi nilai lebih bagi perusahaan yang
mengikutinya sehingga dapat menarik minat investor.
Perusahaan-perusahaan yang mengikuti PROPER memperoleh pendampingan dan
perhatian secara langsung dari pemerintah dan kelompok-kelompok yang
peduli terhadap lingkungan hidup sehingga dapat memperkecil
kemungkinan terjadinya permasalahan lingkungan hidup yang dapat
merugikan perusahaan dan lingkungan sekitar perusahaan di masa yang
akan datang. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik
memiliki nilai investasi jangka panjang yang baik. Perusahaan yang kinerja
lingkungannya baik diharapkan akan memiliki nama baik dimata
stakeholder sehingga pasar akan memberikan respons positif. Kinerja
lingkungan perusahaan dapat mempengaruhi perilaku investor dan calon
(40)
21
akan meningkatkan pengungkapan kinerjanya dalam laporan tahunan dan
diharapkan akan mendapat respons positif dari pasar dan kinerja ekonomi
perusahaan pun dapat memperoleh dampak positif. Berdasarkan uraian
tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H01 Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROAt+1)
Ha1 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA t+1)
H02 Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROE t+1)
Ha2 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROE t+1)
H03 Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(PER t+1)
Ha3 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (PER t+1)
2. Pengaruh CSR disclosure terhadap Kinerja keuangan
Corporate social responsibility akan meningkatkan laba perusahaan
dan kinerja keuangan perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan yang
baik dipercaya dapat meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat
dan stakeholder sehingga dapat menjamin legitimasi dan keberlanjutan
masa hidup perusahaan (Setya, 2013). CSR disclosure merupakan investasi
jangka panjang bagi perusahaan agar mampu bertahan hidup dan bersaing
dalam masyarakat (Kiroyan, 2006 dalam Sayekti, 2007).
Perusahaan-perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosial
(41)
22
permasalahan sosial yang berarti sehingga dapat meminimalisir dana yang
diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan sosial. Dengan demikian
dana yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk memaksimalkan
laba. Saat ini masyarakat sangat memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan sehingga baik buruknya tanggung jawab perusahaan dapat
mempengaruhi penerimaan masyarakat terhadap keberadaan perusahaan
tersebut dan juga dapat berpengaruh terhadap pemakaian produk dari
perusahaan-perusahaan tersebut (Candrayanthi, 2013).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa CSR disclosure berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian Restuningdiah (2010)
menunjukkan bahwa CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja
keuangan yang diproksikan dengan ROA. Aktivitas CSR menjadi good
news bagi masyarakat yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Sedangkan penelitian Dahlia (2008) dan Candrayanthi (2013) menunjukkan
bahwa CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang
diproksikan dengan ROE. Aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan oleh
perusahaan terbukti memiliki dampak produktif yang signifikan terhadap
kinerja keuangan. CSR menunjukkan tingkat akuntabilitas perusahaan,
meminimalisir risiko dan melindungi image baik perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Syahnaz (2012) menunjukkan bahwa CSR
disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan
(42)
23
memperhatikan CSR disclosure sebelum menginvestasikan dananya. Para
investor lebih menyukai berinvestasi pada perusahaan yang memiliki
hubungan baik dengan masyarakat. Perusahaan yang mengungkapkan
tanggung jawab sosialnya lebih disukai oleh investor karena lebih terjamin
legitimasinya.
Hal ini memberikan penjelasan bahwa CSR disclosure perusahaan
memberikan akibat pada kinerja keuangan perusahaan yang tercermin pada
rasio profitabilitas dan rasio pasar. Berdasarkan uraian tersebut maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H04 CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA t+1)
Ha4 CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja financial (ROA t+1)
H05 CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROE t+1)
Ha5 CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROE t+1)
H06 CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (PER t+1)
Ha6 CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja financial (PER t+1)
I. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori dan diperkuat dengan penelitian terdahulu
diduga bahwa kinerja lingkungan dan CSR disclosure berpengaruh terhadap
kinerja keuangan. Dengan demikian dapat dirumuskan kerangka pemikiran
penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Kinerja
Lingkungan Kinerja Keuangan
ROA
ROE
(43)
24
Kinerja lingkungan dan CSR disclosure sangat erat kaitannya
dengan teori legitimasi. Teori legitimasi ini terdapat dalam hubungan antara
kinerja lingkungan dan CSR disclosure dengan kinerja keuangan
perusahaan. Dalam hubungan corporate social responsibility disclosure
dengan kinerja keuangan perusahaan juga terdapat signaling theory
(Rahmawati, 2012). CSR disclosure
(44)
25
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris pada
perusahaan-perusahaan yang mengikuti PROPER Kementrian Lingkungan Hidup serta
perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009-2011. Studi empiris merupakan studi yang dilakukan berdasarkan data-data
eksperimental hasil pengamatan, pengalaman serta uji coba yang dianalisis
sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat mewakili populasi yang
diteliti.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi
oleh variabel independen (Muhidin, 2007: 14). Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan. Alat yang
digunakan untuk melakukan analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini
adalah rasio keuangan, yaitu rasio profitabilitas dan rasio pasar. Rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset
(ROA) dan Return on Equity (ROE). Menurut Brigham (2013) rumus yang
digunakan untuk menghitung ROA adalah:
(45)
26
Rumus yang digunakan untuk menghitung ROE adalah:
Rasio yang digunakan untuk mewakili rasio pasar dalam penelitian ini
adalah price earning ratio (PER). Rumus yang digunakan untuk
menghitung PER adalah:
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya
(terpengaruhnya) variabel dependen (Muhidin, 2007: 14). Variabel
Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan perusahaan adalah kinerja perusahaan dalam
menciptakan lingkungan yang baik (green). Kinerja lingkungan ini
diukur dari prestasi perusahaan mengikuti PROPER yang merupakan
salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup
(KLH). Sistem peringkat kerja PROPER mencakup pemeringkatan
perusahaan dalam lima (5) warna yakni emas, hijau, biru, merah, dan
hitam. Dalam penelitian ini, pengukuran dilakukan dengan memberikan
nilai sesuai dengan peringkat warna yang diperoleh perusahaan. Setiap
warna memiliki kriteria tertentu yang sudah ditentukan oleh Kementrian
(46)
27
Nilai berdasarkan peringkat yang diperoleh perusahaan tercantum
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Skor Berdasarkan Peringkat Proper
Peringkat Warna Skor
Emas 5
Hijau 4
Biru 3
Merah 2
Hitam 1
Sumber: Sudaryanto (2011)
b. Corporate Social Responsibility Disclosure
CSR Disclosure adalah pengungkapan informasi yang berkaitan
dengan lingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan. Untuk
mengukur CSR disclosure ini digunakan indeks CSR. Instrumen
pengukuran dalam checklist yang akan digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada instrumen yang digunakan Sembiring (2005), yang
mengelompokkan informasi CSR ke dalam 7 kategori yakni: lingkungan,
energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain - lain tenaga kerja,
produk, keterlibatan masyarakat, dan umum.
Kategori yang digunakan untuk mengelompokkan informasi CSR
tersebut diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Hackston dan
Milne (1996) dalam Sudaryanto (2011). Ketujuh kategori tersebut
terbagi dalam 90 item pengungkapan. Berdasarkan peraturan Bapepam
No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan dan kesesuaian item tersebut untuk
diaplikasikan di Indonesia maka dilakukan penyesuaian (Sembiring,
2005) hingga tersisa 78 item pengungkapan. Tujuh puluh delapan item
(47)
28
industri sehingga item pengungkapan yang diharapkan dari setiap sektor
berbeda – beda. Total item CSR berkisar antara 63 sampai 78, tergantung dari jenis industri perusahaan. Pendekatan untuk menghitung indeks
CSR pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item
CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan
nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffa et al, 2005 dalam Sayekti dan
Wondabio, 2007). Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk
memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus
perhitungan CSRI adalah sebagai berikut :
Keterangan:
CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
nj : jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78
Xij : dummy variabel: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak
diungkapkan
Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian dilakukan melalui website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id),
website PROPER Menteri Lingkungan Hidup (www.proper.menhl.go.id), Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan website masing-masing
perusahaan sampel.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013-Juni 2015.
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang mengikuti PROPER
(48)
29
2. Objek penelitian ini adalah annual report perusahaan tahun 2009-2011
untuk menganalisis CSR Disclosure, laporan keuangan perusahaan tahun
2010-2012 yang dipublikasikan untuk menganalisis kinerja keuangannya
dan peringkat PROPER masing-masing perusahaan yang diterbitkan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup pada tahun 2009-2011.
E. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti
(Ghozali, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
yang telah mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) serta terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2009-2011.
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil
dengan menggunakan teknik tertentu. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang dilakukan
dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu
(Jogiyanto, 2010: 79). Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk
mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
(49)
30
b)Perusahaan - perusahaan yang terdaftar dalam Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) pada
tahun 2009 - 2011.
c) Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan (annual report) yang
berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode 2009 - 2011.
d)Perusahaan yang memiliki laporan keuangan tahun 2010-2012.
Berdasarkan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling tersebut
diperoleh sampel yang memenuhi kriteria diatas sebanyak 18 perusahaan.
Berikut cara memperoleh sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan, yaitu:
Tabel 3.2 Pemilihan Sampel
No Deskripsi Penelitian Jumlah
Perusahaan
Jumlah Data 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2009- 2011
148 444
2 Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar dalam PROPER tahun 2009-2011
(114) (342) 3 Perusahaan manufaktur yang annual report dan
laporan keuangannya tidak lengkap (2009-2011)
(16) (48) 4 Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan
sampel
18 54
5 Data yang dijadikan sampel 54
F. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara atau yang diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Indriantoro,
1999: 147). Data penelitian ini diperoleh dari Laporan hasil penilaian Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
(50)
31
2009-2011, Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) dan website masing-masing perusahaan sampel.
G. Data yang Dibutuhkan Dalam Penelitian
1. Peringkat PROPER tiap perusahaan pada tahun 2009-2011.
2. Informasi yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan terkait Corporate
Social Responsibility di dalam annual report perusahaan tahun 2009-2011.
3. Laba bersih, total aset perusahaan, total ekuitas, harga saham serta EPS
perusahaan tahun 2010-2012.
H. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara
memperoleh data peringkat PROPER dari laporan hasil program penilaian
peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup (PROPER)
yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup.
Annual report, laporan keuangan dan laporan rangkuman kinerja
perusahaan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui website
www.idx.co.id serta Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan website masing-masing perusahaan.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara melaksanakan analisis terhadap data,
dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga
(51)
32
untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
penelitian (Zulfa, 2013).
1. Transformasi Data Ordinal
Method of Succesive Interval merupakan metode yang digunakan untuk
mengkonversi data ordinal menjadi data interval. Menurut Muhidin (2007)
langkah yang digunakan untuk menaikkan tingkat pengukuran dari skala
ordinal ke skala interval melalui method of succesive interval adalah:
a) Menghitung frekuensi setiap kategori.
b) Menghitung proporsi untuk setiap kategori dengan membagi jumlah
frekuensi tiap kategori dengan total keseluruhan sampel.
c) Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga menghasilkan proporsi
kumulatif untuk setiap kategori.
d) Hitung nilai Z untuk setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada
setiap kategori dengan menggunakan tabel distribusi normal baku.
e) Menghitung nilai skala untuk setiap nilai Z dengan rumus :
f) Melakukan transformasi nilai skala dengan rumus: Y= SVi + l SVMin l
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan informasi mengenai karakteristik
variabel penelitian serta cara pengumpulan dan penyajian data sehingga
mudah dipahami. Statistik deskriptif hanya berfungsi untuk menerangkan
(52)
33
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, varians, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan
skewness (Ghozali, 2006).
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
menghitung nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi pada
kinerja lingkungan, Indeks CSR Disclosure serta kinerja keuangan
perusahaan.
3. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual terdistribusi normal atau
tidak. Jika nilai residual tidak terdistribusi secara normal maka uji
statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2011)
Pengujian normalitas dilakukan melalui Kolmogorov-Smirnov.
Penerapan pada uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:
1)Apabila angka signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2)Apabila angka signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal.
b) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen
(Ghozali, 2006). Semakin kecil korelasi antara variabel independen
(53)
34
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Jika
terdapat multikolinearitas akan berakibat koefisien regresi tidak dapat
ditentukan serta standar deviasi menjadi tidak terhingga. Alat statistik
yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas
adalah dengan variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara
variabel-variabel bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan condition
index (CI).
Suatu model regresi menunjukkan adanya multikolinearitas jika nilai
Tolerance < 0,10, atau Nilai VIF > 10. Dari output regresi jika
didapatkan nilai tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, berarti
tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2006).
c) Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika beda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
Cara mendeteksi heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai
absolute residual terhadap variabel independen dengan persamaan
regresi:
(54)
35
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2006:109).
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 pada persamaan regresi
linier. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan ada masalah autokorelasi.
Menurut Ghozali (2006), autokorelasi mucul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini
timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Dalam model regresi yang baik adalah
tidak terjadi autokorelasi.
Ada atau tidak adanya autokorelasi dapat diketahui dengan
menggunakan run test. Run test sebagai bagian dari statistik
non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual
terdapat korelasi yang tinggi. Run test digunakan untuk melihat apakah
data residual terjadi secara random atau tidak (Ghozali, 2006: 103).
4. Regresi Data Panel
Data panel merupakan data yang memiliki dimensi waktu dan dimensi
ruang (Suharjo, 2008). Data panel merupakan gabungan antara data time
series dan cross seaction. Menurut Ghozali (2006: 21) kelebihan
(55)
cross-36
section adalah data panel memberikan data yang lebih informatif, lebih
bervariasi, menghasilkan degree of fredom yang lebih besar dan lebih
efisien. Data panel juga mampu mendeteksi dan mengukur pengaruh yang
tidak dapat diobservasi melalui data murni time series dan cross-section.
Ada tiga model dalam penelitian dengan menggunakan data panel, yaitu
pooled OLS, Fixed effect, dan Random effect.
a) Pooled OLS
Model Pooled OLS merupakan pendekatan yang paling sederhana
karena hanya mengombinasikan data time series dan cross seaction.
Dimensi ruang dan waktu diabaikan dalam pendekatan ini sehingga
dapat diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam
berbagai rentang waktu. Dalam penelitian ini digunakan model Pooled
OLS, yaitu dengan persamaan:
1) Persamaan model I
ROAt+1= 1 + 1KL + 2CSRD +
2) Persamaan model II
ROEt+1 = 1 + 1KL + 2CSRD +
3) Persamaan model III
PERt+1= 1 + 1KL + 2CSRD +
Keterangan:
KL : Kinerja Lingkungan
CSRD : Corporate Social Responsibility Disclosure
α1 : intersept (konstanta) β1-β2 : koefisien Regresi
(56)
37
b) Fixed effect
Model ini menggunakan variabel dummy untuk memasukkan
pengaruh individu (perusahaan). Variabel dummy digunakan untuk
menangkap adanya perbedaan intersept. Koefisien regresi diasumsikan
tetap antar perusahaan dan antar waktu, namun interseptnya berbeda
antar perusahaan meskipun sama antar waktu.
c) Random effect
Model Random effect menggunakan variabel dummy untuk
memasukkan pengaruh individu (perusahaan) serta pengaruh waktu.
Metode ini memasukkan variabel gangguan (eror terms) yang mungkin
akan muncul pada hubungan antar waktu dan perusahaan. Persamaan
model random effect:
= 0 + 1 + 2 2 + �
Setiap individu memiliki keragaman konstanta dan berlaku bagi
pengamatan di dalam individu tersebut.
5. Pengujian Hipotesis
a) Pengujian secara simultan (uji F)
Uji F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat atau tidak (Kuncoro, 2003).
1)Merumuskan Hipotesis
(57)
38
Ho CSR disclosure dan kinerja lingkungan secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Ha: β1 ≠β2 ≠ 0
Ha CSR disclosure dan kinerja lingkungan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
2)Menentukan tingkat signifikansi (α) dan F tabel
Tingkat signifikansi (α) yang diharapkan adalah 5% (0,05) atau
confidance interval sebesar 95%.
3)Menentukan F hitung
f hitung =
4)Menentukan kriteria pengujian
Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel
Ho tidak ditolak apabila Fhitung≤ Ftabel
5)Membandingkan Fhitung dan Ftabel
6)Menarik kesimpulan
- Ho ditolak berarti CSR disclosure dan kinerja lingkungan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
- Ho tidak ditolak berarti CSR disclosure dan kinerja lingkungan
secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
b)Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial kinerja
lingkungan dan CSR disclosure berpengaruh secara signifikan terhadap
(58)
39
1) Merumuskan hipotesis
H0: β1 ; β2 ; β3 ; β4 ; β5 ; β6; β7 ; β8 = 0
Ha : β1 ; β2 ; β3 ; β4 ; β5 ; β6; β7 ; β8≠ 0
H01 Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan (ROAt+1)
Ha1 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROA t+1)
H02 Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan (ROE t+1)
Ha2 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROE t+1)
H03 Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan (PER t+1)
Ha3 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(PER t+1)
H04 CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROA t+1)
Ha4 CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja financial (ROA t+1)
H05 CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROE t+1)
Ha5 CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(59)
40
H06 CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(PER t+1)
Ha6 CSR disclosure berpengaruh terhadap kinerja financial (PER t+1)
2) Menentukan tingkat signifikan
Tingkat signifikansi sebesar 5% dengan tingkat keyakinan
sebesar 95%.
3) Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan tingkat signifikan
Apabila thitung > t tabel, maka H0 ditolak
Apabila thitung < t tabel, maka H0 tidak ditolak
4) Mengambil Keputusan
Apakah H0 ditolak atau tidak ditolak
5) Menarik Kesimpulan
a) Jika H01 ditolak, berarti Kinerja lingkungan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan (ROA t+1).
Jika H01 tidak ditolak, berarti Kinerja lingkungan tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA t+1).
b) Jika H02 ditolak, berarti Kinerja lingkungan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan (ROE t+1).
Jika H02 tidak ditolak, berarti Kinerja lingkungan tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROE t+1).
c) Jika H03 ditolak, berarti Kinerja lingkungan berpengaruh
(60)
41
Jika H03 tidak ditolak, berarti Kinerja lingkungan tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (PER t+1).
d) Jika H04 ditolak, berarti Pengungkapan CSR berpengaruh
terhadap kinerja keuangan (ROA t+1).
Jika H04 tidak ditolak, berarti Pengungkapan CSR tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA t+1).
e) Jika H05 ditolak, berarti Pengungkapan CSR berpengaruh
terhadap kinerja keuangan (ROE t+1).
Jika H05 tidak ditolak, berarti Pengungkapan CSR tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROE t+1).
f) Jika H06 ditolak, berarti Kinerja lingkungan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan (PER t+1).
Jika H07 tidak ditolak, berarti Kinerja lingkungan tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (PER t+1).
c) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model
dapat menjelaskan variabel terikat, yaitu dengan menghitung koefisien
determinasi (adjusted R2). Nilai koefisien determinasi antara nol dan
satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan variabel terikat sangat terbatas, begitu pula sebaliknya
(Ghozali, 2006: 83). Semakin besar adjusted R2 suatu variabel
independen, maka menunjukkan semakin dominan pengaruh variabel
(61)
42
mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen (Sudaryanto, 2011). Nilai adjusted R2
yang kecil atau dibawah 0,5 berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat kecil. Apabila
terdapat nilai adjusted R2 bernilai negatif, maka dianggap bernilai nol
(Ghozali, 2006). Secara sistematis jika R2 = 0, maka adjusted R2 =
(62)
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A.Bursa Efek Indonesia
Menurut UU Republik Indonesia No.8/1995, bursa efek merupakan
pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak yang lain dengan
tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Bursa efek merupakan suatu
system convenant yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk
mempertemukan penjual efek (pihak defisit dana) dengan pembeli efek (pihak
yang surplus dana) secara langsung atau melalui wakil-wakilnya. Fungsi dari
bursa efek adalah menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah
ditawarkan kepada masyarakat, menciptakan harga wajar bagi efek yang
bersangkutan melalui mekanisme pasar, membantu pembelanjaan (pemenuhan
dana) dunia usaha melalui penghimpunan dana masyarakat dalam pemilikan
saham-saham perusahaan (Hartri: 2005).
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange
(IDX)) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan
transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta
dengan Bursa Efek Surabaya. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi
pada 1 Desember 2007.
BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated
(1)
104
LAMPIRAN VII
Uji Autokorelasi Persamaan I
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea .00777
Cases < Test Value 27
Cases >= Test Value 27
Total Cases 54
Number of Runs 24
Z -1.099
Asymp. Sig. (2-tailed) .272 a. Median
Uji Autokorelasi Persamaan II
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -.01966
Cases < Test Value 27
Cases >= Test Value 27
Total Cases 54
Number of Runs 26
Z -.550
Asymp. Sig. (2-tailed) .583 a. Median
(2)
105
Uji Autokorelasi Persamaan III
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -1.89926
Cases < Test Value 27
Cases >= Test Value 27
Total Cases 54
Number of Runs 27
Z -.275
Asymp. Sig. (2-tailed) .783 a. Median
(3)
106
LAMPIRAN VIII
Regresi Data Panel Persamaan I
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson 1 .654a .428 .406 .1107073 1.658 a. Predictors: (Constant), CSR_Disclosure, K_Lingkungan
b. Dependent Variable: ROA
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .468 2 .234 19.094 .000a
Residual .625 51 .012 Total 1.093 53
a. Predictors: (Constant), CSR_Disclosure, K_Lingkungan b. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -.313 .069 -4.571 .000
K_Lingkungan .017 .023 .094 .709 .481 .635 1.576 CSR_Disclosure .702 .157 .593 4.461 .000 .635 1.576 a. Dependent Variable: ROA
Coefficient Correlationsa
Model CSR_Disclosure K_Lingkungan 1 Correlations CSR_Disclosure 1.000 -.605
K_Lingkungan -.605 1.000 Covariances CSR_Disclosure .025 -.002 K_Lingkungan -.002 .001 a. Dependent Variable: ROA
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) K_Lingkungan CSR_Disclosure 1 1 2.942 1.000 .01 .01 .00
2 .036 9.052 .74 .55 .01 3 .022 11.453 .25 .44 .99 a. Dependent Variable: ROA
(4)
107
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value -.080716 .273608 .091885 .0939735 54 Residual
-5.3858405E-1 .2127316
- 3.3168555E-17
.1085984 54
Std. Predicted Value -1.837 1.934 .000 1.000 54 Std. Residual -4.865 1.922 .000 .981 54 a. Dependent Variable: ROA
Regresi Data Panel Persamaan II
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .638a .407 .384 .2168911 a. Predictors: (Constant), CSR_Disclosure, K_Lingkungan
b. Dependent Variable: ROE
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.646 2 .823 17.500 .000a
Residual 2.399 51 .047 Total 4.046 53
a. Predictors: (Constant), CSR_Disclosure, K_Lingkungan b. Dependent Variable: ROE
Koefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -.581 .134 -4.327 .000
K_Lingkungan .013 .046 .040 .294 .770 .635 1.576 CSR_Disclosure 1.395 .308 .613 4.529 .000 .635 1.576 a. Dependent Variable: ROE
Coefficient Correlationsa
Model CSR_Disclosure K_Lingkungan 1 Correlations CSR_Disclosure 1.000 -.605
K_Lingkungan -.605 1.000 Covariances CSR_Disclosure .095 -.009 K_Lingkungan -.009 .002 a. Dependent Variable: ROE
(5)
108
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) K_Lingkungan CSR_Disclosure 1 1 2.942 1.000 .01 .01 .00 2 .036 9.052 .74 .55 .01 3 .022 11.453 .25 .44 .99 a. Dependent Variable: ROE
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value -.137969 .509585 .167443 .1762537 54 Residual
-6.2943059E-1 .7099146
- 4.2661348E-17
.2127595 54
Std. Predicted Value -1.733 1.941 .000 1.000 54 Std. Residual -2.902 3.273 .000 .981 54 a. Dependent Variable: ROE
Regresi Data Panel Persamaan III
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson 1 .346a .120 .085 17.01312 1.762 a. Predictors: (Constant), CSR_Disclosure, K_Lingkungan
b. Dependent Variable: PER
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2007.269 2 1003.635 3.467 .039a
Residual 14761.751 51 289.446 Total 16769.020 53
a. Predictors: (Constant), CSR_Disclosure, K_Lingkungan b. Dependent Variable: PER
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .793 10.530 .075 .940
K_Lingkungan -5.315 3.599 -.244 -1.477 .146 .635 1.576 CSR_Disclosure 63.553 24.168 .434 2.630 .011 .635 1.576 a. Dependent Variable: PER
(6)
109
Coefficient Correlationsa
Model CSR_Disclosure K_Lingkungan 1 Correlations CSR_Disclosure 1.000 -.605
K_Lingkungan -.605 1.000 Covariances CSR_Disclosure 584.096 -52.581 K_Lingkungan -52.581 12.952 a. Dependent Variable: PER
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) K_Lingkungan CSR_Disclosure 1 1 2.942 1.000 .01 .01 .00
2 .036 9.052 .74 .55 .01 3 .022 11.453 .25 .44 .99 a. Dependent Variable: PER
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 1.9395 32.3774 17.4572 6.15410 54 Residual -3.74028E1 63.39074 .00000 16.68903 54 Std. Predicted Value -2.522 2.424 .000 1.000 54 Std. Residual -2.198 3.726 .000 .981 54 a. Dependent Variable: PER